4. Awal Dari Semua Awal(4)

405 75 1
                                    

Leander dari jam 5 pagi sudah berada di perpustakaan dan melanjut bacaannya yang tak sempat diselesaikannya kemarin. Leander yang sudah sakit kepala karena membaca terus menerus tanpa henti sekarang tambah sakit kepala dengan fakta bahwa sekarang dia punya rekan aneh, yang terus mengoceh di kepalanya dengan wujud tak terlihat.

[Hei Leander, kau dari pagi sudah membaca, tak ikut sarapan,  dan sekarang sudah jam 12 belum makan sama sekali? ckck, kau mau pingsan?]

"Bukan urusanmu, tidurku juga tidak nyenyak karena kamu, tahu?".

[Eh? apakah kedatanganku yang tiba-tiba tadi malam?]

"Menurutmu?"

Untung tak ada satupun orang di perpustakaan kecuali penjaga di pojok ruangan lantai bawah, jadi Leander bisa bebas menjawab  ocehan Crystal.

"Hei, Crystal, kau.. wanita?"

[Hm? pertanyaan tiba-tiba apa itu?]

"...tidak, aku hanya penasaran"

[Menurutmu apa?]

"Kau.. seorang wanita?"

[Jadi menurutmu aku adalah wanita, ya?]

"Apakah aku benar?"

[Tidak, kau salah]

"Jadi kau seorang pria?". Leander sedikit tersentak sebelum menjawab.

[Hmmm.. tidak juga, aku adalah sebuah jiwa yang artinya aku tak memiliki tubuh, bisa dibilang aku sendiri tak tahu aku ini apa, mengingat Evander yang mengambil wujud pria sebelum menyegel jiwanya mungkin kau bisa menganggapku laki-laki, tapi aku lebih suka kalau kau menganggap ku wanita].

"Begitu..". Leander kembali fokus ke buku yang dibacanya, tidak menghiraukan apa yang Crystal ocehkan lagi.

Tanpa sepengetahuan Leander, Crystal terbang memutar di sampingnya, Dress tipisnya berwarna putih, dengan ornamen emas khas Eropa melingkar di pinggangnya.

~

Leander berjalan-jalan di taman bunga di  dekat perpustakaan untuk mengistirahatkan matanya setelah membaca puluhan buku dari pagi. Di tangannya ada toples berisi kue kering yang diberikan Rudy untuk menemaninya istirahat.

Sambil menikmati kue keringnya, Leander berjalan dengan tatapan kosong tak mendengar peringatan Crystal di kepalanya.

[Hei Leander! Jangan melamun!]

Puk!

"Aduduh!.." Leander menabrak seseorang, dia kaget dan tak sadar menjatuhkan tutup toples kue keringnya.

"Pangeran kedua? anda tak apa?". suaranya lembut, dan anggun.

Leander mengangkat kepalanya dan melihat wajah yang cantik, mata yang  berwarna hitam pekat itu mentapnya dengan lembut tetapi tegas di saat yang bersamaan.

Leander tersentak dan mundur beberapa langkah, berusaha mengambil tutup toples kue keringnya, tetapi seorang dayang lebih dulu mengambilnya sekalian mengambil  toples berisi kue kering di lengan kiri Leander.

"Salam untuk bulan kekaisaran, Ratu Laluna Aster". Leander meletakkan tangannya di dadanya dan sedikit menunduk untuk meberikan salam.

"Kita bertemu lagi pangeran kedua, Leander Arcane de Elenio".

Leander pun menegakkan badannya kembali dan memberikan Laluna senyum yang ramah.

"Maafkan kesalahan saya yang melamun sambil berjalan".

"Ah, tidak apa-apa, itu wajar karena taman ini sepi, sedikit yang  datang ke sini, jadi tidak apa-apa jika kamu berjalan sambil melamun, aku juga dengar dari Rudy kalau kamu tidak ikut sarapan karena sibuk membaca di perpustakaan, kamu pasti sangat lelah".

THE SECOND PRINCE : LEANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang