Bram POV
Kepalaku terasa akan pecah setelah mendengar kabar dari Diero, tangan kananku, bahwa anak itu masih hidup. "Segera temukan dia!" setiap kata kupertegas agar Diero lekas menemukannya. "Baiklah,". Sudah 17 tahun sejak kejadian itu. Saat aku sudah mulai berani untuk melepas kepergiannya, mengapa dia datang seperti ini. Aku harap kabar ini memang benar.
Gubrakk! "Ah.. Ma..maaf Pak. Begini, perusahaan Alencando corp meminta bertemu dengan Anda. Apakah Anda..","Apa Kau belum diberi tahu oleh Adam mengenai perusahaan itu?!" ucapku sedikit membentaknya. Aku benar-benar dibuat pusing olehnya. Dia adalah sekertaris. Namun hanya sedikit hal yang diketahuinya. "Hei kawan, apa yang kau pikirkan? Apaa..gadis itu?","Bisakah kau ganti sekertaris itu dengan yang baru? Dia benar-benar membuat kepalaku pecah," Adam tertawa mendengar ucapanku "Kenapa lagi?","Dia tidak tahu mengenai semua perjanjian yang telah kubuat dengan perusahaan lain. Ini menjengkelkan," Adam hanya terdiam mendengar amarahku. "Bisakah Kau menerima tawaran mereka saja?" ucapnya lirih, namun aku masih bisa mendengarnya walaupun aku memunggunginya. Saat aku membalikan badanku ke arahnya, ku lihat Adam hanya tertunduk lesu. "Tidak! Aku tidak bisa!","Namun jika Kau tidak menyetujuinya. Mereka akan memburu gadismu itu juga," Gadisku? Tiba-tiba dadaku terasa sesak. "Gadisku hanya Roselia, dan dia tidak ada disini. Tidak mungkin mereka mengenalinya,"ucapku geram. Ya, aku memang sensitif jika sudah berkutat dengan anak itu. "Ayolah. Kau juga sadar bahwa Callista menyukaimu. Dia pasti akan mencari-cari info tentangmu. Dia pasti juga sudah tau bagaimana masa lalumu. Jadi..","Tidak. Aku tidak akan setuju dengan perjanjian itu. Keluarlah beri aku kabar jika terjadi sesuatu,","Baiklah,". Aku harus segera menemukanmu Roselia.
Roselia POV
"Ya ampun. Sebenarnya apa yang di makan olehnya. Kenapa dia bisa begitu pemarah seperti itu. Hah, apakah salahku jika aku belum mengetahui hal yang tidak diberitahukan padaku?! Hish," aku menghelakan nafasku kasar. Aku bisa gila menghadapi CEO itu. "Dia memang selalu begitu. Sabarlah" aku terkejut mendengar suara yang lembut itu. Setelah menengok, kutemukan Adam pemilik suara itu yang sedang menyunggingkan senyum manisnya. "Nanti sewaktu istirahat, makan sianglah bersamaku. Akan kuberitahu info semua perusahaan yang bekerja sama dengan kita," tanpa menunggu persetujuanku dia pergi begitu saja. Ah, andai dia yang menjadi CEO. Pasti aku akan bahagia. Tidak seperti devil itu. "Dia baik ya," ucap Sheryl tiba-tiba. "Iya. Ini pertama kalinya aku berbicara dengannya," ucapku. "Sejak dulu aku mengaguminya. Tapi karena terlalu malu aku tidak berani berbuat ataupun hanya sekedar berbicara.. Haha," aku hanya tersenyum heran menanggapinya. Sheryl adalah sahabatku dari aku duduk dibangku sekolah. Sebelum aku masuk ke perusahaan ini, dia tidak pernah mengatakan bahwa dia menyukai seseorang. Setelah aku masuk, aku menebak bahwa dia menyukai asisten devil itu. Dan sekarang dia mengungkapkannya padaku.
"Kau harus menceritakan semuanya padaku saat pulang nanti. Mengerti??"ucapku seraya merangkul pundaknya layaknya seorang sahabat. "Hei, sudah kukatakan jangan merangkulku seperti ini. Kita seperti sepasang orang aneh. Aku akan menceritakan walau kau tidak merangkulku!" dia mengucapkan dengan nada emosi.
Kamipun kembali ke meja kami masing-masing. Dan aku harus berpikir bagaimana cara meluluhkan hati devil itu.
***
Hai readers sory ya part kemaren ga lengkap. Yah walaupun kurang sedikit tapi tetep aneh kalau ga dilanjutin.
Sory juga gue baru bisa ngeupdatein ini. Lebaran-lebaran lagi banyak kerjaan hehe:D.
Baca terus cerita gue yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
I said, I love You
RandomAku ingin menemukanmu kembali. Kau selalu hadir dalam mimpiku. Aku ingin melihat wajahmu, bukan sekedar bayanganmu semata. Ijinkan aku kembali ke masa itu dan memenuhi janjiku.