3

450 102 110
                                    

•~•

Meysha sudah lima jam duduk di kamar ia terbangun. Mencoba meminimalisir kepusingan nya. Ia mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Ia menjalankan misi, pulang lalu membaca novel dan terbagun di gubuk mewah. (*Misi..emang ada gubuk mewah ya?

Ia mendapatkan rambut cokelat, menendang anak yang habis di cambuk dengan kata kata aneh lalu ia.. memiliki wajah yang lebih cantik dari sebelumnya.

Meysha menarik rambut nya sendiri. Ia sudah punya beberapa alasan yang cocok untuk kejadian ini. Tapi logikanya tidak dapat menerima.

Ia.. bereinkarnasi?

Itu satu satunya dipikirannya. Tapi biasanya, reinkarnasi itu dimulai dari kematian dahulu kan? Dia?! Dia itu tidur!! Tidur ya tidur!!

Terbangun menjadi orang lain? Itu sama sekali tidak lucu. Bahkan, Meysha tidak tahu ia bereinkarnasi kemana. Awalnya ia kira ia dibuang oleh ayahnya.

Satu pikiran terbesar di benaknya adalah 'apa aku ke novel Liziana itu? Tapi aku ini siapa?'. Ya hanya itu. Karena sudah malah duluan jadi ia tak memperdulikan peran perannya kecuali peran utama.

Apa ia menjadi figuran tak terpakai? Atau ia menjadi putri hilang di sebuah novel? Ntahlah..pikiran Meysha masih belum menerima kenyataan. Baginya,

TERLAHIR KEMBALI ITU TAKHAYULL!!

"Satu satunya untuk menyingkirkan pikiran buruk itu..aku harus bertemu dengan anak tadi! Dan semoga..jawabannya bukan."

•~•

Malam sudah menyambut, tapi si anak yang sejak tadi ia tunggu belum datang. Perutnya juga sudah lapar. Tadi tidak ada apa apa disini, tidak ada koin, uang, ataupun makanan yang bisa ia makan.

Cklek..
Pintu terbuka menampilkan gambaran seorang anak laki-laki kurus dengan baju yang telah sobek. Bakan langsung menunjukan luka yang belum juga kering. Amat.. menyedihkan.

Cring..
"Aku hanya mendapatkan segini," ucap anak itu memberikan kantung berisi koin.

Ini..duit disinikan?

Tapi, Meysha juga bingung kenapa anak laki-laki di depannya itu membuka bajunya lalu duduk membungkuk di depannya. "Mengapa kau membuka baju?"

Sebenarnya Meysha ingin bertanya lembut. Tapi ntah kenapa malah terdengar angkuh. Ia jadi ingin tersenyum sendiri.

"Apalagi?! Kau mau menghukumku kan? Sudah aku bilang..ini pakaian yang ku punya satu satunya, kalau mau mencambukku cambuk saja. Asal jangan mengenai pakaianku.

Meysha ingin menangis saat ini juga. Anak yang kira-kira berusia delapan tahun sudah sepertinya. Ntah beban apa yang ia pikul selama ini. Dan lagi?! Siapa yang tega mencambuk anak seusianya.

Baru saja ia teringat.

Kalau saat ini, yang ia tempati bukan tubuhnya.

"Apa aku..Cevia Alexandria?" Tanya Meysha lemah, anak di depannya masih diam dan menunduk. Meski terlihat ada perlawanan, Meysha tau anak di depannya sedang gemetar dan berusaha kuat melawan ketakutan.

Terlihat sekali dari kedua bahunya yang bergetar hebat. "Angkat kepalamu. Kau laki laki." Hohoo, Meysha membatin dengan bangga. Ia terlihat sangat keren saat mengucapkannya. Akhirnya, kata-kata ayahnya saat melatih bawahannya ia gunakan.

"Aku tanya sekali lagi, apa aku Cevia?"

"Ya, walaupun aku berharap bukan." Laki laki itu menatap dalam mata Meysha. Kata kata yang jelas terdengar hanya 'ya'. Tapi telinga Meysha cukup pekat untuk mendengar kata yang terakhir.

"Darimana kau mendapatkan koin ini!" Meysha, ia berusaha menahan tangisannya. Ia sudah membacanya, semua kehidupan yang terjadi di dunia yang ia tempati. Jila benar ia Cevia, maka anak di depannya adalah..

"KAU YANG MENYURUH KU MENCURI!"

PLAKK..
.. adalah Sky. Meysha reflek memberikan tamparan keras pada anak yang tadi berteriak di depannya. Ia marah, marah karena ketidak berdayaan Sky. Marah karena ia sudah banyak terluka. Marah karena Sky sangat penurut.

"Jangan lakukan ini lagi," Meysha mengambil kantung yang berisi koin itu lalu memberikannya pada Sky. Sama hal nya dengan yang memberi, Meysha hanya melempar kantung itu.

"Balikkan pada pemiliknya, atau kau gunakan saja. Besok jangan bekerja temui aku dikamar" Meysha pergi setelah mengatakan itu.

"Haha.. kembalikan? Ia sedang tidak waras. Aku akan dihukum setelahnya..pasti."

Sedangkan dikamar, Meysha menangis sejadi-jadinya. Melihat tatapan tersirat milik Sky membuatnya sakit. Ia merasa, Meysha adalah satu satunya orang yang tersakiti.

Tak pernah mendapatkan kasih sayang, dan sudah melakukan hal keji diundurnya yang masih dini membuat Meysha terus merasa sebagai orang kuat. Sekarang, ia tahu bahwa ada orang yang lebih kuat.

Awalnya hanya membaca, ia merasa kisah nya begitu tidak menariknya. Sekarang, ia merasakan dan melihatnya secara langsung. Bahwa Sky, bukanlah anak sekuat yang diceritakan. Bahwa Cevia, lebih jahat dari yang diceritakan.

Meysha memang tidak dapat kasih sayang dari orang tuanya. Tapi ia dapat dari pelayan nya, ia dapat kekayaan dan fasilitas lengkap, ia juga baru sadar. Kalau ia sebenernya sangat di manja sang ayah.

Ayahnya hanya muncul sebulan sekali. Tapi dia masih memuji atau mengelus rambut Meysha. Dibandingkan dengan Sky, anak itu disuruh mencuri ntah dari umurnya yang berapa. Jika mendapatkan koin sedikit, ia akan dicambuk sampai kesadaran nya hilang.

Bahkan makan pun, ia tak diberi oleh Cevia. Wanita gila itu menggunakan koinnya untuk merias diri, kalau sedikit ia akan gunakan untuk makan. Sky dibiarkan memakan makanan sisa.

Dan yang sekarang yang membuat anak itu menjadi menyedihkan adalah..

Karena Meysha.

•~•

Kalian tim nunggu yang selalu penasaran?
Mau spoiler?
Mau temen online?
Gabung gc yuk! Caranya gampang, tinggal kalian buka profil akuu, dan baca bio.
Linknya ada di bio paling bawah!n

White Dove CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang