"Eh liat si itu. Lagi-lagi dia sok imut depan cowok, apa banget sih."
Bagi perempuan itu, semua celaan itu sudah biasa baginya. Hanya karena wajahnya yang menawan dan sifatnya yang ramah dan murah senyum, dia jadi disukai oleh banyak cowok dan dibenci banyak cewek di sekolahnya. Bagi Krista, yang dipikirkannya hanya satu, dia sudah lelah.
Bel pelajaran pertama hari ini sudah berdering, Krista hanya menutup matanya dan berusaha tidur di dalam singkupan tangannya di atas meja. Entah kenapa pada pagi itu ia merasa sangat letih. "Berdiri," ucap ketua kelas. Dengan terpaksa Krista berdiri dan membungkuk kepada wali kelasnya Pak Keith yang ternyata sudah memasuki kelasnya. Setelah semuanya duduk, pria baruh baya itu membuka mulutnya, "Anak-anak, saya akan memperkenalkan murid baru. Masuklah."
Selang beberapa menit, seorang..laki-laki? Atau perempuan? Dia memakai rok tentu saja dia perempuan. Dia tidak terlalu cantik sebagai perempuan, namun cukup menawan sebagai lelaki. Tentu saja para perempuan sudah menujukan mata mereka padanya. Murid pindahan itu mengamati mereka secara cermat dan menajamkan tatapannya pada Krista.
Dia kemudian melihat kedepan dan memperkenalkan dirinya, "Namaku Ymir." Semua orang di situ terdiam tak bisa berkata-kata. Mereka terkejut sekaligus terheran karena perkenalan dirinya pendek sekali, seperti tinggi kak Levi kelas tiga.
Pak Keith batuk dengan canggung dan kemudian menyuruhnya duduk di bangku kosong di sebelah Reiner. Keith kemudian pergi karena guru pelajaran selanjutnya akan akan segera datang. Beberapa cewek dan cowok datang dan mengajaknya berbicara. Ymir hanya bisa tertawa canggung. Dia tidak ingin menyakiti orang-orang dengan perkataannya yang pedas di hari pertamanya. Namun, ia tetap menatap tajam Krista yang kembali tertidur.
***
Seminggu pun berlalu, Ymir terus memperhatikan tingkah laku Krista, karena entah apa alasannya, ia selalu bertemu dengannya secara tidak sengaja. Ymir yang baru saja keluar dari toilet tak sengaja melihat Krista yang sedang membawa satu kardus besar dengan tubuhnya yang mungil.
Ymir masih memperhatikan Krista dari jauh. Seorang perempuan terjatuh dan makanan yang dibawanya bererakan di lantai, untungnya itu hanya roti yang dibungkus dalam plastik. "Ouch ouch," perempuan itu mengerang kesakitan. Krista menaruh kardusnya di lantai dan membantu cewek itu mengambil makanannya. "Kamu nggak apa-apa?" tanya Krista. Lagi-lagi Ymir menajamkan tatapannya.
"D-Dewi?"
"Ha?"
"Ah, enggak, aku nggak apa-apa. Makasih, ya. Maaf tapi aku sedang terburu-buru, sampai nanti!"
Krista mengambil kembali kardusnya. Baru beberapa langkah dia berjalan, Ymir menggambil kardus itu dari tangan Krista tanpa berkata apa-apa. Beberapa menit mereka berjalan dengan kesunyian, karena mereka sedang berada di lorong lantai 3 di mana tidak banyak murid yang ke sana. "Ini mau dibawa ke mana?" tanya Ymir. "Eh? Ke Lab IPA," jawab Krista. Lagi-lagi kesunyian.
"Kau nggak bisa berhenti berusaha melakukan hal yang baik gitu?"
"Eh?"
"Kau ngelakuin itu demi cewek tadi? Emangnya kau dapat imbalan apa? Ya, terserah kau saja."
Mereka berdua tetap berjalan dengan diam dan akhirnya sampai di Lab IPA. "Apakah kamu juga berusaha melakukan hal baik?" tanya Krista. "Ah," Ymir berpikir sebentar. "Ini semua agar kau berhutang budi padaku."
.
.
.
Pendek bgt bjir yawes la gabut✌️