7 | Boleh?

8 1 0
                                        

7 | Boleh?

"Juang mana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Juang mana?"

"Ke supermarket beli ayam."

"Cakep."

"Gue nggak lagi pantun anjing," balas Pusaka sewot pada Surya.

Dua laki-laki itu sedang berada di apartemen Maraka. Selain studionya, apartemen miliknya juga selalu menjadi sasaran teman-temannya untuk berkumpul karena lokasinya yang strategis berada di pusat kota. Sedangkan sang pemilik tempat kini masih membeli beberapa asupan makanan dan minuman di minimarket bawah.

"Katanya mau bikin challenge sama kita-kita."

"Challenge apaan lagi?" tanya Pusaka cepat, raut wajah laki-laki itu menunjukkan enggan ketika mengucapkannya.

Surya mengedikkan bahu, bersamaan dengan suara pintu terbuka dan muncullah orang yang sukarela hari ini apartemennya dirusuhi.

Dengan cepat Surya berjalan mendekati Maraka, satu tangannya berada di depan perut, badannya dibungkukkan sembilan puluh derajat ketika sampai di depan lelaki itu.

"Selamat datang, Kakanda," sapanya seolah sedang bertemu bangsawan kerajaan. Tangannya terulur mengambil alih sekantong kresek ditangan Maraka lalu berjalan menuju sofa dengan muka riang.

Pusaka menoyor kepala Surya melihat kelakuan temannya yang sangat absurd itu. "Sehari nggak jailin Maraka kayanya lo nggak bisa ya Sur? Kasian anak orang sawan lama-lama tuh."

"Jailin Maraka adalah passionku," jawabnya santai lalu membuka bungkus roti sandwich. Sedangkan orang yang sedang dibicarakan tak terganggu sama sekali.

"Ka lo kemarin NGOAJSHSHS—"

Pusaka berdecak, "Kalau ngomong yang bener jangan ngang ngong ngang ngong."

Surya menelan rotinya dengan susah payah, lalu dengan cepat membuka kaleng coke baru. "Lo sehari nggak salty kayanya idup lo nggak afdol ya Sak?"

"Inget Chyntia nggak Ka? Lawan main gue kemarin yang sempet dinner bareng?"

Maraka mengangguk sekali lalu berjalan menuju sofa tunggal di sebelah kanan.

"Katanya tertarik sama lo, mau minta nomer lo tapi belum gue kasih. Iyain nggak Ka? Cakep tuh cewek baik pula."

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang enggan yang membuat Surya berdecak.

"Jangan dipaksa, kalo emang nggak mau ya nggak usah," ujar Pusaka menengahi. "Lo juga ngapain ngebet cariin Maraka cewek? Orang dianya santai-santai aja."

"Biar gue sama dia nggak dijadiin pasangan homo mulu. Doi gue jadinya ilfeel kan."

"Oh punya doi juga ternyata?"

Surya mengangkat tangannya bersiap-siap menabok yang refleks membuat Pusaka menjauh. "Emangnya lo doang apa yang boleh punya cewek??"

Memang diantara kesepuluh dari mereka hanya Pusaka lah yang memiliki pacar, itupun publik belum mengetahui kecuali orang terdekat. Karena zaman sekarang susah bagi mereka yang notabenenya publik figur untuk berterus terang kepada media terutama mengenai hubungan percintaan, karena menuai banyak pro kontra terutama bagi penggemar mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Maraka Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang