🌻2

8K 366 26
                                    

Menerima kritik dan saran
Jadi kalo ada typo atau kesalahan di setiap paragraf.
Penuhi dengan koreksi kalian ya

•_•

"Sayang, maafkan ucapan ibuku ya" Taeyong masih terdiam tak ingin menjawab Jaehyung yang memeluknya erat. "Kau tau kan ibuku memang seperti itu?"

"Kau seharusnya juga tau kalo aku seperti ini" jawab Taeyong ketus lalu pergi menuju kamar mandi.

Setelah makan malam usai, walaupun sudah tak lengkap. Jaehyun bergegas menyusul istrinya dan kedua anaknya. Ketika Jaehyun membuka pintu dia tak melihat Taeyong menangis melainkan tertawa bersama kedua anaknya. Jaehyun sedikit lega namun saat kedua anaknya pergi dari menuju kamar mereka masing-masing, Jaehyung sedikit khawatir dengan perubahan wajah Taeyong yang menatapnya dingin.


•_•

Renjun dan Jeno kini berada di kafe untuk makan siang, Renjun memang sengaja menelpon Jeno karna ia tak sengaja melihat sosok tak asing yang mirip dengan mendingan kekasih Jung Jeno, Kim Jaemin.

"Kenapa?"

"Gue liat setannya Jaemin" ucap Renjun

"Jun. Jangan tolol napa sih?"

Renjun mengangkat jari tengah dan telunjuknya ke udara. "Sumpah Jen, kaga nipu gue"

Kening Jeno berkerut, matanya memicing menatap Renjun. Namun sepertinya laki-laki itu tidak menemukan kebohongan pada raut wajah sahabat karib nya itu.

"Lu serius Jun?" Tanyanya

"Lu dikasih tau ngeyel mulu ya bangsat! Boong juga gue percuma gaji gue gak lu naikin!" Renjun memutar bola matanya.

"Dimana?"

"Apanya?"

"Jaemin"

"Kuburan!" Setelah mengucapkan itu Renjun beranjak pergi mendahului Jeno yang batinnya sedang misuh-misuh mengumpati Renjun.

"Permisi, saya ingin memesah stoberi yogurt dan lava keik ya"

Jeno tertegun, suara ini...Jeno mengenal jelas suara ini, suara yang ia rindukan selama hampir tiga tahun. Jeno menoleh mendapati laki-laki bertopi hitam dengan masker yang menutupi sebagian wajah orang tersebut.

Jeno berjalan mendekati laki-laki tersebut sampai akhirnya ia berdiri dikasir berniat membayar.

"Ada perlu apa tuan?" Ucap sang pegawai

"A-aku ingin membayar" pegawai tersebut mengerutkan dahinya menatap bingung Jeno yang menawarkan kartunya.

"Tapi anda sudah membayarnya di awal Tuan" ucap sang pegawai membuat Jeno malu setengah mampus bahkan laki-laki yang ia duga sebagai Jaemin-nya menoleh ke arahnya semakin membuat Jeno salah tingkah.

"A-ahh ku rasa a-aku melupakannya" ucap Jeno terbata-bata lalu ingin beranjak meinggalkan kafe namun ada hal yang membuat Jeno memberhentikan langkahnya tepat setelah melewati Laki-laki tersebut.

"Ke-kenapa aroma mereka sama?" Jeno membatin.

Jeno membalikan tubuhnya lalu berdiri tepat di samping Laki-laki itu membuat dia menatap risih ke arah Jeno lalu bergeser ke kanan untuk sedikit menjaga jarak. Namun siapa sangka Jeno akan semakin mendekati laki-laki itu.

OBSESSION || Nomin || 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang