Chapter 2

299 65 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kkkkrrriiinnggg…

Bel berbunyi menandakan jam pelajaran dihentikan dan waktunya bagi semua Siswi untuk berisitirahat seperti makan siang, mengobrol ataupun bermain-main ditengah lapangan.

Winter menurunkan sebelah kakinya yang sedari tadi dia naikkan untuk menjalani hukuman. dia meregangkan otot kakinya yang kaku namun beberapa siswi mulai mengerubunginya dengan menyodorkan sebotol air mineral.

“Winter-ah, kau pasti haus ini minumlah”

“tidak, ambil saja punyaku. Ini lebih menyegarkan”

“Punyaku saja, punyaku lebih sehat dibandingkan milik mereka”

“Bohong, Punyaku yang lebih Higenis dibandingkan milik mereka”

Siswi-siswi itu beradu mulut seraya berlomba-lomba menyodorkan botol minuman mereka kedepan Winter. Winter yang bingung harus melakukan apa, hanya bisa cengengesan. Untuk kabur saja dia tidak bisa karena dirinya berada ditengah-tengah siswi itu.

“Excusme Girl. Winter membawa minumannya sendiri” Giselle yang baru datang langsung menghentikan siswi-siswi itu seraya mengangkat botol minuman dan karena hal itu Winter menghela nafas lega.

“Nde, aku sudah bawa minum sendiri. Terima kasih atas tawaran kalian ya. Lain kali aku akan menerimanya tapi untuk saat ini aku akan meminum milikku saja. Tidak apa-apa kan?” Jelsa Winter seraya tersenyum membuat para siswi-siswi itu terpesona.

“Jadi.. boleh kami membawa sahabat kami ini?” Tanya Yeji seraya merangkul Winter dan dibalas oleh anggukkan dari siswi-siswi itu.

“Terima kasih gadis-gadis manis” Ucap Winter seterlah itu Giselle dan Yeji pun menarik Winter menjauh dari siswi-siswi itu sementara gerombolan siswi itu berteriak kesenangan karena ucapan Winter.

“Syukurlah kalian datang tepat waktu” Winter menghela nafas lega saat mereka sudah jauh dari kerumunan itu.

“Kenapa kau hobi sekali dihukum eoh? Jika kami tidak datang bagaimana kau akan menghindari mereka?” Tanya Yeji sembari mereka berjalan menuju kantin seperti biasa saat sedang istirahat.

“Dihukum lebih menyenangkan dibandingkan harus mendengarkan cerita matematika” Jawab Winter dengan wajah tanpa berdosa membuat Giselle menjitak kepala sahabatnya itu.

“Yakk! Appo”

“Eyy bagaimana bisa kau menjadi idola mereka? kau bahkan tidak pintar” Ejek Giselle yang membuat Winter membulatkan matanya.

“Tidak usah terkejut, yang dikatakan Giselle itu fakta” Sambung Yeji yang semakin membuat Winter mendengus kesal sementara oarang yang berada disisi kanan kiri nya sedang terkekeh  melihat Winter yang sedang cemberut.

Left or Right Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang