1 | Pertemuan

1.1K 100 49
                                    

:: :: ::

Hawa segar dan deretan pepohonan jadi ucapan selamat datang bagi pasangan yang katanya serius ke jenjang pernikahan ini.

Kurang lebih dua jam yang ditempuh untuk ke Konoha. Tempat tinggal sekaligus tanah kelahiran seseorang. Rural paling indah di tengah perkotaan yang serba fast-life.

Dengan bekal seadanya mereka mengunjungi sebuah rumah sederhana yang bertuliskan marga Nara di pagarnya.

"Ah, kalian sudah sampai. Ayo, masuk!"

Siaran NHK senam sehat terdengar kencang dari dalam rumah. Yoshino mengantar tamu undangannya ke ruang keluarga.

"Maaf, aku tidak bisa menyediakan apa pun"

Kebalikannya, Yoshino seolah memindahkan separuh isi kulkasnya ke atas meja. Mengelap keringatnya, dia pun izin ke kamar utama dan memberi ruang untuk mereka santai.

"Ano, aku membawakan castella untukmu Nara-san. Maaf, kalau tidak banyak"

Wanita berkuncir empat, Temari menyerahkan sebuah goddie bag kepada Yoshino yang baru berganti pakaian.

"Ah, bukan masalah. Sebaiknya kita potong-potong ini. Apa kau ingin membantuku di dapur? Sebentar lagi jam makan siang"

Ajak Yoshino yang disambut positif oleh Temari. Tentu dia menghemat energi untuk menyuruh putra pemalasnya yang tengah asik merokok.

"Wah, ada Shikamaru-ji. Inojin, ayo beri salam"

"Ayo gais! Wassap gais!"

"Aduh, anak itu"

Ino membawa pasukan kecilnya berkunjung ke rumah Nara. Anak pertamanya langsung melesat bak peluru ke pekarangan dimana Shikamaru berada. Bukan kepada pria pelor itu melainkan kokokan ayam yang menarik perhatiannya.

Sementara anak yang lain mengekori di belakang sambil melihat ke arah dapur yang terbuka. Mata bulatnya memantulkan rasa penasaran pada sosok baru yang sedang mengobrol dengan Ino.

"A-kun! Liat nih kotoran ayamnya banyak banget! Ayo kita kasih Shikamaru-ji"

"Aku adukan ke mama mu nih!" ancam Shikamaru merespon kejahilan oknum cilik ini.

"B-bau, Inojin-nii..."

Akihiko yang telah menginjak 4 tahun merapat ke Shikamaru. Dia bergedik menutup hidung dengan seluruh tangannya. Pangkuan Shikamaru kini telah terisi dengan sosok kecil yang dirindukannya beberapa bulan ini.

"A-kun, habis darimana?"

"Jajan sama... mama I-ino"

"Apa ayah dibelikan?"

"A-ah?"

"Ayah dibeliin enggak? Ayah boleh minta makanan A-kun?"

Akun menggeleng pelan, "A-kun makan s-semua..."

"Jadi ayah tidak disisakan?"

Akihiko mengangguk.

"I-inojin-nii p-punya banyak"

Shikamaru tahu maksud anaknya, dia bisa meminta cemilan ke Inojin. Betapa polosnya Akihiko.

"Tidak ah! Ayah mau makan A-kun saja, boleh ya?"

Shikamaru meraup pipi bakpao Akihiko, menerkamnya layaknya zombie. Sisa aroma tembakau menempel di wajah mungilnya.

"Habis deh! Makasih ya!"

Akihiko langsung kabur menemui neneknya. Melapor kelakuan ayahnya yang dibalas cuman "iya, nanti babaa pukul bokongnya".

"Konnichiwa, apa ini A-kun?"
Temari langsung pasang sikap ramah untuk mendapatkan notice dari Akihiko.

Golden Memories [SASUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang