Fieldtrip (2)

76 12 4
                                    

"Berjanjilah padaku, ketika rahasia itu terungkap, pakailah nama aslimu dan hiduplah dengan bahagia."

Sudah pukul sepuluh pagi. Krista belum melihat Ymir sejak tadi pagi. Ymir masih tertidur di balik selimutnya, tp dia tidak muncul ketika kumpul pagi.

"Hei, apa kamu melihat Ymir?" tanya Krista kepada dua orang gadis yang melintas di depannya, namun hanya dijawab dengan gelengan kepala. Krista cemberut.

"Krisstaa!! Sedang apaaa?" tanya Sasha tiba-tiba merangkul leher Krista dari belakang. Gadis itu sungguh sangat bisa membuat suasana menjadi menyenangkan. Kelakuannya yang konyol mendapat banyak perhatian dari siswa-siswi di sekolahnya.

Krista tersenyum dan menggeleng, "Hanya sedikit memikirkan sesuatu." Sasha menepuk kedua pipi Krista dan menatap matanya. Beberapa detik kemudian, dia tersenyum. "Jangan terlalu dipikirkan, nanti wajahmu penuh jerawat. Lihat! Wajahku mulus seperti ini karena aku selalu membawa semua hal dengan santai," katanya yang kemudian disambut dengan pukulan di kepalanya.

"Bukannya karena kau tak pernah memikirkan apapun?" Pukulan itu berasal dari sahabatnya, Connie. "Conniee..." ujar Sasha sambil mengusap-usap kepalanya dan sedikit menangis.

"Lagian, kalau memikirkan banyak hal, bukan jerawat, tapi keriput yang timbul."

"Eh? Tapi aku pernah baca di OceanSearch, katanya jerawat."

"Eh?! Beneran?!"

Jean kemudian muncul dan memukul kepala mereka berdua. "Sudahlah, para bodoh makan saja sana." Mata mereka berbinar. "Benarkah? Makasih mama Jean!" ujar Sasha dan Connie serentak dan lari ke arah meja makan. "Ya ya, aku bukan mama kalian! Ya ampun, Krista. Sedang apa?"

"Ah, enggak. Barusan aku sedang murung, tapi melihat kelakuan kalian, aku jadi ceria lagi," jawab Krista. "Hmm. Kalau gitu, ayo makan bersama kami," Jean bertanya lagi dan kali ini Krista menjawab dengan anggukan.

***

"Ah..air panasnya enak sekali," ucap Eren ketika memasuki pemandian air panas. "Kau nggak apa-apa, Eren? Bukannya kegiatan tadi siang..melelahkan?" tanya Armin khawatir.

"Ha..yah..kak Levi tidak tahan-tahan sama sekali. Karena anggota OSIS, dia ikut kegiatan ini, tapi - mengunjungi tiga café hanya untuk minum teh?! Yang benar saja."

"Aku juga tidak terlalu berbeda. Kak Hanji...kau tahu sendiri dia orangnya seperti apa. Capek sekali hari ini."

"Pasti kau ditarik ke banyak tempat, ya? Ngomong-ngomong, mereka ngapain?"

Perkataan Eren ditujukan kepada Jean, Connie, dan Reiner yang sedang sibuk mengerumuni dinding kayu. "Hei, kalian sedang apa?" tanya Armin menghampiri. Jean dan Reiner dengan wajah bangga berkata dengan serentak, "Mengintip." "Oh, satu udah bolong."

"Kau tidak ingin menghentikannya, Bertholt?" tanya Armin. "Aku sudah mencoba. Sudah biarkan saja mereka," sahut Bertholt. Marco hanya tersenyum pahit di sebelahnya. "Coba kita lihat..Huwaa!! Mikasa!" Mata Mikasa terlihat berkobar-kobar dari lubang itu. Lalu, gadis itu mencolok mata Connie.

