3. Si hamble pemancing darah tinggi
Dengan bersenandung ringan dengan sesekali melompat, Dita menyusuri koridor yang telah ramai diisi oleh para siswa dengan mulut belepotan coklat. Dengan wajah tanpa dosanya, ia lagi-lagi membuat orang lain menahan amarah.
" Eh, psst psstt resleting lo belum naik tuh." Bisik Dita kepada salah satu siswi yang tengah marah-marah lantaran rekannya tidak mau melaksanakan kewajibannya untuk membersihkan ruang kelas, alias piket.
Pias lah wajah siswi tersebut, telinganya memerah menahan malu. Reflek ia menjatuhkan sapu yang sedari tadi digunakannya untuk menodong sang teman yang tidak ingin membantunya. Dengan heboh dan grusa-grusu, dirinya berputar-putar untuk memastikan bahwa resletingnya telah benar.
" Tapi boong." Teriak Dita dengan berlari terbirit-birit di koridor dengan tangan kiri yang melambai-lambai.
" DITA BANGSAT!! AWAS LO YA?!" Umpatnya membahana disepanjang koridor dengan wajah memerah menahan emosi. Sedangkan sang empu telah cekikikan tidak jelas karena behasil membuat dua orang darah tinggi dalam waktu yang bedekatan, bahkan bisa dibilang satu waktu.
Gadis tersebut kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda dengan diselingi sapaan-sapaan berbumbu hinaan yang dirinya lontarkan pada setiap siwa yang berpapasan dengan dirinya.
" SELAMAT PAGI PARA KACUNG-KACUNG SEKALIAN!! PRICESS KAM BEK NIHH KARPET MERAH MANA KARPET MERAH?!" Teriak Dita dengan mulut belepotan coklat dengan tidak tau malunya didepan kelas, membuat teman-temannya memandang jengah dirinya yang tengah tecengir di depan kelas.
CTAAKK
Lemparan tutup botol tepat mengenai jidatnya yang agak jenong, sedang si pelaku nampak tersenyum pongah di tempatnya sana. Ia adalah Barra Haedar Negm seorang pemuda tampan yang sayangnya slengean serta orang yang selalu mencari ribut dengan Dita bahkan pernah sampai gulung-gulung di depan kelas lantaran memperebutkan sebuah bolpoin seharga 2ribuan.
" Banyak gaya lo curut, mulut lo belepotan tuh habis nyium tai sapi lo?!!" Ejeknya dengan suara menggelegar yang sangat menyebalkan menurut Dita, ditambah dengan wajahnya yang super menjengkelkan ingin rasanya Dita mengubur Bara hidup-hidup.
" HEEEH BARBARA BABI!! JANGAN SEKATE-KATE YA LO BIBIR SEKSI GINI LO KATA NYIUM TAI?!!" Umpat Dita yang melebihi toa masjid suaranya itu menggema di seluruh kodidor kelas 12, hingga membuat teman-temannya serentak menutup telinga masing-masing.
" Lo ngaca dah coba liat itu muka buluk lo yang tambah ancur." Sahut Bara dengan nada tenang dan senyum miring yang membuat Dita mencak-mencak di tempatnya.
Dengan ganas ia merampas cermin kelas dan melihat bagaimana bentukan wajahnya, betapa terkejutnya dirinya melihat mukanya cemong macam makan lumpur. Sedetik kemudian dirinya berteriak histeris yang lagi-lagi membuat teman-temannya menghela napas dan mengelus dada sabar.
" HUAAA RETHAAAA MUKA GUE JELEK BANGET!!!"
Sedangkan Retha yang baru saja menginjakan kaki dipintu kelas harus menerima teriakan yang membahayakan kesehatan gendang telinganya. Tanpa banyak kata Retha menarik kerah belakang Dita, menyeret Dita tepatnya menuju kamar mandi untuk membersihkan muka cemong gadis resek tersebut.
~~~
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
' GESICHT '
Teen FictionGesicht, berasal dari bahasa Jerman yang berarti wajah atau muka. Wajah berarti sesuatu yang nampak lebih dulu, pernahkah terpikir jika sebenarnya manusia memiliki wajah yang beragam, baik rupa maupun bentuknya? Tak ada yang tau bagaimana dirinya ya...