3/6

118 21 2
                                    

juna memegang bahu rega sesaat setelah mereka mengunjungi awan dan pergi ke rumah juna.

"jangan pernah merasa bersalah untuk mencintai orang lain, rega."

air matanya keluar lagi.

saat rega pulang ke rumahnya, ia merasa tenaganya terkuras habis. lalu ia pergi ke alam mimpi.

disana ada awan. dan juna. bara. mama. papa. dan mereka semua tertidur.

tapi lalu awan terbangun, dan tersenyum kepadanya.

senyuman itu, yang selalu rega rindukan setiap hari dan ia harapkan untuk kembali.

lalu awan memeluknya.

rega ingin bertanya, lalu bagaimana aku akan menjalani kehidupan, awan?

tapi awan hanya menepuk bahunya, mengantarkan kehangatan yang rasanya tidak mungkin jika semua ini hanyalah khayalan.

"berbahagialah."

"tapi bahagiaku ada di kamu."

awan menggeleng. "tidak. bahagiamu, kamu sendiri yang menentukan.

kak, aku ini hanya abu. aku terbuat dari masa lalu, dan dirangkai sedemikian rupa agar kamu terus ingat pada diriku.

aku tidak ingin menghancurkan dirimu.

maka dari itu, berbahagialah tanpa aku. berbahagialah karena hayatmu berharga dan kalbumu tidak pantas untuk diisi sendu.

ingat aku, tapi jangan hilangkan dirimu."

rega terbangun.

camaraderie | markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang