5. Pahit Memang (Pt.1)

10 1 0
                                    

Happy reading❤

Perlahan Spiza melepaskan genggamannya, ia tidak rela, namun gadis itu juga bimbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan Spiza melepaskan genggamannya, ia tidak rela, namun gadis itu juga bimbang.
Ia menatap nanar laki-laki yang sedari tadi ia pikir adalah sosok Agler.

"Maaf temen gue salah orang, maklum orang bego," ujar Mayu disertai sedikit candaan kepada laki-laki tersebut.

Biasanya kalau Mayu bercanda, Spiza tidak segan-segan untuk membalasnya.
Namun kali ini dia memilih diam, pikirannya kosong sekarang, ia malas berdebat hanya untuk membuat mulutnya lelah.

Laki-laki yang sempat dikiranya Agler itu diam lalu pergi begitu saja meninggalkan kawanan manusia aneh. Siapa lagi kalau bukan Spiza dan kawan-kawan.

"eh tunggu, lo-"

Namun laki-laki itu menebalkan telinganya lalu melanjutkan langkahnya, Spiza berusaha mengejar, namun Rastra dengan cepat menahan pergelangan nya.

"Udah Za, kan gue bilang lo salah orang,"

"T-tapi Ra-

"Udah,"

Spiza terdiam mendengar perkataan Rastra.
Tidak ada yang bisa diperbuatnya lagi.
Jujur saja, perasaan perempuan itu antara bimbang dan bingung melebur menjadi satu sekarang.

'jika laki laki tadi bukan Agler, lantas dimana Agler?

Rastra melempar pandangannya kearah  Luthfi, Rastra menatap Luthfi sebentar. Napas laki-laki itu tidak beraturan, ia sedang mengontrol emosinya agar tidak kebablasan. Dan kini laki-laki itu mencoba untuk sabar.

Lalu tidak lama kemudian pandangan Rastra beralih pada Mayu yang kini berada di samping Luthfi, perempuan itu sepertinya ikut membantu Luthfi menenangkan diri dan emosinya.

Untuk sesaat Mayu mengerti dengan tatapan Rastra yang mengarah kepada dirinya.
Ia hanya mengangguk sebagai tanda mengizinkan.

Sudah mendapat izin, Laki-laki itu membawa Spiza menjauh dari kedua sahabatnya, lalu menyuruh gadis itu mengikuti langkahnya.
Awalnya Spiza tidak mengerti, mau dibawa kemana dirinya.
Tapi mau tidak mau Spiza harus ikut, karena lengan Rastra tidak mau melepaskan nya, yang membuat perempuan itu terpaksa mengikuti langkah laki-laki disampingnya.

TRAKK!
Spiza merasa ia menginjak sesuatu tadi. tunggu..
Gadis itu melihat kearah kakinya,
Perlahan ia angkat, benar saja ia menemukan sesuatu disana.

Langkah Rastra tertahan, ganggamannya mendadak tiba-tiba saja berhenti bersamaan saat Spiza menghentikan langkahnya. Rastra menengok ke belakang, melihat Spiza yang sedang memungut sesuatu.

"Kenapa?" tanyanya.

Gadis itu menggeleng, lalu memungut benda yang tadi tidak sengaja diinjaknya. Dengan cepat ia masukan ke saku rok abu-abunya.

"Enggak," katanya.

Rastra hanya menatap Spiza sebentar, lalu meraih tangan gadis itu kembali. "Ayo,"

T A S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang