6. oLeander Flower (2)

468 79 21
                                    

Perbincangan mereka telah selesai beberapa waktu yang lalu, pelayan, dayang dan Rudy juga sudah diperbolehkan masuk kembali ke dalam rumah kaca.

Leander dan Laluna berjalan-jalan di rumah kaca super besar itu sambil memperkenalkan jenis-jenis bunga kepada Leander. "Ada satu jenis bunga yang ingin kuperlihatkan padamu, menurutku bunga itu sangat cocok denganmu". Leander mengangguk dan hanya mengikuti Laluna yang memipin jalan menuju bagian yang paling ujung di rumah kaca itu.

"Di ujung sini adalah tempat tanaman-tanaman yang berbahaya dan beracun, sengaja ditanam di paling ujung agar orang-orang yang berkunjung tidak asal sentuh dan terkena racunnya". Setelah mendengar kata racun dari Laluna, dengan alasan khusus Leander merasakan dingin menjalar di punggungnya.

[Sepertinya Ratu ini sangat suka tanaman, sampai pelihara yang beracun juga.. ha ha ha] mendengar tawa canggung Crystal, sepertinya bukan hanya Leander yang merinding.

Mereka sampai di ujung rumah kaca, di sana ada satu pohon yang memiliki daun-daun berwarna ungu dan bunganya yang mekar transaparan layaknya kaca, bunga-bunga yang transparan itu bercahaya karena sinar matahari yang merembes masuk ke dalam melalui atap rumah kaca yang transaparan, sangat indah.

Leander menatap dengan mata berbinar dan sedikit menghayal [Hey, bukankah tanaman ini sangat familiar?] Leander setuju, dia merasa tidak asing dengan pengaturan tanaman ini, tapi apa?.

"Bunganya sangat cantik bukan? Dari semua bunga di rumah kaca saya paling suka ini, tapi hati-hati, saya bilang semua bunga beracun ditanam di sini semua fufu". Leander menyadarkan dirinya dari menghayal.

"Ah.. pohon ini beracun? Bunganya? Daunnya?".

Laluna menggeleng. "Yang berbahaya adalah getahnya, otomatis semua fitur di tanaman ini juga ikut sama berbahayanya, dari bunga, daun, kayu hingga akar-akarnya memiliki racun, racun yang ada di getahnya dapat melumpuhkan saraf-saraf seseorang jika menyentuhnya, ditanam pun harus menggunakan sihir atau elemental angin, dan beruntung tanaman ini tidak memerlukan air yang sangat banyak jadi bisa mencegah orang-orang yang sering merawat tanaman ini menyentuh getah yang ada di daun, bunga, dan kayunya".

[Apakah segitu berbahayanya? Tapi apa yang membuat dia mengingatmu setiap melihat tanaman ini?]

"...Nama tanaman ini adalah oLeander". Sedikit tersentak, Leander kemudian melirik Laluna yang berdiri di samping kirinya.

"Sangat mirip denganmu kan? Bahkan warna daun dan bunganya yang terkena cahaya matahari juga mirip dengan rambut dan matamu".

[..Ah sepertinya perasaan familiar tadi dari sini] Ya, sepertinya memang begitu.

-

Puk

Leander menutup novel tebal yang dia minta dicarikan oleh Ver, wanita tua penjaga perpustakaan dan dia baca hingga larut malam. Minum teh sore ini dengan Laluna sedikit melelahkan, jadi setelah dia kembali dari istana Ratu, Leander merendam dirinya di bak mandi selama setengah jam, dan hanya berbaring di tempat tidurnya sambil membaca novel setelah mandi.

Leander kemudian ingat tentang apa yang tidak sengaja Crystal sebut saat di istana Ratu. Ia kemudian mengangkat kepalanya menghadap ke atap kamarnya yang penuh ukiran.

"Hei, Crystal, aku ingin tahu tentang apa maksudmu kalau kamu yang membawa jiwaku ke masa lalu Leander, pemilik tubuh ini?".

Crystal hanya diam, tak menjawab, beberapa menit hening, dan Crystal belum juga menjawab pertanyaan Leander.

"Ck, hey, itu menyebalkan tahu? di sini aku korbannya".

Crystal tiba-tiba muncul di hadapannya sambil melayang dengan wajah datar tidak seperti biasanya, rambut ungunya menyala karena terkena cahaya bulan.

THE SECOND PRINCE : LEANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang