CAGE [3]

3.5K 202 9
                                    

—Author's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author's POV

Perempuan manis itu tengah sibuk melihat dirinya dari kaca besar di kamarnya. Melihat apa gaun yang dikenakan cocok apa tidak. Tanpa ingin membuang waktu, ia pun segera memoles wajahnya dengan make up yang cukup tipis.

Dipilihnya sepatu heels yang tak terlalu tinggi, sejujurnya itu adalah sepatu Ibunya yang telah lama tak dipakai. Tak berapa lama suara ketukan pintu terdengar. Segera ia buka dan terlihat kekasihnya yang memakai jas hitam sangat cocok di dirinya.

"Arelle cantik."

"Udah tau." jawab perempuan itu dengan cuek.

"Emang paling beda." balas sang kekasih pelan yang tak disangka masih bisa di dengar Arelle. "Heh aku dengar yaa!!"

"Hah aku gak ada ngomong apa-apa, udah yuk berangkat sekarang keburu telat." alihnya cepat sebelum menambah amarah Arelle.

"Telat? Emang kita mau kemana sih, Arash." yanyanya yang hanya dibalas dengan kekehan lelaki didepannya.

Saat dirasa Arelle mengenal arah jalan yang sedang mereka lalui, Arelle merasakan debaran jantungnya. "Ini arah rumah kamu, kita bukan mau ke rumah kamu kan?" paniknya bertanya. "Yah, udah gak jadi surprise deh kamunya udah tau."

"Jadi beneran kita mau ke rumah kamu? Kenapa gak bilang aja sih bakalan kesini?"

"Kalau aku kasih tau kamu, pasti kamu gak bakalan mau datang. Lagian cuman acara makan malam aja kok, Mama juga kangen kamu tau."

Rumah Arash adalah tempat yang ia masukkan ke dalam list "Dangerous Place" versi dirinya.

Terakhir kali Arelle datang ke rumah Arash, orang tua Arash terus menerus menanyakan kapan dirinya akan siap menikah dengan anak semata wayang mereka. Sudah gila bukan? Arelle bahkan belum lulus SMA. Jika pun ia ada berniat menikah muda sudah pasti orang yang ingin ia nikahi adalah laki-laki yang Arelle cintai---sudah pasti bukan Arash. Arelle tidak pernah membayangkan menikah dengan monster sepertinya.

Karena terlalu lama berkutat dengan pikirannya membuat Arelle tak menyadari kini mereka sudah sampai di rumah Arash, perempuan itu tidak mau juga keluar dari mobil.

Ia sangat takut masuk ke rumah itu, dia merasa tidak cocok. Arash sudah terbiasa dengan segala kemewahan, tidak seperti Arelle yang hanya anak sederhana. Meskipun orangtua Arash sangat ramah dengannya, Arelle tetap merasa tidak pantas berada di lingkungan seperti keluarga Arash. Keluarga Barenova.

"Sayang, ayuk keluar. Kamu mau sampai kapan di dalan mobil?"

"Aku boleh pulang aja gak? Aku naik ojek aja gak apa-apa kok, aku ada uang. Aku pamit pulang aja yaa." sahutnya sambil keluar dari mobil berniat meninggalkan kediaman Barenova.

Belum sempat pergi, tangannya sudah dicekal oleh Arash, "Kenapa sih kamu ngehindar terus kalau udah soal gini. Keluarga aku kan juga udah kenal kamu, mereka juga suka kamu kok."

CAGE [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang