The News !!

308 63 13
                                    


"Kita ganti topik saja."
.
.
.

"Maksudnya?"
.
.
.

"Ya, Aku tau topik yang lebih bagus untuk di up sebagai tugas kita. Topik yang bisa dibilang anti-mainstream karena isu-isu ini jarang dibahas oleh media."
.
.
.

"Apa?"
.
.
.

"About Pearl Harbor."
.
.
.

Terik matahari, menyebar hampir keseluruhan sudut bangunan yang ada di Columbia University. Menandakan musim panas akan segera tiba. Musim yang akan disambut gembira oleh seluruh mahasiswa karena libur yang cukup lama. Ya, meskipun tidak sepenuhnya libur karena tentu saja ada setumpuk tugas kuliah yang harus dikerjakan. But, itulah dunia perkuliahan.
.
.
.

Dan, Musim Panas yang akan membawa kedua insan remaja pada dunia yang berbeda.
.
.
.

"Sebentar lagi kalian akan libur. Dan, tentu saja ada tugas untuk kalian. Aku, sudah membagi kalian ke dalam tugas tim."
.
.
.

Suasana yang begitu serius disalah satu kelas antropologi. Seluruh mahasiswa terlihat mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh Profesor nya.
.
.
.

"Untuk tugas kali ini, Yamada setim dengan Steven." Ucap Sang Profesor yang terlihat begitu wibawa.
.
.
.

Namun...
.
.
.

"Aku menolak!!" Sebuah instrupsi dengan nada tegas pun keluar dari salah satu mahasiswa yang disebutkan namanya itu. Dan sukses, membuat seluruh mahasiswa yang ada disana melihat kearahnya termasuk remaja berkacamata mantan Ketua Taekwondo HIS.
.
.
.

"Ada apa Steven?"
.
.
.

"Aku hanya tidak ingin setim dengan nya. Lebih baik dia di setim dengan sebangsanya." Ucap Steven dengan tersenyum sinis ke arah Yamada dan juga, Awi.
.
.
.

Ya, tentu saja ucapan itu membuat suasana kelas berubah menjadi tegang.
.
.
.

"Kenapa?? Kau tidak suka??" Pertanyaan sinis itu pun diarahkan kepada Yamada. Remaja cerdas namun kepribadian nya agak tertutup.
.
.
.

"Aku setuju setim dengannya." Ucap Awi dengan begitu tenang nya.
.
.
.

"Good. Memang sudah seharusnya."
.
.
.

Keadaan yang tak akan lagi sama. Membawa cerita pada tema lainnya.
.
.
.

"Ternyata kamu disini. Tadi aku mencari mu ke perpus."
.
.
.

"........." Tak ada jawaban. Sosoknya masih memandangi sesuatu pada yang ia pegang.
.
.
.

"Masih memikirkan yang tadi?? Biarkan saja....."
.
.
.

"Aku rasa, aku tahu. Penyebabnya kenapa akhir-akhir ini banyak mahasiswa yang sikapnya berubah. Memandang kita dengan tatapan intimidasi. Ini...." Sosok itu pun memperlihatkan artikel yang tertera dilayar tab nya.
.
.
.

Dengan seksama Awi pun membaca artikel yang diberikan oleh Yamada.
.
.
.

"Aku pikir, perjalanan ku di Negeri Paman Sam ini akan berjalan lancar. Tapi ternyata tidak. Semua yang awalnya baik-baik saja, berubah seketika. Seakan-akan ini menjadi kutukan akan dosa masa lalu yang bahkan kita sendiri tidak bisa memilih kita akan dilahirkan dimana. Apa ini adil???"
.
.
.

"Semua akan tetap baik-baik saja, aku jamin."
.
.
.

"Aku tidak yakin. Kamu liat, bahkan kita berbicara disini aja, beberapa orang sudah menatap kita dengan tatapan sinis. Ntah apa yang akan terjadi di hari-hari berikutnya."
.
.
.

"Yamada"
.
.
.

"Terkadang aku ingin membalas perbuatan mereka tapi, aku sadar hal itu hanya akan memperburuk keadaan. Dan lebih parahnya, bisa jadi beasiswa ku dicabut. Hahh... maaf aku jadi terlalu banyak bicara."
.
.
.

"Tidak apa. Lagipula, kita memang berteman bukan??"
.
.
.

"Kamu satu-satunya orang yang bisa membuatku bicara banyak hal. Ahh... ya mengenai tugas musim panas kita bahas nanti, karena aku masih ada kelas."
.
.
.

"Yap. Kita bisa membahasnya melalui Skype."
.
.
.

Dan, akhirnya Yamada pun pamit untuk mengikuti kelas perkuliahan berikutnya. Sementara itu, Awi, sosok remaja berkacamata itu pun mengeluarkan smartphone nya dan kembali melihat artikel itu dengan tatapan dingin. Tatapan itu, tertuju pada nama yang amat ia kenal. Sang Penulis.
.
.
.

_Kisah Kelam Pearl Harbor_
.
.
.
.
.
.
.

*Done*
.
.
.

Akhirnya kembali.... Maaf atas typo karena diketik tengah malam.

Waiting For ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang