Kamu tau apa yang paling menyeramkan di dunia ini? Bukan setan dan bukan orang. Tapi masa depan. Pernahkah kamu berfikir, saya akan belajar ini ini dan ini. Terus ternyata besoknya yang keluar itu itu dan ini.
Masa depan adalah hal yang sangat menyeramkan.
Begitu juga dengan masa depan yang mungkin gak pernah kita pikirin. Yaitu 10 tahun lagi.
Nyatanya, guru matematika belom tentu bisa bahasa inggris. Guru ips belum tentu bisa matematika. Guru akutansi belom tentu bisa ipa. So, kenapa murid yang 10 tahun lebih muda dari mereka harus bisa semuanya?
Hidup ini penuh misteri. Meskipun begitu masih ada yang mencari kepastian hidup. Lah. Kalo IQ lo 120+ apa yang menjamin nilai lo bagus? Terus kalo nilai lo bagus, apa yang menjamin lo sukses? Terus kalo lo sukses, apa yang menjamin lo bahagia? Terus kalo lo gak bahagia, buat apa bersusah-susah sekarang gini? Gue sih ogah ya... ogah... mendingan gue melakukan sesuatu yang nyata untuk masa depan gue. Contohnya, nulis kek. Gambar kek. Nyanyi (gakdeng) kek. Anything yang lebih menjamin daripada nilai.
Waktu TK kalian mau jadi apa? Gue pengen jadi dokter.
Waktu SD kalian mau jadi apa? Gue pengen jadi guru.
Waktu SMP kalian mau jadi apa? Gue pengen jadi penulis.
Waktu SMA kalian mau jadi apa? Gue belom SMA.
Semakin lama cita-cita kita tuh semakin realistis. Kenapa? Mungkin karena gue sadar bahwa gue gak bisa ningkatin IPA sekaligus ningkatin bahasa. Mungkin gue juga sadar matematika makin lama makin bermimpi. Mungkin gue juga sadar sejarah gak ada artinya lagi sekarang. Kenyataan? Nyata bro.
Orang tua gue, atau orang tua lo, atau lo tanya deh sama Bill Gates, coba, moluska itu apa? Atau lapisan atmosfir tuh apa aja?
Lebih realistis lagi, lo tanya sama orang tua lo, rumus gradien tuh apa? Kalo mereka tau, hebat! Paling juga mereka nanya balik gradien tuh apa. Hadeh.
Inilah yang salah di pola pikir generasi lama. Dan akan merambat ke generasi baru kalo gak kita stop sekarang. Orang tua kita yang sukses sekarang, coba tanya kenapa mereka bisa sukses. Apakah karena raport mereka 9 semua? Apakah karena mereka hafal semua rumus fisika? Apakah karena mereka bisa ngitung persilangan dihibrid?
Coba tanya sama Mario Teguh yang super sekali itu. Apa dia sukses sekarang karena dia hafal kapan bom Hiroshima dan Nagasaki meledak? Apa karena dia tau karakteristik benua Eropa? Apa karena dia bisa baca peta?
Yeah. Jadi percuma lo punya nilai 9 melulu tapi hidup lo gak ada skill.
Gue iri sama mereka yang orangtuanya bisa memberikan kebebasan. Gue iri sama yang dibolehin milih jadi penulis. Gue iri sama mereka yang dibolehin gambar setiap hari. Gue iri sama mereka yang dibolehin main musik. Gue iri sama mereka yang bisa melangkah dengan yakin ke masa depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita di Dunia
Short StorySetiap lagu memiliki cerita. Setiap manusia punya seberkas memori. Setiap hati punya sebuah luka. Hanya sebuah buku yang menceritakan kehidupan disekitar gadis yang berumur 15 tahun. Segaris pembatas ndiantara mimpi dan kenyataan. Abu-abu diantara h...