Deal Musuhan

137 30 1
                                    

Sekarang Jevan dan Karin berada di ruang bk, tidak hanya berdua mereka di temani dengan keempat teman mereka yaitu Nandha, Haenda, Winara dan Giselle sedangkan Rendra, Ningning, dan Lia menunggu didepan ruang bk.

Kondisi disekitar ruangan itu sangat panas, karena banyak siswa yang menonton dari luar ruangan untuk melihat Jevan dan Karin. Rendra yang merasa risih lalu bersuara membuat kerumunan itu bubar.

"Lo pada ngapain di depan sini ajg, sumpek nih. Lo semua mau nyobain masuk bk juga?" Setelah bersuara, semua siswa segera membubarkan diri tersisa Ningning, Lia dan Rendra.

Didalam ruangan tetap terasa panas karena hawa dari Jevan dan Karin yang tidak bersahabat.

"Jadi? Asal usul nya apa? Siapa yang mulai?" Tanya guru bk itu menatap Jevan dan Karin bergantian.

"Dia duluan bu!" Keduanya saling menunjuk dengan tatapan sinis.

"Dih apaan ko gue! Lu tuh yang salah. Gara gara lu baju gue kotor." Karin mengibaskan tangannya menjauhkan telunjuk Jevan

"Lah apaan gue! Lo yang mulai, lo ngerusak sama ngotorin motor gue! Sialan" Jevan mengumpat, guru bk itu memegang dahinya lalu bersuara

"Sudah sudah! Saya disini meminta penjelasan bukan meminta kalian ribut lagi!!"

"Agar adil lebih baik kalian bermaafan sekarang! Jangan di perpanjang lagi. Masalah motor, kamu kan kaya Jevan lagi pula motor mu itu banyak jadi perbaiki saja sendiri. Dan Karin baju mu kan bisa di cuci kembali." Tegas guru bk itu kepada keduanya, tapi Karin dan Jevan seolah membuang muka masing-masing entah mendengar ucapan guru nya atau tidak.

'demi tuhan. Saya cape dengan murid seperti ini' batin guru tersebut

"Dia duluan dong yang harus minta maaf!" Lagi lagi kedua nya berbicara secara bersamaan.

"Dih apaan si ikut-ikutan"

"Tuh kan ikutan lagi!"

Karin dan Jevan selalu berbicara bersamaan, membuat teman-temannya di belakang kebingungan.

Haenda menepuk bahu Nandha "Nand, nand. Gue denger mereka gitu berasa lagi denger burung kaka tua ajg, si majikan nya ngomong dia juga ngomong. Persis kaya mereka."

"Lah kalo gitu yang majikannya siapa?" Tanya Nandha

"Ya Karin lah siapa lagi." Winara menyahut ucapan Nandha.

"Ikut aja lo ah. Diem lo" suara Nandha menginstruksi, lalu Winara benar benar diam. Sedangkan Haenda dan Giselle hanya tertawa.

Atensi mereka kembali ke Jevan dan Karin yang berdiri dengan tatapan sengit itu

"Baiklah sepertinya tidak ada yang ingin bermaafan, jadi kalian lebih memilih di hukum? Okey karena kalian ingin di hukum kalian akan dapat hukumannya sekarang"

Mata Jevan dan Karin membulat mata yang awal nya bertatapan sengit itu menjadi gugup keduanya

"Yyah ibu. Kok gitu, saya ga mau lah. Yang salah kan Jevan bukan saya" Karin tetap tak mau mengalah

"Heh bocah. Udah salah ngelak lagi!"

"Jevan Karin! Cepat pergi kehalaman belakang bersihkan sampai bersih jangan sampai ada sampah ataupun rumput panjang sedikit pun!!" Teriak guru BK itu, membuat Jevan Karin dan teman-teman mereka didalam ruangan itu segera berlari keluar Rendra, Ningning dan Lia bahkan terkejut.

"Kabur kabur!! Titan ngamuk, cepetan ege lama amat make sepatu,  sialan!" Haenda bahkan tidak memakai sepatunya dan memilih di jinting, diikuti dengan yang lain Jevan dan Karin sedangkan Nandha malah memakai sepatunya terbirit-birit.

"Setan! Sepatu gue pake tali segala! Besok besok gue pake sendal aja lah ke sekolah!!"

Nandha bahkan sempat menoleh kebelakang dimana guru BK itu masih berdiri di depan ruangannya dengan mengacak pinggang.

Sekarang Jevan dan Karin sudah ada di taman belakang dengan satu guru yang mengawasi mereka.

Dengan berat hati mereka membagi tugas, Jevan yang mencabut rumput dan memutik sampah sedangkan Karin yang menyapu dedaunan.

Teman temannya memilih duduk di depan perpustakaan dengan santai.

"Kasian ya Jevan. Baru kali ini gue liat dia di jadiin babu cuman gara gara berantem sama cewe" Rendra bersuara sembari bersender di tembok

Ningning menoleh kembali kelapangan "Karin sih udah tau murid teladan malah cari masalah sama biang onar!"

Kembali ke lapangan Jevan berjongkok mencabut rumput panjang sedangkan di samping nya ada Karin yang menyapu, sedangkan guru tadi sudah pergi entah kemana

Dengan dendam yang masih tersisa Karin menyapu dengan tak ikhlas hingga membuat pasir yang dia sapu mengenai Jevan yang di bawah.

"Woi! Buta lo mata lo! Ga liat apa gue lagi mungut sampah!!" Jevan melempar kembali sampah itu Karin mengacak pinggang berdecak

"Ck. Ya elah ga sengaja juga, lagian udah tau gue lagi nyapu jauhan dikit ke. Ribet amat susah mikir"

"Apa lo bilang!! Cewe kurang ajar sialan lo! Cari gara gara sama gue" Jevan bersuara tegas hingga atensi semua teman teman mereka di perpustakaan menatap mereka

Haenda dan Nandha sudah bersiap lari kelapangan lagi untuk berjaga-jaga tapi di cegat oleh Lia dan Ningning

"Eh eh, mau kemana?"

"Ya ke sana lah ege. Pake nanya lo!" Haenda menyahut pertanyaan Lia

"Tau anjir, emang lo mau Karin di begom Jevan!? Iya kalo jambak jambakan mah ga papa, lah ini cowo sama cewe." Nandha memperjelas

"Udah elah. Jevan ga bakal seberani itu. Percaya sama gue" ucap Ningning menyakinkan.

"Ini kan yang mulai lo bukan gue!! Ya yang salah lo bukan gue! Gue cuman balas dendam aja kali!"

Karin melempar sapu itu ke bawah berbalik berniat meninggalkan tugasnya dan Jevan tapi baru juga berbalik kerah bajunya sudah di tarik Jevan

"Ha! Mau kemana lo! Kelarin tugas lo jangan lepas tanggung jawab. Kata siswi teladan. Ck gadungan" Karin tidak terima dan membalikan badannya

"Tau apa lo tanggung jawab! Baju gue kotor aja lo ga tanggung jawab! Tukang onar sok sok an berwibawa?"

"Lo ga ada takut-takut nya ya sama gue!!?" Tanya Jevan

"Dih? Takut sama lo? Emang lo setan? Emang lo monster? Masih sama sama makan nasi! Ga takut gue."

Jevan ingin mencekik Karin rasanya, dia sudah frustasi dengan Karin akhirnya hanya bisa mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Sinting" Karin menatap sneh Jevan dan ucapan karin masih di dengar Jevan

"Dasar siswi teladan gadungan!"

"Dasar biang onar!"

Jevan berjalan menghampiri Karin dan berdiri tepat di depan Karin kembali menatap tajam Karin begitu pun Karin tak mau kalah dengan tangan yang masih di pinggangnya.

"Mulai sekarang lo masuk list musuh gue!" Jevan dengan yakin dengan kesal bicara ke Karin

"Okey! Mulai sekarang kita deal musuhan!" Karin berbalik berniat meninggalkan Jevan tapi kembali lagi untuk menginjak kaki Jevan dan kembali pergi meninggalkan Jevan yang mengaduh kesakitan

"Aaaa! Cewe sinting lo!"

"Aaaa! Cewe sinting lo!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ʙᴀᴅʙᴏʏ || 𝐋𝐞𝐞 𝐉𝐞𝐧𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang