Jeno masih belum tidur, entah mengapa perasaannya masih tidak enak. Jeno khawatir jika pasukan Schlecht menemukan tempat persembunyian mereka. Diam-diam ia mengambil teropong yang tergelak disamping Haecan dan keluar dari tenda. Jeno mencoba naik keatas pohon dan meneropong dari segala arah. Ternyata firasatnya benar, tidak jauh dari lokasi mereka berada tampak pasukan Schlecht mulai mendekat. Jeno pun segera turun dari pohon dan mencoba memberitahu anak-anak dream yang sedang tertidur. Jeno mengguncang tubuh temannya satu persatu dan mengatakan bahwa mereka harus segera pindah karena barusan ia melihat pasukan Schlecht sedang menuju ke tenda mereka.
"Kamu yakin nggak salah liat?" tanya Renjun matanya masih tampak merah menahan kantuk.
"Seratus persen yakin" jawab Jeno pasti.
Mark membereskan barang-barang ke dalam tas ransel "Kita harus segera pindah dari sini".
Mereka bertujuh pun segera bangkit dan bersiap untuk keluar tenda.
"Hyung, tunggu" panggil Jisung "Kakugi?"
Serentak para hyung nya menoleh ke arah kakugi, meski kondisinya sudah lebih membaik daripada sebelumnya namun tubuh kakugi masih sangat lemah.
"Tolong ikat kakugi di punggungku, biar aku yang akan menggendongnya" ujar Jaemin.
"Kamu serius?" tanya Mark hampir tidak percaya.
Jaemin mengangguk kemudian dia memberikan Jeno sehelai kain untuk mengikat kakugi dipundaknya.
"Semoga dalam perjalanan dia masih tidak berdaya, agar kepalamu tetap aman" ujar Haecan merasa khawatir, mengingat kakugi termasuk binatang yang suka menyerang siapa saja yang dianggap lawan.
Renjun mendorong pundak Haecan "Jangan berkata yang tidak-tidak"
"Hei, aku serius" protes Haecan dan membalas kembali dorongan Renjun dengan kesal.
****
Nct dream menyusuri pepohonan, aroma dedaunan kering di musim panas terasa sangat khas. Tidak mudah bagi mereka melewati medan yang lumayan sulit. Mereka juga masih belum tahu harus kemana , yang penting saat ini mereka hanya harus bergerak cepat agar tidak tertangkap oleh pasukan Schlecht.
"Kalo capek bilang, nanti gantian" kata Jeno menawarkan bantuan ke Jaemin untuk bergantian menggendong kakugi.
"Oke" kata Jaemin sambil sesekali memperbaiki posisi kakugi yang kadang melorot dari punggungnya.
"Tunggu sebentar" Haecan meminta teman-temannya untuk menghentikan langkah. Dia kemudian naik ke atas pohon dan mulai meneropong.
"Apa kau melihat pasukan Schelcht?" tanya Renjun.
Haecan menggeleng sambil terus memutar teropongnya ke segala penjuru. Kemudian dia melompat turun.
"Sejauh ini aku belum melihat mereka" ujarnya "Tapi, aku melihat ada beberapa rumah yang nggak jauh dari sini".
"Rumah?" tanya mereka hampir bersamaan.
"Aku kira di planet ini nggak ada penghuni lain selain Schelcht" ujar Jeno.
"Planet disini hampir seperti bumi" jelas Mark.
"Jadi kita harus kemana?" tanya Jaemin yang sudah mulai berkeringatan "Tetap di hutan atau pergi ke pemukiman penduduk?"
"Aku rasa kita harus ke pemukiman, dengan begitu kita bisa menyamar menjadi penduduk setempat untuk mengelabui pasukan Schalecht" jawab Haecan cepat.
Semua sepakat dan memutuskan untuk menuju ke pemukiman penduduk. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih enam puluh lima menit akhirnya mereka tiba. Tampak beberapa rumah memiliki jarak yang berjauhan satu sama lain. Mark menghampiri seorang lelaki separuh baya yang sedang mengangkut buah-buahan ke dalam gerobak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nct Dream di Planet Toska
FantasíaJisung meneropong langit malam dengan teropong yang baru saja Renjun belikan tadi pagi. Mereka berdua sedang meneropong di balkon rumah. Tiba - tiba Jisung melihat sebuah cahaya yang bergerak cepat dan berwarna Toska. Cahaya tersebut sangat menyilau...