Chapter 02

22 1 0
                                    

"Jimin-aa aku mencintaimu sungguh ☺️" ucap Aera dengan senyum manisnya

"Jimin-aa setelah kita menikah nanti kau ingin kita punya anak berapa? Mau cewek dulu apa cowok dulu?" tanya Aera antusias

"Jimin-aa aku bersyukur sekali bisa menjadi bagian dari hidupmu, terimakasih sudah memberiku banyak cinta" ucap Aera menatap Jimin lekat

Jimin hanya bisa tersenyum senang mendengar setiap pertanyaan yang keluar dari bibir manis gadisnya.

Ia hanya mengungkapkan rasa cinta dan bersyukurnya dengan kecupan hangat di kening gadisnya itu.

Menghela nafas sejenak, Jimin kemudian memberi jawaban atas berbagai pertanyaan yang gadisnya ucapkan.

"Aera-ya aku juga sungguh-sungguh mencintaimu. Jika bisa, aku mau anak kita yang banyak dan anak pertama kita nanti laki-laki, agar saat aku sibuk bekerja nanti kamu tidak akan sendirian di rumah dan akan ada yang selalu menjaga mu🤗" ucap Jimin merangkul erat pinggang Aera

"Baiklah aku akan berusaha mewujudkan itu untukmu Jimin-aa, aku kan Kim Aera, aku pasti bisa. Apalagi untuk membuatmu bahagia, aku belum pernah gagal😎😁" ucap Aera dengan senyum percaya diri

"Iya, tapi jika ternyata anak pertama kita nanti perempuan, aku tidak masalah juga Aera, jangan terbebani soal itu ya. Iya aku percaya kamu memang tidak pernah gagal membahagiakan aku Aera-ya😍" jelas Jimin dengan tatapan penuh cinta

Aera hanya tersenyum pada Jimin, mungkin ini adalah senyum termanis Aera yang di lihat oleh Jimin.

"Tapi,..Jimin-aa, maafkan aku. Aku mencintaimu Jimin-aa" ucap Aera lirih

Aera perlahan melepas rangkulan Jimin dari pinggangnya. Ia berjalan pergi menjauh dari tempat Jimin berdiri, perlahan-lahan hingga sosoknya tak lagi terlihat seolah telah ditelan bumi bulat-bulat.

"Aera-yaa kau mau kemana?! Jangan pergi Aera😢😩!" teriak Jimin dengan sedih mencoba mengejar Aera-nya

"Aeraaaaaaaaaa....jangan pergi, ku mohon Aeraaaaa!!!!" Suara teriakan Jimin melengking selaras dengan tiap langkahnya yang tersengal

"Jangan pergi Aeraaaaaaa, kau bilang kau mencintaiku...kenapa kau pergi Aeraaaaa😭😭😭😭" teriak Jimin yang tak lagi bisa membendung tangisnya

"Aeraaaaaaa jangan pergi....😭😭😭"

"Aeraaaaaaaaaa...kau gagal membahagiakan aku Aera...kau mengingkari janjimu Aeraaaaa😭😭😭" teriak Jimin frustasi

"Aeraaaa.....😭😭😭😭😭😭" teriak Jimin terus menangis

"Jimin Hyoeng, bangun, sadar Jimin Hyoeng" teriak seorang lelaki berusaha membangunkan Jimin yang tertidur di kursi kerjanya

"AERAAA!!" teriak Jimin seketika setelah membuka matanya

"Hyoeng kau bermimpi soal 'dia' lagi?" tanya lelaki itu

"Heem aku masih terus memimpikan dia Taehyung-a" jawab Jimin lirih

Taehyung, dia adalah orang yang ditemukan Jimin saat dirinya mencari Aera dulu.

Saat Jimin dan Taehyung bertemu, itu saat Taehyung yang masih berada di semester akhir perkuliahan dan dirinya hendak bunuh diri.

Untung saja, saat itu ada Jimin yang menyadarkan Taehyung. Jika tidak, mungkin Taehyung sudah tiada sekarang.

Bahkan, setelah kejadian itu Jimin tanpa ragu mengadopsi Taehyung sebagai adiknya. Ia melihat Taehyung bagaikan berkaca pada dirinya di masa lalu.

Hidup sendiri dan ditinggal keluarga, tak punya apapun untuk menanggung beban hidup yang secara tiba-tiba memberatkan.

Kini keduanya sudah hampir tiga tahun hidup sebagai saudara laki-laki. Taehyung tau secara detail tentang Jimin dan Aera,.

Dan kejadian kali ini, bukanlah kali pertama baginya membangunkan Jimin dalam keadaan memimpikan hal buruk tentang masa lalunya dengan Aera.

Sejak kepergian Aera secara tiba-tiba, bahkan sampai waktu berlalu dua setengah tahun, Jimin masih menaruh harap pada Aera.

Berharap Aera-nya akan datang dan kembali padanya. Dan mimpi-mimpi buruknya tidak akan lagi menghampiri tidurnya.

Taehyung sampai tidak tahu lagi harus dengan cara apa, dirinya membebaskan Jimin dari jeratan cintanya dengan Aera.

Jujur saja, Taehyung merasa amat iba pada kakaknya itu. Cintanya yang begitu besar pada Aera yang entah ada dimana saat ini.

Sebagai adik, Taehyung sudah berkali-kali memperkenalkan Jimin pada teman-teman wanitanya. Tapi, tetap saja kakaknya itu tak berkutik sedikit pun dari Aera.

"Hyoeng, apa kau memang tidak pernah bisa melupakannya? Jika seperti ini terus kau sama saja menyiksa dirimu Hyoeng" saran Taehyung sembari memberi segelas air pada Jimin

"Itu adalah hal yang paling mustahil yang tak mungkin ku lakukan Taehyung-a dan kau tau pasti soal itu" ucap Jimin tegas

"Tapi Hyoeng, aku hanya ingin kau bahagia😪, kau seperti orang hidup tanpa jiwa Hyung-mengenaskan" jelas Taehyung pasrah

"Karena jiwaku memang hilang🙂" ucap Jimin tersenyum datar

"Yasudah kau memang keras kepala Hyoeng. Ini berkas yang harus kau tanda tangani untuk kerjasama kita dengan HB corp" ucap Taehyung menyodorkan berkas

"Ya, nanti ku baca dulu. Sudah sana, ke ruangan mu, aku ingin menyendiri dulu" ucap Jimin

"Oke, tapi tolong beritahu aku jika ini sudah terlalu berat Hyoeng. Ingat kau punya aku, adik mu" ucap Taehyung menenangkan

"Ya..ya, sudah sana" usir Jimin

HIRAETH (Park Jimin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang