Seorang wanita sedang duduk bersandar diatas shofa khusus dengan keadaan yang sangat rileks dengan beberapa lilin beraroma terapi disekitarnya dan suasana yang amat sangat tenang."Apa yang anda lihat waktu itu?" Tanya seorang dokter dengan hati-hati pada pasiennya itu takut menganggu atau merusak konsentrasi.
Dahi wanita itu berkerut dan kedua tangan yang mencengkram dikedua sisi. "Ke-kecelakaan itu, aku melihat a-anak perempuan yang tertabrak mobil, dan-dan darah ahh dia" Dengan terbata-bata pasiennya itu bercerita hingga keringat dingin muncul disekitar dahinya.
"Baiklah nyonya tenangkan fikiran anda dan tarik nafas yang dalam lalu hembuskan yap seperti itu terus dan dalam hitungan ketiga silahkan buka mata anda satu, dua, tiga" Intruksi sang dokter perlahan dan pasiennya menirukan dengan perlahan.
Wanita itu membuka matanya lalu membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman. Sang dokter memberikan beberapa lembar tisu agar sang pasien mengusap keringatnya yang keluar lalu menyodorkan sebotol air mineral.
"Nyonya Karmila pertemuan kita cukup sampai hari ini, saya akan memberikan catatan obat pada anda dan silahkan ambil dibagian apotik yang ada dilantai bawah" Dokter itu berkata seraya menyarankan pada sang pasien kemudian menyobek kertas itu dan memberikannya pada Karmila.
"Dokter Melisa apa aku bisa sembuh?" Tanya Karmila, wanita yang berumur sekitar 40 tahunan itu terlihat khawatir sambil meremas tangannya sendiri.
Melisa tersenyum ramah. "Pasti, pasti anda bisa sembuh nyonya percaya pada saya, jangan lupa selalu minum obat anda tepat waktu" Jawab sang dokter dengan yakin dan memperingati Karmila agar minum obat secara teratur.
"Minggu depan kita akan bertemu lagi jadi semoga harimu menyenangkan" Ucap Melisa kemudian mengantar Karmila hingga keluar dari dalam ruangannya dan mengucapkan terimakasih lalu pergi.
Melisa menyimpan catatan pasiennya hari ini dan membereskan barang-barangnya lalu menggantung jas dokternya dan bersiap pulang karena jam kerjanya sudah habis sejak setengah jam yang lalu.
Dokter cantik itu berjalan keluar ruangan dan disapa oleh beberapa suster yang berpapasan dengannya dilorong rumah sakit. "Kau sudah akan pulang Melisa?" Tanya sebuah suara pria disampingnya dan masih lengkap dengan jas dokternya.
"Iya paman, apa kau baru saja menyelesaikan operasi?." Tanya Melisa dan diangguki oleh pria paruh baya yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam tapi dokter spesialis bedah seperti Rudi bekerja lebih lama dari Melisa. "Hati-hati dijalan diluar sedang hujan" Pesan Rudi sambil tersenyum dan dibalas senyuman juga oleh Melisa.
Dan benar saja hujan turun cukup deras membuat Melisa mau tak mau harus menerobos hingga menuju parkiran, saat sampai gadis itu langsung masuk kedalam mobilnya dan menyalakan mesin untuk segera pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PSYCHIATRIST 👑
Teen FictionWARNING!!!🔞⚠️ Tak disangka-sangka seorang CEO terkenal, kayaraya dan terpandang ternyata memiliki kelainan seksual yaitu hypersek dan juga penyuka sesama jenis, dia ingin sembuh karena ia tau jika semua ini salah hingga pria itupun memutuskan untuk...