chapter 2

2.6K 272 14
                                    

Kini opa, bram, dan thomas sedang menunggu diluar ruang operasi di rumah sakit ternama dikota tersebut untuk menunggu valeri yang sedang dalam proses melahirkan dengan caesar. Mereka menunggu dengan perasaan gusar khususnya bram mengingat saat valeri dibawa ke rumah sakit dalam keadaan pendarahan akibat terpeleset di kamar mandi dan dokter menyatakan bahwa sang istri harus segera melakukan operasi agar kedua bayi dan ibunya memiliki kemungkinan selamat lebih besar. Proses operasi sendiri sudah berjalan kurang lebih 1 jam yang lalu.

Sedangkan oma dan adelia bertugas menjaga malaikat kecil di mansion mengingat hari ini menunjukkan pukul 21.00 malam. Dimana anak dan cucunya harus beristirahat. Yang lebih penting adalah agar mereka tidak merasa khawatir terhadap si kecil yang sekarang sedang melakukam proses operasi beserta ibunya.

"Tenang bram" ujar opa mendekat ke arah bram yang terlihat gusar.

"Tapi dad, coba tadi aku--" bram kembali menyalahkan dirinya sendiri karena merasa tidak bisa menjaga istri dan buah hatinya yang kini sedang memperjuangkan nyawa mereka.

"Itu bukan salahmu, sekarang kita doakan yang terbaik bagi istri dan anakmu. Mereka pasti selamat dan sehat" potong opa mencoba menenangkan.

Bram mengangguk dan meremat kedua telapak tangannya dengan kuat berharap apa yang ia harapkan dan inginkan terkabul. Begitu juga dengan opa dan thomas yang tidak lupa senantiasa berdoa dalam doa dan asa.

15 menit kemudian terlihat lampu operasi telah padam yang menandakan bahwa proses operasi telah selesai. Tak berlangsung lama, seorang dokter juga keluar dari pintu dengan label ruang operasi dengan menggunakan baju khusus untuk operasi. Dengan langkah cepat ketiganya mendekat ke arah dokter tersebut.

"Bagaimana dok? Operasinya lancar kan?" Tanya bram yang sudah tidak sabar ingin tau perkembangan sang anak dan istrinya

"Alhamdulillah atas doa tuan dan kehendak Tuhan, Ibu dan kedua anak tuan selamat" jawab sang dokter dengan ramah membuat bram, opa, dan thomas merasa lega

"Tetapi, kedua putra tuan perlu dilakukan pengawasan lebih lanjut mengingat keduanya dilahirkan lebih awal daripada seharusnya" lanjut sang dokter

"Lakukan yang terbaik untuk cucuku, jika membutuhkan sesuatu katakan saja. Saya akan melengkapi semua yang diperlukan untuk cucuku" jawab sang opa

"Baik tuan" jawab sang dokter sopan

"Apakah mereka sudah bisa dijenguk?"tanya thomas yang sejak tadi diam mendengarkan semuanya

"Untuk sang ibu sudah bisa dijenguk diruang rawat. Sedangkan untuk kedua putra tuan, kami tempatkan di ruang khusus untuk dilakukan pemantauan lebih lanjut. Sehingga hanya dua orang yang bisa memasuki ruang tersebut" jelas sang dokter

"Baiklah, terima kasih" ucap bram

"Semua itu sudah tugas kami tuan. Kalau begitu, saya permisi tuan. Mari" pamit sang dokter yang dibalas anggukan oleh ketiganya

Opa mengkode salah satu tangan kanannya untuk mendeķat ke arah dirinya.

"Berikan dokter dan perawat yang menangani cucuku bonus 10 kali lipat" lirih opa

"Baik tuan" sahutnya kemudian langsung pamit untuk mengurus urusannya seperti yang diperintahkan oleh sang tuan.

"Sekarang kita jenguk valeri dan cucu bungsu wijaksa" tutur thomas dengan senyum tipisnya pada bram yang diiyakan oleh sang adik diikuti oleh opa.

▪️▪️▪️▪️

Ruang rawat valeri

Cup

Bram mengecup lembut kening sang istri yang masih menutup kedua matanya. Saat kecupan itu mendarat, valeri membuka matanya perlahan.

"Mas, bagaimana dengan putra kita mas?" Lirih valeri karena masih lemas

"Mereka masih dalam perawatan khusus" jawab bram

"Terima kasih sudah bertahan dan berjuang demi kita dan anak kita sayang" lanjut bram kembali mengecup kembali kening sang istri

Berbeda dengan opa dan thomas yang masih melihat sang cucu di ruang khusus.

"Apakah ada anak kita sehat?" Tanya valeri

"Kita doakan dan usahan yang terbaik. Dan.... mereka sangat tampan" ucap bram

"Aku ingin melihatnya mas?" Pinta valeri

"Nanti hmm,, nunggu kau lebih baik dulu. Semuanya sudah ditangani dengan baik. Sekarang opa dan kak thomas sedang menjaga pangeran kecil kita" jelas bram

Valeri mengangguk dengan tersenyum simpul.

"Tidurlah, kau juga masih perlu istirahat" titah bram yang diangguki oleh valeri.

▪️▪️▪️▪️

Ruang khusus si kembar

"Cucuku sangat menggemaskan" ucap opa di saat mengamati si kembar dalam sebuah kotak tabung

"Iya dad, mereka sangat tampan. Generasi wijaksa memang tidak pernah diragukan lagi" kekeh thomas melihat si kembar yang masih terpejam dengan sesekali mengemutkan mulutnya

"Raffi aleano wijaksa dan raffa aleano wijaksa. Bukankah itu nama yang bagus?" Gumam opa

"Iya dad, itu nama yang bagus" sahut thomas

"Baiklah. Itu akan menjadi nama mereka. Sehat selalu sayang" harap sang opa pada sang cucu

▪️▪️▪️▪️

Keesokan harinya

Valeri dan bram menjenguk si kembar yang telah memiliki nama masing-masing di papan nama mereka.

"Raffi aleano wijaksa" gumam valeri saat melihat bayi merah yang bergerak pelan dengan matanya yang masih tertutup sedikit. Salah satu tangannya pun masuk melalui celah yang disediakan oleh tabung untuk menyentuh sang buah hati

Lembut itulah yang ia rasakan.

"Nama mereka diberikan oleh daddy, raffi aleano wijaksa. berharap ia akan memiliki derajat yang tinggi dengan sikap wibawa dan bijaksananya. Sehingga ia bisa melindungi adiknya" jelas bram

"Itu nama yang bagus" sahut valeri sambil menggerakkan pelan tangannya yang dipegang oleh si kecil.

"Bagaimana dengan raffa aleano wijaksa sayang?" Tanya valeri lagi sambil menoleh ke arah bayinya disisi kanannya yang sejak tadi diam dengan napas yang tenang

"Seperti namanya, raffa yang artinya bahagia atau kasih sayang. Berharap ia akan selalu bahagia yang dipenuhi dengan kasih sayang. Karena ia salah satu permata yang memberikan kita kebahagian seperti sang kakak" jelas bram lagi sambil melihat ke arah raffa yang terlelap

Entah mengapa, ia merasa bahwa dengan kehadiran si kembar memberikan perasaan yang berlimpah bahagia. Rumahnya akan lebih terdengar bising mulai sekarang dengan celotehan keduanya dan anaknya yang lain. Namun, selama ia mengamati kedua bayi kembarnya. Entah mengapa ia merasa bahwa si bungsu lebih sedikit bergerak. Tidak seperti sang kakak yang sesekali menangis ataupun menggerakkan pelan tangan dan kakinya. Si bungsu terlihat lebih tenang. Entah ini hanya perasaannya atau bukan. Mungkin siang ini ia akan menerima penjelasan dari sang dokter setelah dilakukan sedikit pemantauan ia bisa mengetahui apa penyebabnya. Tetapi ia berharap si kembar sehat dan bahagia.

▪️▪️▪️▪️

THE BABY TWINS : RAFFI-RAFFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang