Chapter 3

3.2K 369 14
                                    

Bel istirahat berbunyi. Shiori berjalan menuju kelas bersama Wasabi, Namida, Sumire, Sarada dan Chouchou

"Jadi tidak menyenangkan, tahu! karena aku harus bergaul dengan orang-orang sepertimu!" Iwabe menarik kerah jaket Boruto.

Da akhirnya, Boruto mengajak Iwabe untuk bertarung di arena.

'Heh~ sepertinya peetarungannya akan cukup seru~' batin Shiori tersenyum tipis.
.
.
.

📌Di arena bertarung

Semua murid meninggalkan kelas untuk melihat pertarungan antara Boruto dan Iwabe.

Shiori terlihat sangat tertarik pada pertarungan mereka berdua.

"Hawawa..! bagaimana ini? pelajarannya bagaimana?" panik Sumire.

"Jangan khawatir Sumire, salahkan saja mereka nanti." celetuk Shiori yang di setujui oleh Chouchou yang sedang makan snack.

"Menyebalkan sekali." ucap Sarada.

"Tidak masalah sekali-kali~ walau aku punya firasat kalau nanti akan sering terjadi." ucap Shiori yang fokus pada jalannya pertarungan.

"Kau sangat menyukai pertarungan, ya?" Sarada memperbaiki posisi kacamatanya.

Shiori menoleh sebentar lalu kembali mengarahkan pandangannya pada arena.

"Tentu, selagi itu tidak membahayakan nyawa dan merusak hubungan."

"Pertarungan ini... sepertinya akan membuat perubahan yang lumayan baik." Shiori tersenyum lebar ke arah Sarada.

Sarada menghela napas pasrah. "Kalau kau sampai bilang begitu. Sepertinya benar akan baik-baik saja."

Shiori masih melihat jalannya pertarungan dengan bibir yang melengkung ke atas.
.
.

Iwabe melempari Boruto dengan shuriken dari atas pilar.

"Yang berada di bagian paling belakang adalah dirimu yang asli!" dia kemudian turun untuk menyergap Boruto.

'Pofft!' Boruto menghilang menyisakan asap.

"Bunshin ku tidak di gunakan untuk menggantikan tubuh asliku." ucap Boruto.

Iwabe menoleh kebelakang. Dan terlihat di sana ada 3 Boruto yang mengambil kuda-kuda untuk memukul Iwabe.

"Aku tak numpang tenar.."

Ketiga Boruto itu lalu memukul keras perut lalu rahang dan terakhir adalah pipi Iwabe.

"... Nama baik hokage!"

Sampai Iwabe terlempar beberapa meter ke belakang.

Kedua bunshin Boruto menghilang.

Boruto terengah-engah. "Aku tahu kau punya masalah..."

"Begitu juga dengan teman-teman kita yang lain. Walau begitu mereka tetap pergi ke akademi."

"Jangan menghalangi jalan mereka!" lanjut Boruto.

Banyak murid lainnya yang tertegun dengan ucapan Boruto.

Iwabe kemudian berteriak. Dia lalu melompat ke tempat senjatanya.

"Jangan bercanda.. sialan!" Iwabe menarik senjatanya.

Shiori menatap datar. Dia kemudian memberi kode mata pada Inojin.

Inojin lalu mengangguk.

Iwabe kemudian mencabut senjata berupa palu raksasa itu dan membuat satu pilar rubuh.

'Elemen tanah, ya..'

"Gawat!" ucap Boruto.

"Aku... ingin menjadi seperti tuan hokage! aku ingin bertarung seperti beliau. Itulah impianku!" ucap Iwabe.

"Aku tak ingin semua itu berakhir di sini!" Teriaknya.

Kemudian Iwabe mengangkat palunya tinggi bersiap untuk kembali memukul.

Tapi tiba-tiba seekor burung raksasa berwarna merah dan kuning merebut palu raksasa Iwabe.

"Apa itu?" Denki bingung.

"Choujugiga..?" ucap Shikadai. "Inojin!"

Burung raksasa itu mengarah pada Inojin lalu pecah menjadi cat air, menjatuhkan palu raksasa dari cakar kakinya.

Iwabe menoleh ke belakang. "Teme.. apa yang kau lakukan?!"

Inojin hanya balas tersenyum seperti biasa. "Are? bukankah tadi kau bilang takkan menggunakan senjata?"

Inojin kembali ke raut wajah biasa. "Pertarungan ini takkan adil jika kau melanggar janjimu sendiri."

Iwabe langsung tersadar. "Kau benar.. aku ini payah."

Tak lama, suara ricuh tepuk tangan dan kekaguman menggema.

Tiba-tiba Shino datang dengan raut wajah bingung. "Ada apa ini?"

"Boruto?!" panggil Shino.

"Ya!" Boruto menoleh lalu memberikan jempolnya.

Keesokan harinya, murid-murid lain sudah mulai tidak menjauhi Boruto dan mengajaknya makan siang bersama.

Walau masih ada anak yang mencibir Boruto, tapi berhasil di buat kicep oleh Inojin.

Inojin lalu berjalan ke arah tempat duduk Shiori.

Shiori sedang sendirian.

"Jadi, apa kau masih kesal?" tanya Inojin.

"Menurutmu?" Shiori balik bertanya.

Inojin berpose seperti sedang berpikir. "Hmm.. sepertinya tidak, ya? kalau begitu.. aku pergi dulu."

Inojin berjalan ke luar kelas.

"Si.nga.be.ti.na." setelah bibirnya membentuk kata itu tanpa suara. Inojin kemudian dengan cepat keluar.

Aura menyeramkan Shiori mulai mengoar-ngoar kembali.

Dia lalu berlari sambil berteriak. "Yamanaka Inojin!! kembali kau!!"

Sontak saja beberapa orang yang sudah pernah melihat 'Inojin yang mengejek Shiori, lalu Shiori mengejar Inojin yang kabur' hanya menggelengkan kepalanya.

Terutama kembaran Shiori, Nara Shikadai, yang sudah ratusan kali melihat hal itu.
.
.
.
Bersambung.

BORUTO Naruto Next Generation: NARA SHIORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang