5

2 2 0
                                    

Welcome to my room!!!
Jangan lupa kasih star y guys!
W maksa soalnya >_<!
.
.
.
.

Happy reading<3


  Sudah terhitung hari ke tiga Gladys hanya berdua dengan Rizky dirumah. Bunda Arni yang memang mengantar datuk Burhan kembali ke kampung halaman dari sang ayah mertua itu pun sekaligus melepas penat setelah disibukan dengan banyak nya pelanggan resto akhir-akhir ini.

Datuk Burhan tinggal bersama anak terakhirnya karena istri nya- atuk Sari sudah lama wafat, dia tidak bisa terlalu lama di kota kediaman sang menantu karena harus tetap memantau perkebunan kopi miliknya

Datuk Burhan tetap menganggap Arni sebagai menantu nya sampai kapanpun, walaupun sudah tidak terikat oleh anak nya yang sekarang tidak pernah menemuinya

Ia sangat menyayangi Gladys maupun Rizky apapun itu keadaannya, dia masih merasa sangat bersalah sampai saat ini atas perlakuan menyakitkan putra nya terhadap menantu serta cucu-cucunya

Meski begitu, Arni sudah memaafkan semua perlakuan mantan suaminya tersebut dengan hati yang lapang, tapi tidak dengan Gladys dan Rizky tentunya.

Kenangan buruk nan menyakitkan itu masih sangat membekas di hati dan pikiran mereka berdua,namun mereka sudah tidak peduli dengan keberadaan ayah nya itu sekarang

Walau mungkin masih ada sedikit rasa iri pada diri anak-anaknya saat mereka melihat teman-temannya yang memiliki waktu kebersamaan yang hangat dengan ayahnya.

"Kenapa disini sendirian Ar?" Tanya Datuk yang baru saja keluar dari dalam rumah

Arni yang sedang berada di saung samping rumah mendengar pertanyaan dari sang mertua pun merasa sedikit terkejut atas kedatangannya itu

"Aeum.. itu yah, masih lihat pemandangan disini sambil cari udara segar. Beda sih sama di jakarta" ucap nya sedikit gelagapan

Datuk Burhan yang mendengar itu pun hanya tersenyum menanggapi, ia mendudukan diri nya di samping kiri dari tempat yang diduduki Arni

"Melamun?" Tanya nya lagi

Arni menolehkan kepalanya menatap kearah datuk Burhan

"Ngga yah, Arni ngga melamun. Oh iya, ayah sudah mau berangkat mantau ladang? Sudah dimakan kan sarapan nya?"

"Kamu mau ikut ke ladang?" Tawar datuk Burhan

"Nanti siang Arni nyusulin ayah sama Tio di ladang bareng sama Dini ya. Ayah disana jangan ikut kerja loh! Ayah cukup mantau para pekerja aja. Arni ngga mau sampe ayah jatuh sakit kaya waktu itu, memang ayah mau berhadapan dengan cucu ayah yang paling cerewet itu kalo tau datuk nya sakit?" Peringat Arni pada ayah mertuanya

Datuk Burhan yang mendengar itupun terkekeh, pandangannya menerawang ingatan pada kelakuan dua cucu nya itu ketika bercanda dan memulai pertengkaran kecil yang membuat nya selalu merindukan saat-saat itu terjadi

"Hah.." hela nya dengan sendu

"Baru tiga hari ayah pulang kesini, rasanya sudah merindukan dua cucu ku dengan kelakuan mereka yang ajaib itu, mereka sedang apa disana? Apa pertengkaran itu sudah terjadi pagi ini? Ah.. rasanya ingin selalu menyaksikan itu" ucap nya sendu

Arni melempar pandangannya ke langit, pasti putra-putri nya itu saat ini tengah memperdebatkan sesuatu, itu membuat nya tersenyum memikirkannya.

Mereka terhanyut pada pikiran masing-masing yang membuat suasana hening

Bohong jika Arni kembali kerumah ini tidak mengingat semua kenangan masa lalu nya

Kenangan itu tersimpan dan terpatri jelas direlung hati nya sampai kapanpun

LABIRIN'SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang