LIMA

3K 299 86
                                        

Belum sempat revisi, tandain kalo ada typo nya ya....

Happy Reading 💃
.
.
.
.
.

Cahaya matahari menelusup masuk dari celah gorden kamar yang tak tertutup rapi,sinar keemasan itu menimpa wajah seorang gadis cantik itu, sehingga membuat tidurnya terusik. Ia membuka mata dan mengerjapkannya beberapa kali untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk kedalam matanya.

"Hoaammmm...."Ana menguap lebar sambil meregangkan tubuhnya yang kaku setelah tidur.

Ia melirik jam weker diatas meja kecil disamping ranjangnya yang menunjukkan tepat pukul enam pagi. Tak biasa nya ia bangun telat,di kehidupan nya yang dulu ia selalu bangun jam empat atau paling lambat jam lima pagi. Bangun jam enam merupakan rekor telat bangun terlama nya.

"Mecahin rekor baru gue,hehe.."gumam gadis itu sambil terkekeh singkat yang ntah apa sebabnya. Mungkin karna belum terbiasa dengan kehidupan barunya,dan merasa lucu dengan apa yang menimpa nya sekarang.

Dulu, dirinya sering mengeluh dan bertanya-tanya kenapa dirinya tidak dilahirkan di keluarga yang kaya dan memiliki keluarga yang utuh saja,namun semakin berjalan nya waktu ia menerima kehidupan nya sulit dan sudah terbiasa,ia tak lagi mengeluh saat kesulitan menimpanya dan hidupnya dan Banggas pun semakin membaik.

Namun tak pernah ia duga, saat ia mulai merasakan kebahagiaan dengan hidupnya,hal itu berakhir dengan cepat.Ia pergi tanpa sempat mengatakan terima kasih kepada Abang angkat nya dan juga teman-teman terbaiknya, terutama kepada seseorang yang mengisi hatinya itu, seorang yang namanya saja tak sanggup ia ucapkan karna itu akan menggores kan luka dihatinya,luka karna kerinduan nya sendiri.

Ana mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba menetralkan kembali matanya yang sudah berkaca-kaca menahan tangis,ia mencoba tersenyum dan mengalihkan pikirannya berusaha untuk tak mengenang kehidupan nya yang dulu agar tak membuat sedih. Ia memutuskan untuk tidak mengeluh dan menjalankan kehidupan nya sekarang dengan lapang dada dan riang.

Ana segera bangkit dan pergi kekamar mandi,ia segera bersiap untuk pergi ke sekolah. Ia tak mau dihari pertama nya sekolah lagi malah terlambat dan kena hukum,tentunya hal itu tidaklah estetik. Ana kembali mematut penampilan nya di depan cermin sambil tersenyum lebar,rok selutut motif kotak-kotak bewarna Abu-abu dengan atasan kemeja putih berlengan pendek ditambah dasi pita bewarna hitam yang membuat penampilan sangat sempurna.

Ana berdecak kagum dengan pantulan dirinya sendiri,"Ckkk... perfect banget gue" pedenya. Sekarang ia bersekolah di sekolah Swasta elite,tempat sekolah nya orang kaya kaya dan tentunya seragam nya pun merupakan yang terbaik.

Ana mengikat rambut nya dengan pita merah dengan gaya poni tail.Usai memastikan penampilan nya sekali lagi,ia segera turun menuju ruang makan.

Dimeja makan udah ada Banggi dan kedua orang tua nya yang duduk dengan tenang. Banggi tampak sudah rapi dengan pakaian kantornya begitupula dengan ayahnya, sedangkan Eoma nya dengan pakaian sehari-hari nya.

"Morning Eoma,Appa,dan Banggi ganteng"sapa Ana dengan senyuman lebar dan segera duduk di bangku kosong samping Gilang.

"Morning to"jawab Eoma Melisa sekenanya.Sedangkan Ardiansyah hanya berdehem pelan tanpa mengalihkan pandangan dari koran yang sedang dibaca nya. Gilang tersenyum kecil melihat Ana yang duduk disampingnya tanpa menjawab sapaan gadis itu.

Tak lama setelah Ana duduk, Selena diikuti oleh Abang duo kembar nya duduk dimeja makan. Jangan lupa kan senyuman secerah matahari yang ditampilkan Selena dan sapaan selamat pagi dengan suara lembut dan tenang.

Namun hal itu terlihat menyebalkan dimata Ana,ia mengalihkan pandangan nya dan lebih memilih menatap Gilang disampingnya yang tampak sangat tampan dan menyegarkan mata.

ANA : [ Body of Two Souls ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang