Bram PoV
"Kak Bram, mari bermain petak umpet denganku,"," Iya, tunggu sebentar, tugasku belum selesai roselia,"
Dia pasrah dan menungguku menyelesaikan tugasku. Dia menghabiskan waktu dengan bermain ayunan yang tak jauh dari tempatku berada.Saat aku telah menyelesaikan tugasku, aku membalikkan badanku ke arah dia berada. Aku menemukan sosok kecil itu telah dibawa oleh serombongan laki-laki yang memiliki tato naga di lengannya. "Hei, mau kalian bawa kemana temanku? Roselia! Tunggu, Roselia! Roseeee!,","Kakak! Tolong aku!,","Roseliaa!"
--
"Roseliaa!", aku bangun dari tidurku sambil meneriakkan namanya. "Bram, ada apa lagi? Kau bermimpi tentang Rose lagi?"tanya Nathan, yang sudah sedari tadi membangunkanku. "Iya. Tiap kali aku memejamkan mataku, aku pasti akan mengingat kejadian yang memisahkan aku dengan anak itu," ujarku lesu diatas ranjang king sizeku.
"Sebenarnya apa yang membuatmu terus mengingat anak itu? Yang setelah dipikirkan umurmu saat itu masih 10 tahun dan dia 8 tahun. Bukankah seharusnya bayang-bayang kejadian itu tak ada atau bahkan terlupakan olehmu?". Aku hanya menggelengkan kepalaku saja. Sudah berulangkali Nathan menanyakan hal seperti itu padaku. Tepatnya saat dia membangunkanku dari mimpiku seperti baru saja. Namun aku juga hanya menjawab dengan gelengan kepala saja. Aku juga heran, mengapa kejadian itu selalu terngiang dalam diriku.
****
Hai readers, thanks ya udah mau ngeread cerita gue. Tapi jangan cuma di read doang yaa.. Kalian juga kasih vote dan comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
I said, I love You
RandomAku ingin menemukanmu kembali. Kau selalu hadir dalam mimpiku. Aku ingin melihat wajahmu, bukan sekedar bayanganmu semata. Ijinkan aku kembali ke masa itu dan memenuhi janjiku.