Connie berteriak kesakitan, Mikasa melirik ke arah Jean. "Ini semua ide Reiner, Mikasa!" Reiner berekspresi tidak percaya, "Kau!" Kemudian Mikasa menutup lubang itu. Tiga laki-laki itu beraut kecewa. "Makanya kubilang jangan mengintip," ucap Bertholt.

"Krista? Kenapa murung begitu?" tanya Sasha. "Um..engga, aku cuman belum ngeliat Ymir seharian ini," jawab gadis bermata biru itu. "Aku iri dengan tubuh Mikasa," gumam Sasha mengganti topik.

Krista kembali ke kamarnya sendiri karena yang lain ingin beli minuman dulu. Di lorong, dia bertemu Ymir. Mereka bahkan bertatapan. "Y-yo, Krista. Gimana hari ini?" tanya Ymir. Perasaan Krista meluap ketika melihat Ymir, iapun menunduk.

"Krista? Ada apa?" Ymir berjalan menghampiri Krista. "Hari ini!" sontak Krista menghentikan tangan Ymir yang ingin menyentuh pundak gadis itu.

"Kau kemana saja?"

"Aku...istirahat di kamar. Krista, kau kenapa sih?"

"Jangan tiba-tiba menghilang seperti itu dong!"

Ymir baru pertama kali melihat Krista seperti itu, raut wajahnya susah dijelaskan. Matanya sedikit berkaca-kaca. Krista menaruh kepalanya di pundak Ymir. "Kemarin di rumah sakit, kau juga tidak menjawab pertanyaanku. Kau pikir aku tidak bisa cemas?"

Entah mengapa, Ymir merasa kalau Krista mencurahkan semua pikirannya. Itu merupakan kali pertama Krista jujur kepada Ymir, dan itu membuatnya senang, walau hanya sedikit.

"Maaf, maaf. Di sini banyak orang, kita bicara di kamar saja ya?" tanya Ymir. Orang-orang di sekitar, mulai memerhatikan mereka. Krista pun setuju untuk kembali ke kamar.

"Sudah nangisnya?" Ymir memberikan tisu untuk yang kesekian kalinya pada Krista. Balkon terasa berbeda dengan isak tangis Krista. "Aku hanya sedikit kelelahan. Tidak ada yang perlu dicemaskan. Ganti topik, gimana harimu hari ini?" Krista mengelap tetes air matanya yang terakhir. Dia lalu mencoba mengingat hal-hal menyenangkan yang bisa dia ceritakan kepada Ymir.

"Akhirnya dia tersenyum," batin Ymir. Ia kemudian memainkan rambut Krista. "Ymir? Sepertinya kau sangat suka dengan rambutku?" Ymir tidak mendengarkan pertanyaan retoris Krista. Dia hanya terus memainkan rambut temannya itu dan sedikit tersenyum. Senyum yang terlalu kecil, bahkan Krista pun tidak sadar.

"Krista, biarkan aku menyisir rambutmu," ucap Ymir yang langsung mengambil sisir dan menguraikan helaian-helaian rambut Krista.

"Krista."

"Hm?"

"Terimakasih karena telah mencemaskanku."

Krista menoleh ke belakang sedikit untuk melihat Ymir. Dia tersenyum. Bukan senyuman yang kecil, namun senyuman yang benar-benar tulus, dan datang dari hati yang paling dalam.

Mata Krista melebar, dan berbinar. Ia merasa seperti waktunya berhenti sejenak, tidak—lebih tepatnya, dia menginginkan waktu untuk berhenti berputar.

.

.

.

HEY HEY HEY!

it's bunda here. as always, aku minta maav ga apdet2, hehe *sweating intensifies. aku gatau mau lanjut gmn dari plot bab kmrn. udh lama bgt gatau mau nulis apa. ini hasilnyaa wkwkwkw...

srry klo ada salah kata🙌

cya👋

p.s. aku ga ninggalin cerita ini, cmn gatau mau nulis aja. jdi klo misalnya stop lama gtu, brti lagi keblock otaknya wkwk. pls understand 👉👈

41 Days - A YumiKuri fanfic By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang