*Satu Minggu kemudian
Jimin terbangun dari tidurnya dan beraktifitas seperti biasa yakni berolahraga dan menyantap sarapan sederhana yang di buatnya sendiri.
Sedangkan Taehyung sejak semalam menginap di rumah temannya semasa kuliah dulu, karena ada acara reuni.
Hari ini adalah hari libur bagi keduanya, jadi tak ada hal yang begitu mendesak yang harus segera dilakukan.
Ting !
Notifikasi handphone Jimin berbunyi beberapa kali. Rupanya, itu adalah pesan dari orang kepercayaannya untuk mencari keberadaan Aera.
"Akhirnya dia menghubungi ku juga" gumam Jimin sembari membalas pesan dari orang itu
"Ah shit!" teriak Jimin sesaat setelah melempar handphonenya ke sofa
"Rupanya kamu mengkhianati ku Ra," ucap Jimin menyeringai
"Setelah lebih dari empat tahun bersama ku, kau hanya ingin mengkhianati aku Ra? WHY RA? WHY?!" teriak Jimin dengan amarah yang begitu memuncak
Jimin merasa dadanya akan meledak seketika. Semuanya terasa penuh dan menyesakkan. Sampai ia tak mampu untuk sekedar meluapkannya melalui air mata.
Aera gadis yang amat ia cintai dengan segala ketulusannya memberikan balasan yang begitu picik ini padanya.
Bahkan setelah semua yang telah ia lakukan untuk gadis itu. Yang lebih menyakitkan adalah gadis itu bahkan terlihat nyaman di cumbui oleh pria lain di tempat umum.
"Aku harus mengeceknya sendiri!" ucap Jimin bertekad kuat
Jimin sesegera mungkin mengganti pakaiannya. Dan bergegas keluar--tujuannya tak lain adalah apartemen Aera saat ini.
"Aduh" gumam seorang gadis yang berdiri tepat di depan pintu apartemen Jimin yang tak sengaja tersenggol pintu karena Jimin membukanya
"Maaf-maaf aku tidak sengaja" ucap Jimin sembari membantu gadis itu mengambil beberapa tteok yang terjatuh di lantai
"Hyoeng, ada apa ini?" seru Taehyung yang baru saja datang menghampiri keduanya
"Aa Taehyung-a kebetulan kau sudah datang tolong bantu dia, aku sedang buru-buru" ucap Jimin kemudian yang langsung bergegas pergi tanpa sempat melihat wajah gadis bertopi di depannya tadi
"Hei Hyoeng berhati-hati lah," seru Taehyung sembari menggelengkan kepalanya
"Ini tteok mu, apa kau baik-baik saja?" ucap Tae sembari memberikan tteok milik gadis itu dan menanyakan keadaannya karena terjatuh tadi
"Oh ya terimakasih, aku tidak apa" jawab gadis itu sembari melihat ke arah Tae yang sejak tadi juga memandangnya
"Yasudah, aku masuk dulu ya" pamit Tae
"Tunggu dulu," cegah gadis itu
"Ada apa?" tanya Taehyung sedikit bingung
"Em ini aku kemari ingin memberikan tteok. Aku penghuni baru di sini apartemen ku di bawah apartemen kalian" jelas gadis itu
"Tenang saja ini tteok yang masih bisa ku selamatkan tteok itu tidak jatuh sama sekali kok" jelas gadis itu lagi
"Ooh seperti itu, baiklah kurasa sudah cukup jelas mengenai tteok. Tapi, kau bahkan belum menyebut nama mu" ucap Tae sedikit menampilkan box smilenya pada gadis itu
"Aa iya ya, namaku Min eunbyol. Kau sendiri siapa?" ucapnya memperkenalkan diri dan bertanya balik
"Nama yang bagus, aku Kim Taehyung dan kakak ku tadi bernama Park Jimin, oh aku lupa marga ku sekarang juga Park" jelas Taehyung
"Baiklah Park Taehyung aku permisi dulu" pamit gadis itu
Taehyung hanya mengangguk dan juga bergegas masuk ke apartemennya.
Sedangkan Jimin, ia sudah memasuki lobi apartemen Aera. Dan tengah mencari unit yang ditinggali Aera berdasarkan informasi yang diperolehnya.
Terlihat Aera baru saja keluar dari unit apartemen itu dan menuju atap apartemen. Ini adalah kesempatan Jimin untuk mengikutinya.
Kondisi di atap apartemen sangat sepi, hanya ada Aera dan dirinya yang mengamati.
"Aera, ini benar-benar kamu Ra" gumam Jimin lirih
"Ini kesempatan ku" gumam Jimin lagi
Saat Aera tengah menatap pemandangan dan menikmati udara segar dari atap apartemen. Saat itulah Jimin memeluk dan membalik tubuh Aera untuk menghadapnya.
"Ji-min" ucap Aera dengan raut wajah yang benar-benar terkejut
Jimin tak menjawab, cengkeramannya pada tubuh Aera semakin kencang dan tatapannya kian tajam.
"😘" Jimin langsung mencium bibir Aera dengan ganasnya
Aera tak bisa melawannya, Jimin cukup kuat untuk mengurung tubuhnya.
Jimin terus menautkan bibirnya dengan Aera kian lama kian brutal hingga tak memberi kesempatan Aera untuk bernafas.
Ia langsung menggendong Aera dan membawanya ke ruangan terdekat dari atap--yah ruang yoga yang kebetulan kosong. Jimin menggendong Aera tanpa melepaskan pautannya.
Jimin mengeksekusi Aera di ruangan itu dengan begitu saja, seolah setiap gerakan yang ia lakukan pada Aera itu tidak menciptakan kenikmatan bagi Aera tapi justru kesakitan.
"Jimin-a jangan lakukan ini padaku😭" seru Aera sembari menangis
"Kenapa Ra?! Kenapa aku tidak boleh melakukannya?! Apa karena aku bukan pria itu ?!" teriak Jimin dengan amarah yang sudah amat memuncak dan masih terus mengeksekusi Aera
"Mak-sud ach sakittt...mak-sud kamu ap-a Op-pa" seru Aera sembari merintih kesakitan
"Kau pikir aku tidak tahu Ra, kau bersama pria itu kan, kau bersama Caedes !" teriak Jimin yang semakin keras mengeksekusi kepemilikan Aera
"Ach Jimin-a ini benar-benar sakitt😭, bagaimana kau tahu mengenai dia " seru Aera yang tengah kesakitan sembari bertanya
"Sakit ini tidak sesakit yang aku rasakan Ra, dan kamu tak perlu tahu aku tahu darimana soal pria yang membuat mu meninggalkan aku dan impian kita !" jelas Jimin dengan tatapan yang tajam
"Yang perlu kamu tahu sekarang, aku sadar bahwa Aera yang aku jaga lebih dari hidupku tidak lebih dari sekedar pengkhianat !" ucap Jimin yang langsung meninggalkan Aera begitu saja dalam keadaan yang benar-benar kacau
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH (Park Jimin)
RomantizmBerjuang bersama dan menemani di setiap kondisi dan hiruk pikuk perjuangan, kemudian meraih "sukses" yang diidamkan. Hidup bahagia dengan sangat berkecukupan bersama kekasih yang dicintainya. Tapi, realitanya semua tak terjadi dalam kehidupan yang d...