Ribut

141 34 0
                                    

Jevan melangkah dengan murka ketengah lapangan membuat dia jadi pusat perhatian. Teman-temannya berhenti berdiri di pinggir lapangan.

Disisi lain di kantin, Karin dan teman teman nya masih makan sambil bercanda. Tapi tidak lama sebagian penghuni kantin banyak keluar menuju lapangan ada yang berjalan dan berlari, membuat Karin dan teman-temannya kebingungan.

Karin mencegat satu temannya ingin bertanya

"Lia! Ada apa? Kok pada lari kelapangan?"

"Jevan ngamuk di lapangan... Aduh ga tau deh kalo mau tau lebih jelasnya ke sana ajaa." Lia segera berlari menuju lapangan.

Karin yang merasa asing dengan nama itu merasa itu tidak penting, toh itu juga bukan urusannya tapi bening memaksa nya untuk ikut kelapangan bersamanya

"Ayo dong rin... Gue kepo nih ko si Jevan ngamuk ngamuk di lapangan."

"Jevan siapa si! Gue ga kenal. Ogah banget lagian dia ga ada masalah sama gue. Males banget nontonin yang ga penting" Karin mengeluh ketika tangannya ditarik tarik oleh Ningning, dia masih lapar baksonya saja masih setengah

"Udah si rin, nanti lagi lanjut nya. Gue juga kepo banget nihh"

"Apa si lu mah ga mungkin ga kepoan win"

Giselle menyahut ucapan Winara sambil mengunyah permen.

"Lo ga sakit gigi apa ngunyah permen mulu!? Heran" Winara agak sedikit heran dengan sahabat nya itu, seolah permen yang di makan Giselle tak habis habis nya di dalam mulut Giselle.

"Biar makin manis, biar haenda makin suka gue" Giselle tersenyum manis menanggapi Winara

"Bentar deh... Jevan tu siapa? Terus ko sampe heboh satu sekolah cuman gara gara dia..."

Ketiga temannya menoleh Karin secara bersamaan, menganga terheran heran.

"Karinnn! Plis deh lo serius ga tau si Jevan siapa!!?" Winara berbicara dengan nada sedikit berlebihan.

Karin menggeleng gelengkan kepalanya polos, Ningning, Giselle, dan Winara menepuk jidat bersamaan.

"Dah ya kalo lu mau tau mending ke lapangan aja, nanti gue tunjukin dia siapa." Giselle bersemangat menarik tangan Karina menuju lapangan.

Sesampai nya disana mereka berdiri dipinggir lapangan. Bisa Karin lihat seorang pria berdiri sendiri di tengah lapangan dengan tatapan murka.

"Itu yang di sebrang lagi nyender namanya Rendra Juanda, dia keliatan nya si cuek tapi peduli banget sama sekitar, tapi dia ga suka dideketin banyak cewe. Cuman satu cewe yang bisa luluhin dia, dan lo pasti tau siapa"

"Lia? Tau gue dia sering banget cerita tentang Rendra Rendra itu ke gue, tapi gue ga tau yang mana orang nya. Sekarang tau" Karin tau karena diseberang sana disamping Rendra berdiri lia dengan wajah takutnya

Bahu Karin ditepuk Winara, winara melanjutkan perkenalkan para laki-laki itu

"Kalo yang itu namanya Nandha Jaerom, dia yang paling akrab sama Jevan. Dia tangan kanan Jevan, apa ya Nandha itu kaya kartu as nya Jevan. Dimana ada Jevan"

"Disitu ada Nandha" sambung Ningning, Karin memperhatikan laki laki yang di panggil Nandha itu, Karin mengagumi wajah nya yang dia anggap sangat mirip dengan atris pemain film Dilan.

"Kalo yang itu yang kulitnya eksotis. Namanya Haenda Chandra, atau my bubu" Suara nada Giselle membuat Winara dan Ningning seolah ingin muntah. Karin dan teman-temannya tau haenda itu sering sekali menemui Giselle ke kelas hanya untuk memamerkan keuwuan mereka.

"Nah kalo yang di tengah lapangan itu, baru namanya Jevan Norgan. Dia itu-" belum habis Winara berbicara, terikan Jevan membuat mereka semua disana terkejut.

"SIAPAPUN! BUAT YANG NGERASA PUNYA JEPIT RAMBUT INI GUE MINTA KELUAR!" Karin dari jauh tidak terlalu jelas melihat benda apa yang Jevan pegang, Karin melangkah dengan pelan sedikit mendekat kehalaman lapangan untuk melihat benda yang dipegang Jevan.

Karin baru sadar bahwa yang di pegang Jevan adalah jepit rambut nya yang dia gunakan untuk merusak ban motor seseorang tadi pagi.

'Itukan punya gue. Ko bisa di dia si?' batin Karin.

Karin tanpa takut menghampiri Jevan yang berdiri ditengah lapangan membelakangi nya. Semua yang ada di sana terkejut ketika melihat karin dengan beraninya menghampiri Jevan.

Tangan karin mengambil alih jepit rambut dari tangan Jevan. Jevan yang merasa benda yang dia pegang di ambil, Jevan membalikkan badannya.

Dan jangan lupa dengan ekspresi sangarnya yang membuat semua menatap nya takut, begitu juga Karin tapi dia memberanikan diri.

"Ini punya gue, sorry ada apa?" Tanya Karin. Jevan menatap Karin dari ujung rambut hingga ujung kaki, lalu terkekeh

"LO KAN YANG NGERUSAK MOTOR GUE!!" Teriakan Jevan membuat Karin terkejut hingga mundur beberapa langkah kebelakang. Haenda dan Nandha segera menghampiri Jevan ditengah lapangan.

"Maksud lo apa gitu! Lo ga tau gue siapa!? Berani berani nya lo cari masalah sama gue!!"

Karin masih mencerna apa yang di bilang Jevan, tapi setelah nya dia baru sadar. Lalu wajah Karin berubah menjadi kesal.

"Oohhh lu cowo brengsek tadi pagi yang bikin baju gue kotor?"

Karin seolah punya keberanian dari mana berani mendekati Jevan. Nandha dan Haenda tetap menahan Jevan takutnya dia berani memukul perempuan. Winara dan Giselle segera menghampiri Karin.

"Karin ayo balik, lo jadi pusat perhatian" Winara menarik tangan Karin, tapi Karin menepis tangan Winara.

"Ohh cuman gara gara baju lo jadi rusakin motor gue!? Lo ga tau itu harganya lebih mahal dari baju murahan lo!" Jevan maju menghampiri Karin menatap sengit wanita itu, bahkan Karin tidak mau kalah.

"Bukan masalah mahal atau murah nya baju atau motor! Ini tentang tanggung jawab dan disiplin! Lo ga bisa bertanggung jawab udah bikin baju seseorang kotor. Lo ga disiplin naik motor ngebut ngebut dijalan!" Karin menunjuk nunjuk bahu Jevan, membuat Jevan jengkel

"Yaelah baju doang. Berapa si gue ganti, lagi pula kayanya lo miskin ya, masalah baju aja sampe ngerusak motor gue yang mahal." Jevan tertawa sinis, hanya karena baju wanita itu berani merusak motor nya yang seharga lebih dari puluhan juta.

"Jangan mentang-mentang lo kaya jadi seenaknya! Yang kaya itu orang tua lo bukan lo! Lo itu miskin, buktinya aja lo masih minta minta sama ortu lo buat beli motor itu!" Karin berani berkata begitu dia tersulut emosi bahkan mendorong kedua bahu Jevan.

Jevan yang tidak terima di bilang begitu ingin membalas perbuatan Karin tapi segera ditahan Haenda.

"Bro bro inget inget dia cewe jing. Yakali lo mau berantem sama cewe. Rusak reputasi lo!" Bisik Haenda ditelinga Jevan

"Apa! Lo mau hajar gue!!??" Karin menantang membuat Jevan semakin kesal

"Bangsat" Umpat Jevan, Jevan dan Karin maju bersamaan tapi mereka sama sama di tahan teman teman mereka.

"Dasar biang kerok!" Teriak Karin menggema

"Cewe sialan lo!" Jevan tak mau kalah.

Para siswa berfikir akan ada sesi pembullyan dari Jevan tapi yang terjadi malah adu mulut antara keduanya. Dan tak lama guru bk menghampiri mereka dan memaksa mereka yang ada di tengah lapangan untuk pergi ke ruang bk secepatnya.

 Dan tak lama guru bk menghampiri mereka dan memaksa mereka yang ada di tengah lapangan untuk pergi ke ruang bk secepatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ʙᴀᴅʙᴏʏ || 𝐋𝐞𝐞 𝐉𝐞𝐧𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang