Cahaya Toska

166 19 5
                                    

Jisung mengamati langit malam dari sebuah teropong yang dibelikan Renjun tadi pagi. Sudah hampir tiga jam ia duduk balkon, sesekali dia mengusir nyamuk nakal yang menggigit tubuhnya.

"Jisung ah ayok tidur" kata Renjun sambil menguap "Hyung sudah ngantuk"

Jisung menggeleng, matanya masih sibuk dengan mengamati bintang – bintang diatas sana

"Jisung ah ayok tidur" kata Renjun sambil menguap "Hyung sudah ngantuk"

Jisung menggeleng, matanya masih sibuk dengan mengamati bintang – bintang diatas sana

"Jisung, ayolah" kata Renjun

"Hyung tidur saja duluan" kata Jisung

"Yakin, kamu berani sendirian?" tanya Renjun

Jisung mengangguk "Berani hyung"

Renjun masuk, ia meninggalkan Jisung sendirian di balkon. Sedari tadi Jisung hanya menangkap kelap – kelip bintang berwarna putih namun ia masih belum menemukan sesuatu yang lebih menarik. Jisung memutar teropongnya, tiba – tiba matanya menangkap sesuatu benda yang bergerak dan bercahaya berwarna toska sangat terang. Cahaya itu makin lama makin mendekat, sangat mendekat dan terasa sangat menyilaukan. Jisung mencoba menjauhkan matanya dari teropong namun tidak bisa teropong itu seolah menempel dimatanya. Jisung pun mencoba berteriak memanggil Renjun tapi suaranya tidak terdengar. Cahaya toska tersebut benar – benar menusuk dan menembus matanya, selang beberapa menit kemudian Jisung tidak bisa lagi melihat apa – apa.

Jisung merasakan suhu disekitarnya sangat dingin, Jisung menggigil. Samar – samar dia mendengar suara orang memanggil namanya. Dia membuka matanya pelan – pelan. Nampak disana dia melihat Renjun sedang duduk mengamati wajahnya.

"Hyung apakah aku barusan bermimpi?" tanya Jisung

"Maksudmu?" tanya Renjun balik

"Aku baru saja melihat sebuah cahaya berwarna toska dan sangat menyilaukan"

"Kamu tidak bermimpi" kata Renjun "Itu benar, aku juga melihatnya"

Jisung segera bangkit "Benarkah..." sebelum dia bertanya lebih banyak ke Renjun, dia mulai menyadari bahwa ada yang berbeda disekelilingnya

"Kenapa?" tanya Renjun

"Hyung, ini bukan di rumah kita kan? Jisung bertanya sambil memperhatikan jeruji besi didepannya

"Benar, kita sepertinya sedang didalam sebuah penjara" jawab Renjun

"Bagaimana mungkin?" tanya Jisung ketakutan

"Aku juga tidak tau, kenapa aku tiba – tiba disini" jawab Renjun sambil menyerahkan jaketnya ke Jisung "Pakailah, kamu terlihat sangat kedinginan"

Jisung meraih jaket Renjun dan memakainya "Hyung lihat"

Renjun menoleh kearah yang Jisung tunjuk, tampak beberapa orang yang sedang memakai pakaian dan topeng yang aneh sedang menyeret Jeno, Jaemin dan Chenle.

"Hyung, bagaimana mereka.."

"Ssst.." Renjun memberi isyarat agar Jisung tidak memberikan komentar apa – apa, ia tidak mau orang – orang aneh itu mendengarnya.

Jaemin, Chenle, dan Jeno didorong ke tempat dimana mereka berdua dikurung. Mereka berlima terpaku diam dan saling menatap. Setelah orang aneh itu pergi, Renjun memulai pembicaraan.

"Kenapa kalian juga berada disini?"

"Kami melihat cahaya berwarna toska yang sangat menyilaukan dari arah kamar kalian" Jawab Jeno "Kami pikir sesuatu telah terjadi, akhirnya kami mencoba menuju kamar kalian"

"Dan tiba – tiba cahaya biru itu seakan menyedot bola mata kami" sambung Chenle

"Orang aneh itu kasar sekali" kata Jaemin

"Baunya juga sangat tidak enak" kata Chenle

"Tapi aku senang, kalian ada disini" Kata Renjun dengan lega "Tadi aku pikir hanya aku yang sendirian disini, aku benar – benar takut"

"Memangnya apa yang kalian lakukan sampai cahaya berwarna toska itu menuju kamar kalian?" Tanya Jaemin

"Aku hanya menemani Jisung meneropong bintang, sampai pada akhirnya aku mau masuk ke dalam tiba – tiba cahaya toska itu mendekat kearah kami" ujar Renjun

Jaemin menoleh kea rah Jisung "Oh maknae, kenapa wajahmu pucat? Kamu takut? tenanglah ada hyung disini menjagamu"

"Kita harus cari jalan keluar agar bisa bebas dari sini" Kata Jeno

"Benar, tapi bagaimana caranya?" tanya Jisung "Kalian tidak lihat orang – orang aneh itu sepertinya sangat kuat dia juga memegang senjata yang canggih" ujar Chenle "Bagaimana kita bisa melawan mereka?"
"Itulah mari kita pikirkan" Ujar Jeno

"Kita bisa saja membobol dinding ini" ujar Jaemin

"Menggunakan tangan kosong?" tanya Renjun "Sepertinya mustahil"

"Aku ngantuk, aku mau tidur sebentar" kata Jaemin sambil merebahkan badannya di lantai

"Aku juga" Kata Renjun ikut merebahkan badannya seperti Jaemin

"Hei, kalau kalian tidur bagaimana kita bisa berpikir" protes Jeno

"Kalau kita mengantuk juga kita tidak bisa berpikir hyung" kata Chenle yang juga ikut mengambil posisi baring disamping Renjun. Mereka bertiga akhirnya tertidur, tinggalah Jeno dan Jisung yang masih terjaga dengan pikiran mereka masing – masing.

Nct Dream di Planet ToskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang