4/6

110 19 0
                                    

hari itu dipenuhi kelabu.

wajah rega berhias rindu akan ibu. ia ingin bertemu dengannya, meminta restu untuk memulai lembar hidup baru.

ia pulang ke rumah. ia makan makanan ibu, bermain catur dengan ayah, bercanda dengan adik sepupu yang nampaknya mempunyai sepatu baru.

"kakak injek, nih!"

"iiih, jangan!"

rega tertawa.

namun ibu dengan cepat muncul dari balik pintu, mengajaknya untuk berbincang di ruang tamu.

"kuliahmu bagaimana?"

"menyenangkan."

"rega."

lalu rega tertawa. ia memeluk ibu, dan air matanya tumpah.

"bu, aku rindu masa lalu."

"semua orang juga rindu masa lalu.

perbedaan mereka denganmu adalah, mereka melanjutkan hidupnya.

hidupmu berjalan tapi waktumu berhenti.

rega, bangkitlah."

"menurut ibu, aku bisa bangkit?"

"bisa."

-

rega mengambil tiket untuk kereta pulang, lalu buru-buru menaiki kereta yang sudah tua itu.

sambil membaca, rega tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedari tadi sudah mencuri-curi pandang.

"rega?"

rega mengangkat wajahnya. "kak abas?"

kak abas, teman masa kecilnya yang beberapa tahun lalu pergi ke kanada untuk melanjutkan pendidikannya.

rega tahu abas menyadari tulang pipinya yang begitu kentara dan tangannya yang begitu dingin.

rega tidak menyangka bahwa abas akan memeluknya.

"aku juga rindu, rega. aku juga rindu."

rega mengangguk.

lalu mereka berbincang dan kereta sudah sampai di tujuan rega.

camaraderie | markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang