1/6

163 22 0
                                    

[ now ]

rega menatap juna yang kini tengah menghabiskan makan siangnya.

suasana kantin hari ini bising sekali, seperti biasanya.

beberapa laki-laki memainkan gitar mereka, mencoba untuk menjadi musisi dadakan walau ujian akhir tahun sedang menanti.

juna menoleh kearah rega. "makan, ga."

rega menggeleng.

juna bangkit dari duduknya lalu menghampiri bara yang sedang sibuk menggonjreng gita di meja seberang.

"punya kartu ga?"

"engga."

"payah."

terus juna balik duduk di sebelah rega, lanjutin makannya.

aneh, batin rega.

tapi, sejujurnya, rega tidak peduli dengan juna dan tingkah lakunya.

hari ini tepat lima tahun kepergian awan, dan setelah bertahun-tahun lamanya, luka di dadanya tetap tidak pernah sembuh.

lukanya bagai tidak pernah berhenti ditaburi garam, and his heart always aches for awan.

rega bangkit dari duduknya, yang langsung dikejar oleh juna.

"gue mau ikut."

rega menatap juna, dan tersenyum.

ia memang terluka, namun ia tidak pernah terluka sendiri.

juna memeluknya dari belakang, lalu rega melihat bara yang mengikuti dari belakang mereka.

camaraderie | markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang