002. Cesafano

682 56 10
                                    

Jangan lupa tekan bintang dan komen, ya. biar semangat terus.

Happy Reading

***

Hamil? Rasanya, semua ini seperti mimpi baginya. Hamil diusia muda bahkan dalam keadaan ia sedang mengejar cita-citanya. Sama sekali tidak pernah terlintas di benak Cesa kalau ia akan hamil sebelum pernikahan terjadi. Bahkan ia hamil karena kesalahannya malam itu. Sial dan benar-benar sial, harusnya Cesa tidak bertindah sejauh itu kalau nyatanya akan berdampak seperti ini pada dirinya.

Seminggu berlalu, Cesa menjalani harinya dengan penuh kecemasan dan ketakutan. Ia takut kalau kehamilannya diketahui oleh orang tuanya atau bahkan teman-temannya di kampus. Cesa yang biasanya selalu ceria dan banyak omong kini berubah menjadi pendiam diantara temannya.

"Ces, gue lihat akhir-akhir ini lo sering ngelamun, kenapa dah?" tanya Andin yang baru saja duduk di sebelah Cesa. Saat ini mereka sedang menunggu dosen masuk ke kelas.

Cesa menggeleng pelan. "Gue lagi nggak enak badan aja," jawabnya berbohong.

"Tapi, Ces sekarang lo kayak agak gemukan sedikit sih, lo nggak jaga pola makan lo, ya?" celetuk Jeje yang ikut bergabung bersama mereka.

"Iya nih, gue suka makan manis sekarang makanya berat badan gue naik," dalih Cesa. Mana mungkin Cesa bilang kalau berat badannya naik karena perutnya yang sudah sedikit menonjol.

"Ces, gue boleh pinjam catatan lo tentang materi minggu kemarin, nggak? Punya gue nggak lengkap nih," tanya Jeje seraya memperlihatkan catatannya kepada Cesa.

"Lo cek aja di tas gue, mager gue ambil," titah Cesa yang diangguki langsung oleh Jeje.

Gadis yang tengah menguyah keripik singkong itu berdiri, menjangkau tangannya untuk mengambil tas Cesa di meja. Ia membuka resleting dan mencari buku catatan Cesa. Namun, saat Jeje sedang memilih buku catatan Cesa, mata Jeje terfokus pada satu benda kecil persegi panjang. Ia mengambil benda itu lalu mengeluarkan dari dalam tas Cesa.

"Lo hamil, Ces?" pertanyaan dari Jeje itu sontak membuat Andin, Cesa atau bahkan teman mereka yang masih ada di dalam kelas mengalihkan atensi mereka ke arah Cesa.

Cesa mendongak menatap Jeje yang berdiri sambil memegang testpack yang kemarin lupa Cesa simpan di laci nakas. Mata Cesa membelalak lebar dan menggeleng kuat. "Itu bukan punya gue!" sangkal Cesa.

"Bukan punya lo?" ulang Jeje. "Tapi, kok bisa ada di tas lo?" Jeje setia menatap Cesa yang sekarang berdiri dan mengambil alih testpack tersebut dari tangan Jeje.

"Oh, pantes tiga hari lalu lo kayak mual-mual gitu terus izin ke toilet. Jadi, lo beneran hamil?" kali ini Andin yang ikut bersuara. Seingatnya, Cesa pernah mual dengan wajah pucatnya tiga hari lalu.

"GUE NGGAK HAMIL!" Teriak Cesa. Matanya memerah menatap Andin dan Jeje serta teman mereka yang sudah mulai menatap sinis dan berbisik.

"Halah paling bohong tuh, kalian nggak tahu apa, kalau dia ini deket sama kak Aaron. Jangan-jangan hamil sama kak Aaron tuh." Tuduhan itu berasal dari gadis pemilik rambut dora yang berwarna coklat muda. Berdiri tidak jauh dari Cesa, Jeje dan Andin.

"Parah lo, Ces, mainnya sama senior kampus," kata Jeje pada Cesa.

"Ngaku aja, Ces, lo hamil kan? Kalo nggak hamil mana mungkin tuh perut lo agak gede." Pemilik rambut dora itu menunjuk perut Cesa yang memang sedikit menonjol.

"Aduhhh mahasiswi kedokteran ketahuan hamil, nih guys." Jeje bersorak gembira membuat seisi kelas memasang wajah menjijikan karena Cesa bisa melakukan hal sekeji itu bersama senior kampus.

Cesafano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang