•3• Ganesh Nugraha

1 2 0
                                    

Motor hitam sport milik Ganesh melaju dijalan raya yang sedikit lenggang dengan kecepatan sedang. Sudah larut malam,jam ditangan pun sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

Deru mesin motor terdengar sedikit nyaring saat memasuki pekarangan rumah nya. Ganesh masuk dengan langkah santai nya,suasana rumah sangat sepi, tentu saja orang-orang rumah sudah tidur.

"Dari mana si?" suara yang sangat familiar ditelinga nya berhasil mengurungkan niat nya untuk menaiki tangga menuju kamar.

Ganesh berbalik dan melihat mama nya dengan gelas yang berisi air putih ditangan,"kok pulang?" bukan nya menjawab,Ganesh malah balik bertanya.

"Dih,aneh banget nanya gitu," Pradella meneguk air nya hingga tandas,lalu kembali berjalan kearah dapur dan diikuti oleh anak nya.

Ganesh ikut mendudukkan diri dikursi dapur setelah melihat mama nya duduk,"ga gitu. Maksud aku kenapa mama pulang, padahal mama bilang pergi nya satu minggu," jelas Ganesh membenarkan pertanyaan nya tadi.

"Selesai nya lebih cepat dari perkiraan,jadi bisa pulang," jawab Pradella jujur. Empat hari yang lalu ia pergi keluar kota untuk pemotretan salah satu produk baju terkenal dikota nya. Karna selesai lebih cepat,jadi lah ia pulang lebih awal.

Pradella adalah model dan salah satu brand ambassador yang cukup terkenal. Della lebih cocok dipanggil kaka oleh Ganesh dari pada mama,setidak nya itu adalah ucapan yang sering dilontarkan teman-teman nya jika melihat Ganesh dan Della,karena pautan umur yang tak jauh.

"Nesh kamu ga mabuk kan? Atau mungkin narkoba?" Della bertanya pada anak nya dengan polos. Ganesh menggelengkan kepala,mama nya ini sering sekali bertanya dengan pertanyaan yang tak terduga.

Ganesh menghembuskan nafas panjang,"mama tenang aja Ganesh tau batasan nya,"jawab nya dengan tenang. Mama nya hanya mengangguk,ia percaya pada anak nya.

Pradella berdiri,berniat untuk kembali ke kamar nya "yaudah mama ke kamar dulu,kamu juga ya. Besok sekolah kan?" Anak nya ikut berdiri dan mengangguk. Sebelum berjalan pergi, Ganesh menyempatkan diri untuk memeluk mama nya.

🌇🌇🌇

Ganesh menuruni tangga dengan sedikit tergesa,ia sedikit terlambat kesekolah karna bangun hampir kesiangan. Walaupun Ganesh tipe orang yang tidak susah dibangunkan,tapi karna tadi subuh turun hujan membuat nya kembali tertidur dengan dingin nya udara pagi.

Saat tangan nya ingin menggapai gagang pintu,suara seseorang memanggil nama nya. Ganesh berbalik dan melihat asisten rumah tangga nya,"kenapa bi? Ganesh buru-buru udah mau telat," Tanya nya ramah.

"Emm anu den...," Bi Wati menggantung ucapan nya, Ganesh dengan sabar menunggu.

"Tadi subuh,ibu sama bapa ribut lagi,"lanjutnya dengan tidak enak hati.

"Shit," sial, Ganesh kecolongan lagi. Mama dan papa nya sering sekali ribut,ada atau tidak ada Ganesh dirumah,tapi kenapa dia tidak pernah tau. Mengapa mama ataupun papa nya seolah-olah tidak ada apa-apa didepan Ganesh.

"Bibi denger nya jam berapa?" Tanya Ganesh ingin tau. Hanya dari bibi yang mengurusnya sedari kecil ini lah ia mengetahui pertengkaran kedua orang tua nya,walaupun dia ataupun bibi nya tak tau dengan jelas apa penyebab pertengkaran itu.

"Kira-kira jam empat subuh den,"

"Tapi mama gapapa kan?" khawatir Ganesh

"Ibu gapapa,tadi baru aja berangkat keluar. Kalau bapa langsung pergi setelah ribut tadi," jelas Wati menjawab kekhawatiran anak majikan nya ini.

Kemana papa nya pergi jam empat subuh? Pertanyaan itu langsung terbesit dibenak nya,"yaudah Ganesh berangkat dulu," pamit Ganesh berlalu pergi meninggalkan rumah. Dia harus cepat-cepat berangkat,sebelum benar-benar telat ke sekolah.

🌇🌇🌇

Kelas tanpa seorang guru memanglah menjadi hal yang paling menyenangkan disekolah. Seperti saat ini kelas XI A atau lebih tepat nya kelas para anak-anak unggulan ditempatkan,guru yang harus nya mengajar hari ini terpaksa izin karena sakit.

Meraka semua sudah diberi tugas merangkum,semua murid dikelas sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Walau status nya mereka adalah kelas unggul,tetap saja kelakuan mereka sama dengan kelas lain.

"Woy cepet kelarin rangkuman kalian!"teriak Apta sang ketua kelas. Ini sudah peringatan yang ke sekian kali nya,lama-lama dia lelah mengurusi teman-teman dikelasnya.

Sebagian murid laki-laki bersorak menanggapi teriakan si ketua kelas.

"Kalau udah bel istirahat semuanya harus ngumpulin tugas nya ke gue,ini perintah bu Nirmala,"final Apta, semuanya dengan segera kembali ke bangku masing-masing untuk menyelesaikan tugas.

Ganesh hanya diam melihat tingkah laku teman-teman dikelasnya, dia sudah menyelesaikan rangkuman nya sedari tadi, jadi dia bisa bersantai tanpa pusing memikirkan tugas lagi.

Tangan nya mengambil headset yang sudah konek dengan handpone nya didalam laci, lalu memasang nya ditelingan. Alunan musik terdengar indah,mata nya tertutup menikmati.

Brakkk

Suara pintu kelas dibanting dengan begitu kencang nya,membuat semua yang ada didalam kelas terkejut, kecuali Ganesh. Ia masih sibuk dengan lagu yang didengarkan.

Sudah ada Ricky kakak tingkat mereka yang berdiri di ambang pintu. Nafas nya memburu menahan amarah,"mana Ganesh?"tanya nya tak santai.

Semua orang menatap Ganesh yang masih santai duduk dikursi tanpa sadar akan keadaan. Ricky masuk dan berjalan kearah Ganesh,namun langkah nya terhenti karna seseorang,"jangan mentang-mentang lo ada disatu tingkat diatas kita,lo bisa main masuk kekelas orang,"ucap seseorang itu tanpa takut.

Ricky tersenyum sinis,"gue ga ganggu lo atau yang lain,gue cuma punya urusan sama tu bajingan,"tunjuk nya mengarah ke Ganesh. Bukan nya tidak berani,dia hanya tau diri dengan siapa dia berharapan saat ini. Apta si ketua kelas,anak donatur tetap disekolah mereka.

Apta menatap Ganesh,bisa-bisa laki-laki itu santai disaat dia dan teman-teman dikelas sedang panik. Dia mundur dan meninggalkan kelas,perkelahian ini sudah sering terjadi. Dia lelah mengurusi hal yang tidak penting seperti itu.

Kini Ricky sudah berada tepat disamping Ganesh,tangan nya menarik paksa headset yang Ganesh pakai.

Sedikit terkejut, Ganesh membuka mata nya,menatap siapa yang berani mengganggu kedamaian nya. Dia berdiri,tak perlu bertanya apa maksud kedatangan rival didepan nya,dia sudah tau.

"Maksud lo apa ngomong kaya gitu sama anak Batara?!" tanya Ricky dengan nada membentak

Batara adalah nama komunitas yang dipimpin oleh Ricky saat ini,dulu Ganesh juga termasuk dalam anggota itu,sebelum kejadian dimana dia hanya dimanfaatkan dan dijadikan kambing hitam oleh Ricky dan anggota inti Batara.

Ganesh tersenyum remeh,"gue cuma ga mau anggota yang baru gabung nasib nya sama kaya gue."

Ricky menarik kerah baju Ganesh,mata nya dengan jelas memancarkan amarah. Ganesh hanya diam, menunggu apa yang akan diucapkan Ricky selanjutnya.

"Ga usah ngurusin anak-anak Batara! Lo bukan anggota lagi," peringat Ricky dengan tangan yang masih menarik kerah baju Ganesh,"dan ga usah pengaruhin anggota yang baru!" Lanjut nya dengan melepas kasar tarikan dikerah Ganesh.

Ganesh hanya diam menatap datar laki-laki didepan nya ini.

Ricky pergi meninggalkan kelas Ganesh,sebelum benar-benar keluar dari sana ia berbalik,"lo tau akibatnya kalau masih berani ngusik gue," ancam Ricky pada Ganesh.

Kali ini Ganesh tidak melawan,bukan takut akan ancaman Ricky tadi,ia hanya sedang lelah untuk ribut.

Sangat disayang kan Ganesh dan Ricky menjadi musuh seperti ini, padahal dulu mereka sangat akrab. Ganesh sudah menggap Ricky seperti kaka nya, tapi ternyata semua kebaikan Ricky dan anggota inti Batara hanya untuk memanfaatkan nya.

Semua yang ada disekitar nya nyata ada nya,tapi mengapa dibalik semua itu hanya ada kepalsuan. Padahal semua yang ia berikan adalah ketulusan,tetapi balasan yang ia dapat hanya kepalsuan yang nyata.

Kisah Bersama SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang