chapter 19

181 33 7
                                    

Hai guys! It's new author ,hope you enjoy my first chapter!
-
Sisa lima hari sebelum jaeden berangkat ke London, aku benar benar memanfaatkan sisa waktu bersamanya. Padahal jaeden cuma seminggu di London, tapi itu akan terasa seperti satu bulan tanpa jaeden.

Hari ini aku bangun jam 6 pagi, lalu menjalani rutinitas ku yang sama seperti hari hari sebelumnya. Begitu pula dengan esok harinya, esok lusanya, lalu esoknya lagi, dan hari esoknya.

Ya sampai hari ini, hari dimana jaeden berangkat ke London. Aku bangun lebih pagi dari biasanya, ini masih jam 5 pagi tapi aku sudah tidak bisa tidur. Aku memandangi jaeden yang masih terlelap, dia sangat tampan. Sejujurnya aku masih tidak percaya bisa menikah dengan laki-laki seperti dia yang bisa dibilang almost perfect, ya namanya takdir ga ada yang tahu.

"cie ngeliatin aku yaa" kata jaeden tiba-tiba, aku langsung mengerjap karena kaget. Oh shit jadi dia udah bangun daritadi? malu banget demi.

"dih ngapain" elak ku sambil memutar bola mata.

"ngelak terus ih, aku tau kamu ngeliatin aku, takut kangen sama aku yaa" kata jaeden, totally on point. Aku mengangguk pelan.

"kamu harus banget pergi ke London?" tanya ku.

"harus dong babe, kalo aku ga pergi terus nanti aku dipecat, kita mau makan apa?" balasnya.

"tapi.."

"tenang aja sayang, aku yakin kamu bisa disini sendiri, kamu kan kuat" katanya.

Aku meneteskan air mata ku, entahlah semenjak hamil aku jadi lebih moodyan daripada sebelumnya. Aku memeluk jaeden erat.

Pesawat jaeden akan take off jam 3 sore, tapi dia harus berangkat ke bandara sekitar jam 12 siang. Hari ini aku dan jaeden akan belanja bulanan walaupun persediaan bahan bahan dirumah belum habis, tapi untuk memenuhi kebutuhanku saat jaeden pergi. Aku dan jaeden berangkat ke supermarket jam 9 dan selesai jam 10, setelah sampai dirumah aku langsung merapikan belanjaan tersebut, sedangkan jaeden mulai packing barang barang yang mau dibawanya.

Setelah itu aku membuatkan makan siang untuk jaeden, walaupun baru jam 11 tapi tidak apa apa. Kami makan siang bersama, tak terasa jam menunjukkan pukul 12 siang, menandakan jaeden harus pergi sekarang.

Jaeden mempersiapkan barang barangnya, aku bersiap mengantar jaeden. Kami berangkat, jaeden mengemudikan mobil. Sepanjang perjalanan kami saling diam, aku menatap ke arah jendela, sebenarnya menyembunyikan kesedihanku dan menahan air mata ku keluar. Sampai akhirnya di bandara.

Vancy bilang ia kan menemani ku mengantar jaeden, tapi dia akan menyusul karena ada urusan.

Jaeden mengurus surat surat keberangkatannya, aku duduk menunggunya. Jaeden sudah kembali, aku memeluknya, dia memelukku balik.

"i will miss you" ujarnya.

"i'll miss you more" balasku.

Setelah itu kami mengobrol lumayan lama, vancy datang pukul setengah 3. Tak terasa ini 10 menit sebelum pesawat jaeden take off, kami berpamitan.

"hati-hati ya" ujarku sambil meneteskan air mata.

"eh jangan nangis dong, kan ada vancy sayang. kamu baik baik ya, kalo ada apa apa telfon jack okay?" kata jaeden.

Aku menganggukan kepalaku, kami berpelukan lalu berciuman.

"aw pasutri" ujar vancy.

Jaeden melepas pelukannya, lalu melambaikan tangan dan pergi.

"bye mr. martell have a nice trip!" kata vancy.

"bye guys" balas jaeden.

Setelah itu aku dan vancy pergi ke rumahku, sebelumnya kami mampir membeli beberapa cemilan. Saat sampai di rumah..

"ada banyak waktu nih kita mau ngapain?" tanyaku.

"sebenernya aku mau ngomongin tentang jack" jawab vancy.

- tbc -

Halo semuanya, first i wanna say thank you for reading this story dan maaf kalau ada kekurangan dalam chapter kali ini.
Kalau kalian ada kritik atau saran untuk cerita boleh tulis di kolom komentar aja yaa!
jangan lupa buat vote dan comment sebanyak-banyaknya di cerita ini supaya aku semangat tulis ceritanya, terimakasih♡

Kalau mau mampir ke wp authornya juga boleh kok, xixixi @thrtndelzz

this is love S2  [Jaeden Martell × Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang