6// KONTRAK KERJA

6.4K 116 2
                                    

         
          Hal pertama yang Melisa lihat adalah sebuah jendela yang tirainya terbuka lebar sehingga membuat cahaya matahari masuk kedalam kamar dan sedikit silau. "Kau sudah bangun?."

"Hah!." Kaget Melisa yang langsung menoleh kearah sumber suara.

Seorang pria dengan rambut basah dan tanpa atasan sangat terpampang jelas didepan matanya saat ini. "Aku merepotkanmu lagi ya." Ucap Melisa sedikit canggung lalu bangkit dari atas kasur.

Morgan tak menanggapi dan hanya terus fokus mengeringkan rambutnya menggunakan hairdrayer. "Maaf aku akan pulang dulu dan terimakasih sudah membawaku kesini." Setelah mengucapkan hal tersebut Melisapun bersiap pulang.

Pria itu tak mencegah atau menahannya sama sekali bahkan berkata sama-sama pun tidak jadi Melisa tak perduli lagi. Tanpa mandi dan mencuci wajah gadis itu pergi lalu memesan taksi untuk pulang dan untung saja hari ini dia libur bekerja.

Saat kembali pulang dirumah sedang tidak ada orang  dan ternyata ayah dan ibunya sedang pergi ke Bali untuk liburan sekaligus kerja.

"Buatkan aku segelas teh hangat dan antar kekamar!." Perintah Melisa dan diangguki oleh maidnya itu kemudian ia masuk kedalam lift untuk kelantai dua karena ia akan mandi.

💉💉💉

Seorang pelayan datang membawa dua gelas minuman kesebuah meja VVIP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pelayan datang membawa dua gelas minuman kesebuah meja VVIP. "Ini pesanannya." Ucap sipelayan pria itu ramah lalu meletakkan gelas ditempat masing-masing.

"Ayo Melisa silahkan diminum." Persilah seorang wanita setengah baya yang seumuran dengan ibunya.

"Iya nyo-aunty." Jawabnya dan hampir keceplosan seperti tadi malam.

Kemudian merekapun meminum pesanan mereka hingga Erika membuka suara dan melanjutkan obrolan. Entahlah apa yang wanita itu ingin katakan dan tanyakan sore ini tapi yang pasti Melisa sudah diberitahu oleh sang ayah apapun keputusannya akan Martin terima.

Meski itu harus merelakan rumah sakit untuk ditutup karena ayahnya berkata keluarga Dallas tidak semiskin itu. "Jadi Morgan sudah cerita semuanya?." Tanya Melisa tidak percaya dengan apa yang dia dengar, tapi melihat raut wajah Erika sepertinya wanita itu kecewa.

"Terimakasih Mel karena saranmu semalam membuat Morgan bisa jujur pada kami meski hal itu membuat kami kecewa." Erika berucap sambil menggenggam tangannya.

Melisa yang bersimpati pun membalas genggaman wanita cantik itu. "Tidak apa-apa aunty mungkin Morgan hanya perlu waktu lebih untuk kembali normal." Lanjutnya sambil tersenyum hangat.

"Fano sangat kecewa tapi dia tak benar-benar menampakkannya jadi aunty mohon padamu tolong sembuhkan Morgan secepatnya atau jika perlu kalian tinggal bersama saja dan aunty sangat berharap padamu."

Erika berkata dengan penuh harap, Melisa manusia yang punya hati nurani tentu saja ia tak tega terlebih lagi ia dengar dari sang ibu jika Erika mengidap tumor yang membuat rahim beserta calon janinnya diangkat yaitu calon adik Morgan.

MY PSYCHIATRIST 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang