"Yaudah, Mama pergi dulu ya. Jangan lupa semangat kerjain tugasnya, mama urus kafe mama dulu ya."
Rara menerima uluran tangan Mama yang mengajaknya salim. "Ma, malam ini gausah malam-malam ya, Rara mau nonton."
Rani, nama mama Alisha. Mengelus rambut Rara lalu tersenyum. "Iya, mama urus kerjaan dulu. Nanti kita nonton bareng." lalu Rani pergi meninggalkan Rara yang masih tampil dengan rasa harapnya.
Alisha yang baru bangun itu menuruni tangga kamar nya. Balutan hotpants dengan kaos oversize ditambah rambut nya yang terurai itu sampai membuat Rara tak heran jika Kakaknya itu kerap kali salah paham dengan pacarnya.
Lah wong kakak gue cakep.
Alisha mengernyit melihat Rara duduk dikursi meja makan dengan tatapan seperti itu.
"Lo kenapa Ra?"
Rara menggeleng. "Kagak. Lo cantik kak."
Alisha mulai menuangkan segelas air putih untuk dirinya. Melirik adik nya curiga, lalu menegak air itu sampai habis.
"Gausah banyak mau." Rara sudah biasa menghadapi Alisha yang terkenal judes itu.
Rara biasanya ada mau jika memuji. Jika tidak ada maunya, ya mungkin hanya sesekali saja.
"Suujon aja lo sama gue."
Alisha terkekeh. "Mama udah pergi?"
"Udah, barusan."
"Tumben ngga malam."
"Iya nanti malam mau nonton sama gue."
Alisha tertawa kecil melihat adiknya itu nyengir seperti kuda. Mungkin Rara capek belajar mulu.
Alisha mengerti tanpa harus Rara katakan."Kak?" Alisha menjawabnya dengan sedikit deheman.
"Mama kan punya kafe, kenapa lo ngga pegang kafe mama aja. Biarin mama dirumah."
Alisha mendengus. Rara makin hari makin banyak sekali pertanyaan.
"Kerja sama orang dengan kerja sama keluarga itu beda Ra. Gue mau berusaha sendiri. Lagian kalau tabungan gue udah cukup, gue mau punya udaha sendiri. Hasil gue sendiri."
Rara diam, seperti mikir. "Benar kak."
"Itu bunyi motor Kak Aldi?" Rara menyembulkan jari telunjuknya mendengar suara yang tak asing masuk telinga nya.
"Hhmm, dia kalau gue libur suka tiba-tiba datang nya." Alisha merotasikan mata nya. Dengan langkah gontai membuka pintu rumah nya.
Rara mengangkat bahu nya. Melihat ada video call grup lalu ber- heboh ria sambil berjalan kekamar nya.
"Ini? karna ini?"
Belum juga pintu itu terbuka sempurna. Sebuah gambar dilayar ponsel langsung berada didepan pandangan nya dengan jarak yang dekat.
Gambar itu. Yang membuat harinya kemarin kelam. Membuat tidurnya seakan sangat gelap. Membuat pikiran nya kacau semalaman.
"Ini teman kantorku, Sha."
"Masuk." Alisha berjalan masuk mendahului Aldi.
"Aku udah filing pas kamu cuek kemarin. Ada sesuatu kalau ngga di aku, dikantor kamu."
"Kamu nelpon Syerin?"
"Biar aku tau, pacar aku kenapa murung gitu." Raut wajah Aldi memanglah tidak berbohong. Aldi egois, tetapi dia juga sangat menyayangi Alisha.
Alisha bertahan karena tidak semua hal di Aldi membuatnya sakit. Aldi melakukan hal yang tidak dia suka, karena menurut Aldi itu adalah benar, itu adalah caranya mencintai.