—
Author's POVLaki-laki itu baru saja sampai di sebuah club malam untuk menghadiri undangan pesta temannya. Kelap-kelip lampu disko pun langsung menghiasi pandangannya.
"Rash, datang juga lo rupanya." ucap Varon, teman Arash yang sedang merayakan hari lahirnya itu.
"Nih, selamat ulang tahun ya anjing." balas Arash sambil memberikan kado yang berupa kunci mobil untuk Varon.
"RX7 FD? Gak salah lo? Ini buat gue? Mazda RX7 FD?" kaget Varon.
"Hhmm," balas Arash sambil melihat sekeliling.
"BANGSAT EMANG GAK SALAH GUE TEMENAN SAMA LO, MAKASIH YAA SAYANG." heboh Varon hendak mencium pipi Arash.
"Lo cium gue, gue ambil balik nih kunci mobil." ancam Arash yang hanya disauti kekehan dari Varon.
Merasa teman-temannya yang lain tidak terlihat, ia pun bertanya, "Yang lain pada kemana? Belum datang?" Varon pun mendengus "Biasa udah pada berhamburan ke kamar. Mereka udah pada datang dari tadi, lo aja yang ngaret datangnya. Gak mau ikutan lo, Rash? Banyak cewek-cewek bening nih disini, soal kondom? aman, gue ada stock."
"Liat-liat dulu deh, lagi gak mood gue. Mending lo balik nyapa tamu, makin rame noh yang baru datang." Kata-kata Arash membuat Varon kembali menyapa tamu-tamu barunya.
***
Lain hal nya dengan Arash, Arelle yang baru saja siap-siap menuju alam mimpinya harus tertunda karena bunyinya suara notifikasi dari handphone baru yang di belikan Arash. Notifikasi itu berasal dari Becca, teman sekolah Arelle yang kelasnya berada tepat bersebrangan dengan Arelle.Becca:
Relle, gue ketemu cowok lo nih di club. Bangsat mana cewek-cewek genit pada nempel sama dia, Relle. Perlu gue bogem gak nih, Relle?Bukannya merasa kaget, Arelle justru tertawa membaca pesan dari Becca. Jiwa barbar Becca sepertinya memang tidak akan pernah hilang di dalam dirinya.
Ini bukan pertama kalinya Becca mengirim pesan kepada Arelle untuk mengabarkan kelakuan Arash yang sering tak sengaja Becca bertemu di dalam club. Meski mereka tidak satu kelas, Becca cukup dekat dengan Arelle dan Sandra, mengingat perempuan itu hanya memiliki teman dekat di luar sekolah.
Sebenarnya Arelle memang sudah tau Arash suka bermain wanita di belakangnya, Arash mengira Arelle hanya perempuan polos. Tapi nyatanya tidak, Arelle yang memang tidak memiliki perasaan apa-apa dengannya pun tidak bereaksi apa-apa saat tau sifat brengsek Arash di belakangnya. Arelle bahkan sering menyindirnya mengenai hal-hal perselingkuhan, seperti yang Arelle duga. Lelaki itu selalu menampiknya.
Percayalah wahai kalian lelaki, perempuan bertanya itu artinya ia sudah tau kebenarannya. Tapi hanya saja ingin mendengar pengakuan darimu.
Arelle:
Oh yaa Bec?, Arash udah izin ke gue kok.
Hahahaha santai aja, thank you yaa infonya
Love u, babesBohong Arelle karena dirinya sendiri tidak tau jika kekasihnya itu pergi ke club malam ini. Segera ia letakkan kembali handhphone nya di atas meja kecil samping tempat tidur dan melanjutkan niatan tidurnya tadi.
***
Pagi ini Arelle berencana untuk bertanya mengenai kemana Arash pergi semalam. Tiba di dalam mobil, ia pun melancarkan aksinya. Yakni berpura-pura bodoh di depan lelaki itu."Makasih yaa Arash, handphone dari kamu bagus. Pasti mahal banget yaa ini?" ucapan Arelle hanya didapati kekehan dari Arash sejenak. "Kamu gak suka yaa handohone nya atau mau aku ganti?"
"Ih enggak gitu, aku suka kok. Tapi semalam aku kira kamu yang bakalan antar handphone nya, rupanya orang suruhan kamu." Nyatanya Arelle sudah tau alasan mengapa Arash tak mengantarkan handphone pemberiannya langsung kepada Arelle.
"Semalam aku ikut Papa rapat sama rekan bisnisnya, sayang. Kan aku juga udah bilang ke kamu kalau yang antar handphone nya orang suruhan aku." ucapnya dengan muka kesal.
Arelle hanya berkomat-kamit memaki dalam hati saat mendengar penuturan Arash.
"Oh iya, nanti malam kamu dandan yang rapih yaa, aku mau ngajak kamu ke sesuatu tempat." Arelle yang heran kenapa mendadak sekali pun bertanya, "Tumben banget mendadak, emang mau kemana?"
"Ada deh, kamu pasti bakalan suka. Selagi besoknya kamu libur sekolah kan? Pokoknya dandan yang rapih, jam 7 malam aku jemput."
Tiba-tiba saja pikiran perempuan itu kembali kepada kejadian beberapa minggu lalu, dimana Arash mengajaknya pergi malam tanpa memberitahu kemana tujuanny dan yang benar saja malam itu Arash mengajaknya pergi ke club sambil terus memaksa Arelle meminum alkohol dengan kadar tinggi. Kejadian itu membuat Arelle takut setengah mati, pasalnya ia tak pernah mengunjungi tempat seperti itu apalagi meminum minuman berakohol.
"Aku gak mau kalau kamu ngajak aku ke club malam gak jelas itu. Mending kamu cari cewek lain aja yang bisa diajak mabuk-mabukan."
Mendengar itu Arash menginjak pedal rem mendadak. Dia marah "Kamu apa-apaan sih nyuruh aku cari cewek lain, lagian itu cuman minum doang. Gak usah bahas yang lalu bisa gak? Aku juga udah minta maaf ke kamu. Berlebihan tau gak? Aku juga tau batasan." elaknya tanpa memikirkan perasaan Arelle.
Arelle itu tertawa remeh dengan pelan, "Tau batasan? Bahkan perempuan yang udah tidur dengannya saja tak terhitung." Sayang kata-kata itu hanya bisa diucapkan dalam hati. Jika tidak, mungkin saat ini juga Arelle akan mendapatkan tamparan panas di pipinya dari sang kekasih.
"Iya aku tau. Aku percaya sama kamu, gak mungkin juga kamu main perempuan di belakang aku." Penekanan Arelle di kata-kata terakhir cukup membuat Arash tercekat namun sebisa mungkin ia bersikap santai dengan elusan tangannya di kepala Arelle.
Tak terasa mereka telah sampai di tujuan, yaitu di depan gerbang SMA Dirgantara. Arelle pun berpamitan kepada Arash yang dihadiahi dengan kecupan di pipi kiri Arelle. Jijik yang dirasakan namun sebisa mungkin Arelle tahan, setidaknya ketika mobil Arash jauh dari penglihatannya akan segera dia bersihkan bekas kecupan itu.
—||•♡•||—
Kayaknya ini gak pendek banget kan?
Jangan lupa vote dan komen🌷Kalau ada typo, komen please biar aku tau😭
Aku juga nerima kritikan dan saran kalian yaaa!!
Have a good day♡
-Sadness
KAMU SEDANG MEMBACA
CAGE [NEW VERSION]
Romance[NEW VERSION] Areline Halkins atau yang biasa dipanggil Arelle, gadis yang terpaksa menjalin kasih dengan Arash Barenova yang sangat terobsesi padanya. Berawal dari pertemuan Arelle dengan Arash saat dirinya sedang menunggu sang Ibu bekerja sebagai...