3

4 2 0
                                    

Welcome to my room!
.
.
.

  Suara lonceng menghentikan proses kegiatan belajar mengajar pada siang ini. Terdengar riuh para siswa-siswi yang menyambut dengan riang bunyi lonceng tersebut yang sudah di nanti-nanti.

Seperti hal nya di kelas XII IPA 1, semua disibukan dengan mengemas kembali buku-buku mereka yang digunakan pada jam pelajaran terakhir ini kedalam tas masing-masing.

Ada juga yang sibuk memoles bibir merah muda nya dengan lipbalm, Fallen salah satu nya. Gadis itu terlihat sedang memoles bibirnya dan nampak mengoceh namun tidak ditanggapi oleh lawan bicara yang ditujunya.

Kegiatan belajar sudah berakhir dan saat ini mereka sudah bersiap untuk bergegas pulang kerumah.

"Dis dijemput bang iky ngga?" Tanya fallen sembari bercermin pada sebuah kaca kecil ditangannya

"Ngga tau, tapi tadi dikasih duit lebih sih. katanya kalo dia ngga bisa jemput suruh naik taksi online aja" terang Gladys

"Mau bareng aku aja ngga? Aku dijemput papah kok, kayanya sih" gumam fallen diakhir kata nya

"Ngga usah deh makasih, ntar coba aku tanya ke abang dulu"

Mereka berdua berjalan beriringan disertai obrolan kecil seperti biasanya.

"Ciwi-ciwi tungguin babang ganteng ngapa!" Seru seseorang dari belakang mereka

Lelaki itu berlari kecil menghampiri keduanya yang mengabaikan panggilan tersebut

"Etdah ni cewek dua budeg semua apa gimana?" Gumamnya

"Heh tungguin!" Teriaknya lebih keras sampai menjadi perhatian beberapa siswa yang melintas

Kedua gadis itu pun menghentikan langkahnya dan berbalik kesal menghadap lelaki yang sedang menuju ke arah mereka

"Heh buncit! Ngga usah teriak-teriak ya lo! Kelamaan hidup dikebun sawit nih kayanya" kesal Fallen

"Kenapa pake teriak sih gas?" Timpa Gladys

Sesampainya lelaki itu pun merangkul bahu Fallen yang membuatnya mencubit pinggang lelaki itu

"Anjir sakit bego!" Ringisnya

"Salah sendiri gue panggil kaga nyaut kan" sinis lelaki itu

Yogasta Dartamaja, lelaki berdarah Jawa-Samarinda ini juga salah satu sahabat dua orang gadis itu semasa SMP. Mereka bertiga menjalin persahabatan pada awal kenaikan kelas 2 SMP bermula saat ia tidak sengaja melihat para gadis itu yang terjatuh dari motor menabrak gerobak pedagang dipinggir jalan dan memutuskan untuk menolong mereka berdua pada saat itu.

"Dasar buncit! Suara nya ngelebihin toa masjid! Tuh diliatin orang-orang!"

"Enak aja bilang gue buncit! Perut gue ada enam nih kaya oppa-oppa lo itu!" Tolaknya

"Mana ada dih buncit gitu" tunjuk Fellin

"Ngga percaya lo? Mau liat?" Tawarnya

"Jangan pernah anda harapkan hal itu terjadi! Anjim! Astaghfirullahaladzim, ngga boleh ngomong kasar tapi muka lo kaya monyet!" Cibir Fallen mengikuti trend disebuah aplikasi

"Sialan! Ganteng nan berwibawa gini mirip Namjoon oppa dibilang kek monyet! Buta emang mata lo ya Len" kesalnya

"Lo laki ya gas! manggil nya tuh hyung! Lagian lo miripnya sama monnie" gumam Fallen

"Siapa monnie? Ganteng dong gue yakan?" Narsisnya sambil menaik turunkan alisnya

"Oiya jelas, mirip banget itu, nanti searching ya gas biar tau seberapa miripnya kalian" final Fallen

LABIRIN'SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang