"Arin cepet keluar lo dari kamar! Bentar lagi lo telat, awas aja lo ngamuk ngamuk lagi ke gua kaya kemarin."
Itu suara Taendra Yonkara, atau Taeyong kakak laki-laki Karin yang membuat dia semalam terlambat dan terkena masalah besar.
Arin adalah panggilan karin dirumah, bukan hanya dirumah, semua yang menurutnya sangat dekat dengan dirinya boleh memanggilnya begitu menurut nya itu menggemaskan.
Dengan wajah tertekuk kesal karin menghampiri kakaknya dengan malas, taeyong yang melihat adik nya sedikit meringis. Mengingat bagaimana tadi malam dirinya di hajar habis-habisan oleh karin, walau tidak menggunakan tenaga dalam tetap saja sakit. Bahkan punggung nya masih sedikit ngilu saat terjatuh dari ranjang akibat di tendang karin.
"Ngapain lo liatin gua segitunya! Mau gua colok mata lo??! " Karin duduk dengan kasar di kursi makan, dengan memegang garpu lalu mengarahkannya ke arah taeyong membuat taeyong takut.
"Buset dah dek! Lo ngeri amat, tega lo mau colok mata abang lo yang indah ini?" taeyong benar-benar berpikir bahwa karin masih sangat dendam dengannya dan dia berpikir bisa saja dan kapan saja karin benar-benar akan menusuk matanya dengan garpu di tangannya.
Tak lama tangan karin di pukul pelan oleh seorang wanita cantik yang menghampirinya dengan jus orange di tangan satunya.
"Dek, bercandanya jangan kelewatan sama abang mu. Liat muka abang kamu jadi pucat ketakutan, muka kamu nyeremin kalo marah. Kalo anak kecil liat nya pasti langsung nangis"
Seuma Legiyara kakak perempuan pertama karin, yang sekarang menyandang status menjadi tunangan seorang pengusaha. Sedangkan Taeyong masih menjadi mahasiswa abadi dengan kesendirian.
"Lagian gara gara abang nie. Aku jadi telat, terus berantem lagi sama orang di sekolah"
"Salahin aja gua teros. Mentang-mentang anak tengah, cowo sendiri an jadi seenak nya di salahin."
"YA OKEY, FINE GUA YANG SALAH, SALAH IN AJA TERUS" Taeyong pergi ke sisi kursinya dengan kesal, dan bergerak mengambil makanannya.
Karin dan Seuma menatap heran dengan drama pagi taeyong itu. Air jus orange yang di minum Seuma dia tuang sedikit di telapak tangannya dan mengarahkan ke wajah taeyong dan mengusapkanya.
"Bismillahirrahmanirrahim, bangun yong. Istighfar masi pagi. Jangan drama! Alayers banget lo! " taeyong yang sibuk menyiapkan makanannya terhenti karena ulah kakak perempuan nya itu.
"Cuih! Aer apaan ni! Lengket di muka gua" taeyong mengelus wajahnya dan mengeluarkan handphone nya untuk mengaca.
"Uma! Ga sopan lo kak. Muka gua lu cuci pake aer jus. Lengket ini, mana gua abis cuci muka lagi!! "
"Ya ga papa dong, bagus vitamin buat muka lo, yong"
Karin sudah tertawa bahkan sudah tak ada suara dia mencoba menghentikan tawanya tapi sia sia, itu malah membuat dia sakit perut. Taeyong pergi ke kamar mandi untuk membilas wajah nya.
"Kamu juga salah sih dek, mau mau nya ngikut taeyong begadang"
"Ihh aku kan udah bilang sama bang tae buat bangunin aku. Tapi dia malah pergi ke kampus duluan! Aku di tinggal. Ya salah bang taeyong lah!" karin menjelaskan, taeyong di belakangnya hanya tersenyum sembari mengelus dadanya.
'Nasib nasib jadi anak tengah cowo sendirian. Apa apa salah gua. Emang semua cowo selalu salah di mata cewe.' batin taeyong
Selesai makan karin hendak berangkat ke sekolah nya dengan meminta taeyong yang mengantarnya. Sebagai permintaan maaf taeyong, dia mengiyakan kemauan karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴀᴅʙᴏʏ || 𝐋𝐞𝐞 𝐉𝐞𝐧𝐨
Fanfiction"Yang duduk di sini tu cuman buat murid yang berprestasi bukan tukang pembuat onar kaya lu." Karina menatap tidak senang dengan jeno di samping nya "Kursi ini bukan punya nenek moyang lu, jadi suka suka gue mau duduk di mana aja" "Ya udah duduk dima...