CAGE [4]

3.1K 180 13
                                    

200+ votes for the next chap✨Votes di semua chapter sebelumnya juga yaa!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

200+ votes for the next chap
Votes di semua chapter sebelumnya juga yaa!!


Author's POV

Sinar matahari pagi menyorot dari jendela kamar seorang perempuan yang sedang tertidur kelelahan. Merasa silau, perempuan itu terbangun dengan meringis saat sadar melihat keadaannya. Gaun yang semalam dia kenakan belum sempat ia ganti, bahkan masih bisa ia rasakan matanya yang pedih akibat semalaman menangis.

"Anjir, pedih banget mata gue," keluhnya.

Dilihatnya pukul 9 pagi sekarang. Hari ini adalah hari Sabtu, niatnya yang ingin kembali terlelap seketika batal. Mengingat setiap hari Sabtu pagi, ia selalu membantu sang Ibu menyiapkan jualannya. Bergegas ia bangkit dari kasur dan segera membersihkan diri.

"Pagi, bu,"  sapanya yang baru saja mandi sambil berusaha menjauhkan pandangan mata nya dari sang Ibu. "Pagi, Relle," balas Tyra.

"Kok gak bangunin Arelle, bu. Arelle kan juga mau bantu nyiapin jualannya," gerutu sang anak.

Hari Sabtu pagi memang selalu menjadi rutinitas mereka menyiapkan jualan berbagai jenis kue manis yang nanti akan di titipkan ke kafe kopi yang tepatnya ada di luar komplek rumah mereka. Meskipun sudah mendapatkan pekerjaan menjadi koki di restoran, Tyra tetap berjualan kue yang dia olah sendiri untuk menambah uang penghasilannya. Toh, Arelle juga suka sekali membantu sang Ibu memasak ataupun menyiapkan jualannya. Kata Tyra, selagi ia masih punya tenaga untuk berjualan apa salahnya, memasak juga memang keahliannya.

"Semalam Ibu pulang kirain kamu masih keluar sama Arash, rupanya kamu udah tidur aja di kasur. Mana pulas banget kamu tidur sampai belum ganti baju gitu," Mendengar nama Arash membuat mood Arelle hancur kembali, Tyra yang peka pun bertanya "Kenapa cemberut gitu? Kalian lagi ada masalah ya?" Arelle pun gelagapan menjawab, "Eh a-anu cuman masalah kecil aja kok, Bu."

"Ibu tau kamu terpaksa menerima Arash, Relle. Ibu kan sudah pernah bilang. Kalau pun kamu menolak dia dengan ancaman akan memberhentikan Ibu dari restorannya, Ibu ikhlas Relle." Arelle yang mendengarkan itu pun terenyuh.

Tyra memang tau ancaman yang diberikan pemilik restoran tempatnya bekerja saat ia menyatakan cinta kepada anak gadis semata wayangnya itu adalah pemberhentiannya menjadi koki di restoran itu.

"Ih Ibu kok ngomong gitu. Koki kan memang cita-cita lama Ibu, Arelle kan juga gak pernah bilang keberatan buat nerima Arash. Y-ya mungkin di awal emang sulit, tapi kan nanti pasti udah biasa." jawab Arelle meyakinkan sang Ibu.

"Tapi dia gak pernah kasar kan sama kamu? Cuma itu yang Ibu takuti, Relle. Semua orang juga tau liciknya keluarga Barenova. Mereka itu iblis, Relle." Arelle terhentak mendengarnya tapi sebisa mungkin ia tenang.

"Ibu tenang aja, Arash gak pernah kasar sama Arelle kok. Nih buktinya Arelle gak ada luka-luka kan. Keluarga Arash juga baik kok nerima Arelle." Kata Arelle sambil menunjukkan tangan-tangan mulusnya di depan sang Ibu.

CAGE [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang