Break - Jay Park

1.6K 40 0
                                    

Terlihat seorang siswi tengah berjalan menyusuri lorong sekolah dengan terburu-buru sambil menggerutu. Dia adalah Hanindira Zenova, siswi kelas 12 yang mengambil jurusan mipa di sekolahnya.

20 menit yang lalu, ia masih duduk manis di kursinya sampai entah darimana salah satu teman dekatnya datang dengan heboh dan membisikkan sesuatu kepadanya, yang akhirnya membuat gadis itu menghela nafas jengah.

Karena itulah yang membuat Hanin bergegas menghampiri seseorang yang berkaitan dengan ucapan temannya di salah satu ruangan.

Sampailah dia di depan pintu ruangan yang bertuliskan UKS, tanpa permisi, ia mendorong pintu tersebut sedikit kasar. Yang menampakkan seonggok manusia tengah berbaring di ranjang putih.

Masih di depan pintu, Hanin menatapnya datar, wajahnya nampak kesal. Sebetulnya, selama ia berjalan ke sini wajahnya pun sudah seperti itu.

"Apa lagi sekarang?"

Pemuda itu menoleh ke arahnya, kemudian bangkit dari tidurnya lalu duduk di tepi ranjang menghadap gadis di depannya.

Lagi-lagi Hanin menghela nafas, ia pun berjalan mendekat ke orang itu.

Hanin mengamati wajah lelaki didepannya yang terdapat luka lebam dan sedikit darah di beberapa area. Membuatnya merengut tak suka.

"Hobi banget cari masalah? Kenapa sih?!" tanya Hanin kesal.

Yang ditanya malah tersenyum tipis, sambil menatap gadis di depannya, ia berucap, "Obatin."

Mendengar itu, Hanin berdecak kesal. "Ga tau diri, lo, ya?! Elo yang berantem gue yang repot!" sahutnya geram. Meski begitu, ia tetap mengambil kotak p3k yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri.

Lantas, Hanin pun mendudukkan dirinya di sebelah lelaki itu dan mulai mengobati wajahnya perlahan.

"Kali ini lo udah keterlaluan, Jay," ucap Hanin penuh penekanan dengan nada kecewa.

"Bisa ga sih, lo ga usah bikin gue khawatir sehari aja?" Tatapannya melembut, namun masih terlihat sedikit kesal.

"Emang ga cape apa keluar masuk BK terus?" Selesai membersihkan lukanya, Hanin menatapnya sebentar sebelum melanjutkan kegiatannya lagi.

Jay Park, siswa jurusan IPS yang suka banget cari masalah dari kelas 10, eh engga, dari dulu dia emang trouble maker. Sekaligus yang menyandang status sebagai kekasih Hanin dari pertengahan SMP.

Hanin juga ga ngerti kenapa dia bisa pacaran ama ni anak, tiba-tiba dateng, pdkt, ujug-ujug pacaran. Simpel tapi ga masuk akal.

Nyesel? Engga sih, cuma cape aja, serius. Masa iya, setiap dia bikin masalah, gadis bersurai sebahu itu harus ceramahin dia? Yang cuma di-iyain, habis itu minta maaf, tapi ga lama kemudian di ulang lagi.

Karena pada dasarnya emang kepala batu, mau di nasehatin gimana pun ga bakalan mempan.

Anehnya, Hanin masih betah sama dia.

Udah terlanjur bucin.

Fyi, hubungan mereka masih backstreet. Dimana orang-orang gatau mereka berdua deket dan punya hubungan kayak gini.

"Se-emosi itukah lo sampe bikin anak orang masuk rumah sakit, hah?!" Hanin menatapnya tajam, kapas yang sudah diberi obat merah ditangannya ia tekan di luka Jay saking geramnya. Membuat Jay meringis kesakitan.

"Itu udah kelewatan, Jay!" Kali ini Hanin benar-benar marah. Pasalnya, luka yang didapat Jay hari ini lebih parah dari sebelum-sebelumnya yang hanya lebam dan tergores sedikit. Siku dan tangannya pun terdapat luka disana.

Dan menurut gadis itu, tindakan tercela yang dilakukan pacarnya tadi sudah melewati batas wajar. Sebagai salah satu orang terdekatnya, wajar dong ia marah kepada pemuda itu karena geram sekaligus khawatir?

Dengan enteng, Jay menjawab, "Biarin, orang dia yang cari masalah duluan sama gue."

Kilatan amarah makin terlihat jelas di mata Hanin. "Jay! Ini ga masalah siapa yang mulai! Lo tau? Tindakan lo ini termasuk kriminal, ortu dia bisa aja nuntut elo, akibatnya? Bisa-bisa lo di drop out!"

Selesai kalimat itu diucapkan, ekspresi Jay berubah. Alis tebalnya mengernyit tak suka, matanya menatap dalam sang kekasih. "Jadi lo kasihan sama dia? Lo belain dia?" ucap Jay terdengar menuntut.

Hanin yang mendengarnya menyibak rambutnya ke atas sambil menghela nafas jengah. "Astaga, Jay ..." lirihnya yang masih terdengar oleh lelaki dihadapannya.

Sungguh, demi apapun Hanin kesal, marah, kecewa, dengan pacarnya yang satu ini. Semuanya campur aduk, rasanya ia ingin menangis saat ini juga.

"Please, don't be like this, Jay. Buang pikiran ga masuk akal lo itu." Mata yang sedikit berair itu menatap Jay dengan tatapan yang sukar diartikan.

"Gue ga kasihan sama siapapun, ga bela siapapun termasuk lo. Karena ini jelas ga ada sangkut pautnya sama gue," ujar Hanin yang tengah mengobati luka di tangan Jay.

Dengan cepat, Jay menyaut, "Jelas ada! Lo pacar gue, Han!"

Hanin menyeringai tipis. "Gini, deh ... gue cape Jay, lo susah banget diatur, kita break dulu aja, ya?" final Hanin.

Jay membelalakkan matanya kaget, tidak mengira kalimat tersebut akan terucap dari mulutmu. "Kenapa? Disaat gue rela belain lo dari omong kosong dia yang ngehina-hina lo sampe gue kayak gini, lo malah ngajak break? Maksud lo apa, Han?!"

"Listen. Jay, udah berapa kali gue bilang, yang begitu gausah diladenin. Gue aja bodo amat kok lo yang naik pitam?" ucapnya terjeda.

"I mean, se-keselnya elo, se-emosi apapun lo, tahan, Jay! Jangan dikit-dikit berantem. Gue yang ngelihatnya cape, tau ga!"

"Just ignore them!" sambung gadis itu.

"Tapi-" Jay hendak berucap namun dipotong oleh Hanin.

"Gue tau, lo risih, 'kan? Jadi mending break aja biar lo ga risih lagi." Hanin beranjak berdiri hendak mengembalikan kotak p3k di tempatnya.

Namun, tangan kiri Jay yang tidak terluka menahan pergelangan Hanin, membuatnya berhenti di tempat. "No, please, Han ... gue ngga bisa." Suaranya kian melembut, di balik punggung Hanin, ia menatap kekasihnya itu dengan tatapan memohon.

Gadis itu membalikkan badannya menghadap Jay, lalu melepas genggamannya perlahan. "Gue akan berubah pikiran, kalo lo mau tanggung jawab sama perbuatan lo tadi."

Setelah meletakkan kotak p3k, dengan berat hati, Hanin berlalu pergi meninggalkan Jay yang kini tengah mengepalkan tangannya lalu mengacak-acak rambutnya kesal disertai erangan yang keluar dari mulutnya.









ku menangis~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ku menangis~

Heaven (ft. Enhypen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang