1

22 10 8
                                    

Jessy berjalan menyusuri koridor kampus bersama ketiga temannya, mereka berbincang ringan sambil sesekali tertawa. Kayla, Sinta, dan Ola mereka berempat mulai berteman sejak hari pertama kuliah dimulai. Entah bagaimana caranya, mereka sudah duduk di 1 meja kantin, berbasa basi, lalu sejak itu mereka selalu bersama jika ingin berpergian kemana-mana.

"Laper nih, kantin yuk" ucap Ola sambil memegangi perutnya

"Makan mulu isi otaknya, yaudah ayo ke kantin. Gue juga udah laper" ucap Kayla dan berjalan lebih dulu meninggalkan teman-temannya yang mendengus kesal dengan tingkah Kayla.

Sesampainya di kantin, mereka langsung menempati meja paling sudut, satu-satunya meja yang masih tersisa

"Gue mau nasi goreng, sama milkshake coklat." Ucap Sinta cepat.

"Gue mau sate padang, terus minumnya thaitea." Ucap Kayla tak kalah cepat.

"Jess, lo aja ya yang pesan makanannya, gue udah laper banget ngga sanggup jalan. Ntar kalau gue pingsan kalian yang ribet." Ucap Ola, sambil menyandarkan keningnya di meja kantin.

"Iya biar Jessy yang pesan makanannya. Ola mau makan apa?"

"Gue mau Mie ayam baksonya 1 terus sama estehnya 2."

"Nafsu-nafsu. Karet banget tuh perut." Ucap Kayla setelah mendengar pesanan Ola.

"Biarin, yang penting ngga buncit-buncit walaupun udah makan banyak." Ucap Ola membalas ledekan Kayla.

Jessy berjalan sendiri menuju pedagang mie ayam, di sana ternyata ada Joe teman sekelasnya yang juga sedang mengantri mie ayam.

"Eh Jess, tadi lo dicariin sama Kak Alan." Ucap Joe yang melihat kehadiran Jessy disampingnya.

"Oh oke, makasih ya Joe."

Jessy ingin segera kembali kepada teman-temannya. Bisa-bisanya Kak Alan menanyakan dirinya kepada Joe. Kak Alan adalah senior tingkat atas, mereka berteman tapi tak banyak yang tau tentang kedekatan mereka. Kak Alan adalah orang yang baik, sangat baik hingga Jessy sudah menganggap Kak Alan seperti Kakaknya sendiri.

Setelah selesai memesan makanan, jessy bergegas kembali menuju mejanya, dia langsung menceritakan mengenai Kak Alan yang mencarinya kepada Kayla, Ola, dan Sinta.

"Ya ngga apa-apa si kalau menurut gue. Kan dia cuma nanyain lo, ngga nanyain yang aneh-aneh."  Ucap Kayla setelah mendengar cerita Jessy

"Ya tapikan ngga enak, ntar yang lain pada mikir yang nggak-nggak" Ucap Jessy

"Udah la Jess, bawa santai aja. Perkara nanya doang. Lo aja yang mikirnya kejauhan, lagian apa salahnya sih yang lain tau kalau kalian deket?" Jawab Sinta sambil berkaca di kaca kecil yang baru ia ambil dari dalam tasnya.

"Kak Alan kurang apa si Jes ? Dia udah baik sama lo, bahkan ke kita-kita juga. Dia bahkan rela nyariin lo katak buat praktikum kemarin, padahal cuaca lagi ngga bagus. Ya emang si kadang tingkahnya receh, kaya orang aneh, tapi kalau buat pacaran menurut gue si ngga masalah." Ucap Ola lagi, sambil menatap serius kepada Jessy.

"Justru karena Kak Alan terlalu baik, Jessy ngga mau nyakitin Kak Alan. Jessy ngga mau kalau someday kita pacaran, terus putus ntar hubungannya bakal jadi canggung, bahkan mungkin bakal kaya orang ngga kenal. Jessy ngga mau hubungan yang kaya gitu, Jessy emang suka Kak Alan, tapi bukan perasaan suka yang mengarah ke cinta, lebih ke perasaan suka dan sayang ke sahabat." Jelas Jessy panjang lebar kepada teman-temannya.

"Jess, ada Kak Alan sama temen-temennya tuh baru nyampe." Ucap Kayla sambil melihat ke arah pintu kantin.

"Yaudah si, biarin aja." Ucap Jessy sambil memasukkan cabai kedalam baksonya yang baru saja tiba.

Sedangakan di sisi lain, Alan melihat ada Jessy dan teman-temannya disudut kantin. Ia melihat kalau Kayla dan Ola sedang melihat ke arahnya, tapi tidak dengan Jessy. Alan hanya bisa tersenyum dan berjalan dibelakang teman-temannya.

Sebentar lagi mereka sampai didekat meja Jessy dan teman-temannya karena kebetulan meja yang kosong hanya ada disebelah meja tersebut. Sesampainya disana terdengar sapaan dari Jessy dan teman-temannya untuk mereka. Alan dan teman-temannya tersenyum dan membalas singkat sapaan tersebut.

"Yang nyapa tadi junior ya?" Tanya teman Alan.

"Iya, junior angkatan 20."

"Ehm, si Alan tau banget." Ejek salah satu teman Alan.

"Apa lo? Ngga usah ngeledek, laper nih gue, ntar lo yang gue makan." Balas Alan ketus kepada temannya

"Ihh atutt, mau lari keliling lapangan aja." Ejekan dari teman Alan malah bertambah hingga membuat Alan makin kesal.

Suara tawa Alan dan teman-temannya terdengar sampai ke meja yang di tempati Jessy, Ola, Sinta, dan Kayla. Membuat sesekali mereka mereka mencuri pandang ke arah meja yang ada di depan meja mereka.

"Kak Alan Ngga gentle banget, tadi aja Nyariin Jessy, giliran ketemu malah ngga disapa." Ucap Ola dengan berbisik kepada teman-temannya.

"Emang udah bener keputusan Jessy, lo ngga usah sama dia. Orangnya kaya cuaca suka berubah-ubah." Ucap kayla dengan suara yang tidak dipelankan, membuat Jessy memijak Kaki Kayla yang ada didepannya.

"Suaranya kurang keras, ngga sekalian aja pake toa." Ucap Jessy yang kesal dengan Kayla.

"Biarin, beruntung kalau orangnya dengar langsung." Ucap Kayla sambil tertawa.


Belajar BerhentiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang