EMPAT

3.2K 333 148
                                        

130921bta

Happy Reading 💃
.
.
.
.
.

Sudah hampir satu jam Ana duduk bersila di atas ranjang sambil melihat ke sekeliling kamar nya, beberapa kali ia akan mengangguk singkat seolah sedang memutuskan sesuatu dalam kepalanya. Kamar milik Kalla terdahulu cukup luas dan juga memiliki balkon yang mengarah ke sisi kiri rumahnya.

Keseluruhan kamar nya bewarna Abu-abu tua,dengan beberapa furniture kas Kalla,yaitu sesuatu yang terlihat tidak mencolok dan tidak pula ketinggalan jaman, intinya biasa-biasa saja. Begitu pun baju baju milik Kalla yang telah ia bongkar sebelumnya, hampir semuanya bermodel sama kecuali ada beberapa yang kelihatan berbeda yang merupakan hadiah dari keluarga nya.

"Okey,karna sekarang gue yang nempatin kamar ini.Gak masalah dong gue ubah dikit gaya kamarnya?Boleh kan Kalla?"ucapnya seakan tengah meminta izin kepada arwah Kalla yang mungkin masih berada di dalam kamar nya. Ana menggeser duduknya sedikit dan menghadap ke arah tempat ia duduk sebelumnya.

"Oh iya,gak papa dong.Kalau mau ubah keseluruhan juga boleh"jawabnya sendiri dengan suara yang diubah seakan tengah menjadi seorang Kalla. Usai mengatakan itu,ia kembali lagi ke posisi sebelumnya.

"Widih,baik bener.Gomawoyo"ucap nya kembali menjadi dirinya dan memeragakan tangan nya seolah sedang menepuk-nepuk bahu seseorang didepan nya.

Selesai dengan kegiatan tak waras nya,Ana segera bangkit dari tempat tidur dan mengambil selembar kertas dan pena. Ia menuliskan beberapa barang yang ingin di belinya untuk mengubah gaya kamarnya. Namun, yang menjadi permasalahan nya sekarang adalah,Ana tak memiliki cukup uang untuk membeli semua barang tersebut.

Sebenarnya,Kalla terdahulu memiliki beberapa uang tabungan namun ia tak tega menggunakan nya. Karena menurut ingatan yang diterima nya,Kalla terdahulu berniat menggunakan kan uang tabungan nya itu untuk membeli gitar keluaran terbaru yang harga nya sangat menguras isi dompet.

"Tak apa-apa,aku akan membelinya perlahan lahan. Mungkin aku akan bekerja paruh waktu dan juga... meminta Abang-Abang ku tersayang membeli nya untuk ku."monolog Ana sambil terkikik senang dengan pemikiran nya.

Karena merasa bosan dikamar nya,Ana pun turun kebawah, barangkali ada hal yang menarik yang bisa ia lakukan disana, fikirnya. Sesampainya dibawah ia tidak menemukan seorang pun disana, kamar Bang Vero pun sudah kosong saat ia melewati ruangan itu dan Banggi nya ntah pergi kemana, ibunya dan Selena belum pulang begitu pula Ayahnya.

Sekarang tinggal ia sendiri di rumah besar itu,mungkin tidak karena juga ada pembantu keluarga nya.

Ana memutuskan kedapur untuk mencari beberapa cemilan,makan malam masih lama namun perutnya sudah meronta ronta ingin diisi. Sesampai nya didapur,terlihat Bi Inah yang sedang mempersiapkan makan malam untuk keluarga nya,lama Ana memperhatikan gerak gerik Bi Inah yang masih belum menyadari keberadaan nya, sehingga sebuah pemikiran cemerlang muncul di otak nya yang berlian.

Ana mendekati Bi inah secara diam diam,dan berdiri di belakang nya yang sedang mengiris bawang merah. Ana tersenyum devil,ia tetap berdiri disana sembari melihat Bi Inah yang tetap tak menyadari nya,ia sabar menunggu Bi Inah menyelesaikan pekerjaan nya untuk melancarkan rencana nya.

Dan, Gotcha!.Bi Inah segera berbalik kearah nya dan....

"ASTAGA NAGA!YA ALLAH,YA ROBBI!. ASTAGHFIRULLAH, Haduhhh,Neng Kalla sejak kapan disitu"ucap Bi Inah sembari memegangi dadanya terkejut dengan kehadiran Kalla dibelakang nya saat ia berbalik. Sedangkan Ana hanya terkikik geli melihat ekspresi terkejut Bi Inah yang menurutnya sangat lucu.

"Dari tadi Bi"jawab Ana yang masih terkikik kecil.

"Ih, malah ketawain Bibi.Gak boleh atuh Neng!, dosa!"ucap Bi Inah yang diangguki oleh Ana.

ANA : [ Body of Two Souls ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang