3. Bukan Sekedar Mimpi

6 2 0
                                    

Happy reading❤

"Agler juga capek, dia udah tenang, biarin dia istirahat disana, jangan lo ganggu lagi ya,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Agler juga capek, dia udah tenang, biarin dia istirahat disana, jangan lo ganggu lagi ya,"

Spiza masih memikirkan perkataan sahabatnya tadi. Gadis itu kini masih berjalan menuju Apartemen nya.

Mayu memang menawarkan agar Spiza pulang dengannya, namun gadis itu menolak, ia ingin pulang sendiri saja.

Ia mencari kunci Apartemen di dalam tasnya, lalu membukanya, mendorong pintu itu terbuka agar dirinya bisa masuk,
Lalu menutupnya kembali.

Gadis itu melemparkan tasnya kesembarang arah, dan dengan cepat,
lalu merebahkan dirinya di atas kasurnya yang cukup empuk.

Sejak Mayu mengatakan hal itu tadi, Spiza menjadi diam seribu bahasa saat sampai di Apartemen nya.

"Ah, akhirnya gue bisa rebahan," gumam gadis itu sendiri sambil menatap langit-langit kamarnya.

Ia memikirkan semua kejadian yang terjadi hari ini pada dirinya, Semuanya terasa aneh bagi Spiza.

Ia masih mengingat ucapan Mayu tadi di sekolah. Gadis itu sempat terlihat sedang berpikir sekarang, ia diam lalu tidak lama kemudian ia tertawa lepas.

Baginya, Mayu sedang bercanda kepadanya tadi. Dia tidak serius dengan ucapan nya, benar, yang Mayu ucapan tadi itu konyol, benar-benar sangat konyol.
Sampai-sampai membuat dirinya tertawa sekarang.

"Drrtt Drrtt Drrtt"

Suara itu memecahkan keheningan Spiza sekarang.
Bunyi Ponsel itu membuat dirinya berhenti beradu dengan pikirannya sendiri sedari tadi.

Dengan malas, Spiza berusaha mengambil ponselnya yang berada di dalam tas sekolahnya.

Ia mengambil ponsel itu, melihat siapa yang berani menghubunginya malam-malam begini. Spiza melihat nama yang tercantum diatasnya sebentar, lalu membanting ponselnya dengan keras begitu saja ke atas karpet. Ia membiarkan sambungan itu berakhir dengan sendirinya, dan gadis itu kembali merebahkan tubuhnya.

"ckk, sial, apa yang lo mau dari gue lagi kakak sialan," batin dirinya sendiri.

Cukup lama Spiza merebahkan dirinya, mencari posisi yang nyaman,namun gadis itu tetap saja tidak bisa tidur, tubuhnya menolak untuk beristirahat.

Sampai akhirnya dia mengingat suatu hal.

"Eh tunggu," gadis itu bangun dari posisi tidurnya, dengan cepat mengambil tas sekolahnya yang tercecer tadi.
Ia mencari sesuatu disana, dan benar saja, benda itu ada.

T A S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang