Suara sirene terasa memekakkan telinga, Renjun, Jeno,Jaemin, Chenle dan Jisung serentak terbangun. Renjun menutup kedua telinganya dengan telapak tangan, ia sangat membenci suara mememakkan seperti ini.
"Ribut sekali " kata Chenle dengan mata yang masih setengah terpejam
Seorang lelaki bertopeng yang telah menyeret mereka kedalam tahanan ini, membuka pintu sel dengan menggunakan sebuah kartu yang melingkar dilehernya.
"Cepat keluar" katanya
"Kita dibebaskan?" tanya Jeno
Lelaki bertopeng itu tidak menyahut, ia hanya berdiri menunggu kelima anak itu keluar seperti permintaannya. Jeno yang sadar tidak dapat jawabab apapun segera bangkit disusul dengan yang lainnya, mereka berlima mengikuti kemana lelaki aneh itu membawa.
Dihadapan mereka sudah terhampar sebuah lapangan luas seperti lapangan sepakbola hanya saja terlihat ada beberapa tanaman yang sebelumnya tidak pernah ada di Bumi. Lelaki bertopeng itu memberikan mereka sebuah alat seperti pemotong rumput namun dalam bentuk yang lebih canggih.
"Bersihkan tanaman – tanaman liar itu" kata lelaki bertopeng itu
"Bagaimana cara kami menggunakannya?" tanya Jaemin
Lelaki bertopeng itu memanggil lelaki bertopeng lainnya untuk mengajari bagaimana cara menggunkan mesin pemotong rumput. Selang beberapa menit mereka sudah paham dan mulai memotong tanaman-tanaman liar yang dimaksud.
"Kelihatannya tempat ini mengasyikan" kata Chenle kepada Jisung sambil tersenyum memandang alat canggih ditangannya
"Tidak, menurutku sangat mengerikan" ujar Jisung "Hanya orang bodoh yang bilang kalau tempat ini mengasyikan"
Chenle ketawa mendengar ucapan Jisung "Aku cuma bercanda"
"Sepertinya aku tidak pernah menemukan tanaman-tanaman seperti ini sebelumnya" kata Jaemin
"Aku yakin kita berada disuatu tempat selain dibumi" kata Renjun
"Bagaimana mungkin" kata Jeno masih menolak untuk percaya
"Kamu tidak lihat begitu banyak hal aneh yang tidak pernah kita temui di bumi" kata Renjun mencoba meyakinkan
"Atau mungkin kita terjebak di dimensi yang lain" Jisung menambahkan
Jeno menarik nafas "Pikiran kalian berdua benar-benar absurd"
"Arghhhhhhh..." pekik Jaemin yang nampak kesakitan memegang tangannya
"Jaemin, ada apa?" tanya Renjun
Jaemin tidak bisa bersuara tangan kirinya terus memegang tangan yang satunya, tiba-tiba saja dia jatuh tergeltak dan mulutnya mengeluarkan busa.
Renjun, Jeno, Chenle, dan Jisung yang panik melihat kondisi Jaemin berteriak memanggil beberapa lelaki bertopeng yang juga merupakan petugas disana.
Salah satu lelaki bertopeng itu mengangkat badan Jaemin dan membawanya pergi, Lelaki bertopeng lainnya berteriak menghentikan langkah Renjun,Jeno, Chenle dan Jisung yang hendak mengikuti kemana Jaemin akan dibawa "Kalian hendak kemana?" teriaknya
"Kami mau mengikuti Jaemin" kata Jeno
"Kembali ketempat, pekerjan kalian belum selesai"
"Hyung ku sedang sakit" kata Jisung "Izinkan kami menjaganya"
"Kau tidak dengar..." teriaknya lagi
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, mereka berempat kembali ke dalam sel. Suasana masih hening, makanan yang ada didepan mereka terasa hambar karena mereka masih memikirkan kondisi Jaemin.
"Makanlah" kata Renjun pada Jisung yang sedari tadi menangis karena Jaemin "Kalau tidak kau akan kelaparan"
Jisung menggeleng "Aku tidak lapar, hyung"
"Dipaksa walau sedikit" kata Jeno yang sebenarnya juga susah untuk memaksa makanan masuk kedalam lambungnya
Jisung tetap menggeleng, airmatanya terus mengalir
"Nanti kau ikut sakit, Hyung suapin ya" kata Renjun sambil terus membujuk Jisung dan pelan-pelan menyuapinya.
Diruang perawatan, Jaemin masih belum sadarkan diri. Racun dari salah satu tanaman liar itu telah masuk kedalam pembuluh darahnya.
"Y756" seseorang berkata. Terdengar suara botol-botol berbenturan yang didalamnya terdapat beberapa cairan dengan variasi warna biru dari yang muda hingga tua. Beberapa cairan itu dimasukan kesebuah jarum suntik setelah semuanya tercampur seorang perawat menyuntikkannya ke lengan Jaemin.
"Sebentar lagi masa kritisnya terlewati" katanya kepada temannya
Beberapa jam kemudian Jaemin merasakan seluruh badannya sakit, dia mencoba membuka matanya dan mendapati langit-langit bangunan yang tinggi menjulang tepat diatasnya. Jaemin mencoba menggerakkan tubuhnya namun tidak bisa, rahangnya pun terasa kaku untuk digerakkan. Jaemin tidak ingat apa yang terjadi dengannya, terakhir yang ingat adalah ketika ia memegang sebuah tanaman yang bentuknya lebih aneh dibanding tanaman-tanaman aneh lainnya, dia merasa tanaman itu menggigit tangannya dan dia menjadi sangat kesakitan. Jaemin kembali memejamkan mata, airmatanya meleleh ia masih tidak menyangka bahwa ia akan terjebak ditempat yang asing dan terluka seperti ini.
****
Maafkan aku, semoga aku tidak selama ini lagi update part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nct Dream di Planet Toska
FantasyJisung meneropong langit malam dengan teropong yang baru saja Renjun belikan tadi pagi. Mereka berdua sedang meneropong di balkon rumah. Tiba - tiba Jisung melihat sebuah cahaya yang bergerak cepat dan berwarna Toska. Cahaya tersebut sangat menyilau...