PROLOG

8.1K 390 5
                                    

Cerita ini aku revisi ulang dari beberapa alur, penataan bahasa, dan lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini aku revisi ulang dari beberapa alur, penataan bahasa, dan lainnya.
Semoga kalian suka yaa<3

Selamat membaca!!

Dimalam yang dingin ini, aku melihat wanita paruh baya kesayanganku itu sedang berkutat di dapur restoran dengan name tag bernamakan Tyra Halkins dibaju bagian dada sebelah kanannya, ya---dia adalah Ibuku. Ibu bekerja di salah satu restoran terkenal yang berada di Jakarta, menjadi Koki memang sudah cita-citanya dari dulu.

Suara spatula yang beradu dengan panci menyaring keras cukup membuatku bosan sedari tadi. Sejujurnya aku jarang sekali menemani Ibu ke tempat kerjanya, namun tidak tau kenapa rasanya malam ini aku ingin mengunjungi Ibu ke tempat kerjanya.

Ibuku adalah single parent sejak Ayahku meninggal di umurku yang baru genap 4 tahun. Ucapan terkahir dari Ayah saat itu adalah janjiku padanya untuk menjaga dan menyayangi Ibu selalu. Bahkan tanpa Ayah berpesan itu, aku akan menjaga dan menyayangi Ibu selalu.

Bukankah itu memang sepatutnya yang dilakukan seorang anak terhadap orang tua?

Aku terus menunggu siapnya shift malam yang sudah dijadwalkan restoran untuk tugas Ibuku dari pintu belakang dapur restoran.

"Huft, sudah jam 1 lewat," ucapku setelah melihat jam dari layar telepon genggamku.

Saat tengah asyik memainkan kerikil batu sambil menunggu Ibu dari pintu belakang dapur restoran, tiba-tiba aku mendengar suara berat dari belakangku,

"Ekhem, anda menghalangi jalan saya." Spontan kubalikkan badan menghadap orang tersebut.

Yup, itu adalah awal mulaku melihatnya.

"Oh iya, maaf." jawabku kikuk.

Ibu yang melihat itu langsung bergegas keluar dan berkata kepadanya, "Ma-maaf, anak saya menghalangi jalan Tuan muda."

Tuan muda?

Mengapa Ibu memanggilnya dengan embel-embel itu?

"Arelle, cepat minta maaf sekarang!" bisik Ibu yang kuyakin bisa didengar oleh lelaki itu.

"Maaf, Tuan muda." Ikutku seperti Ibu memanggilnya tadi.

"Ini anak anda Mrs. Halkins?" tanyanya sambil menyebut nama akhir keluargaku.

"Iya, Tuan muda. Ini anak semata wayang saya---Areline." balas Ibu dengan sopan.

Cukup lama ia menatapku dengan mata tajamnya itu, sampai akhirnya ia berkata,

"Saya pamit duluan. Sampai ketemu lagi, Areline." Bisiknya tepat ditelinga ku.

Dan dari situlah awal mula kisah ku dengannya.

—||•♡•||—

Hai semua👋
Setelah lama gak muncul, aku mutusin buat revisi ulang cerita CAGE.
Semoga nanti gak aku gak males-malesan update yaa :)

-Sadness

CAGE [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang