"KRING...KRING...KRING..."
Terdengar suara yang sangat nyaring di telingaku.
Aku mengerjap beberapa kali, berusaha membuka kedua mataku yang silau terkena cahaya matahari pagi dari arah jendela.
"KRINGGG..."
Bunyi itu terdengar sekali lagi, kedua mataku sudah terbuka lebar mengamati sekeliling yang sudah sepi dan mulai menyadari bahwa tadi adalah bunyi bel masuk sekolah terakhir yang berbunyi panjang dan hanya sekali.
Mampus, aku yang panik pun segera mengintip keadaan sekolah dari balik jendela. Jantungku berdetak lebih cepat saat melihat gerbang sekolah yang sudah ditutup oleh Pak Yanto dan juga terdapat Ustadzah yang lagi stand by menunggu murid murid yang telat.
Aku berusaha kembali mengintip dari balik jendela dengan berjinjit-jinjit ke kanan kasur, berusaha melihat adakah murid yang telat di dalam, namun tidak sadar aku malah terlalu pinggir hingga terjatuh.
Duk.
"Aduhh." Aku mengerang kesakitan, melihat kakiku yang terbentur oleh tangga tempat tidur.
Belum apa-apa aku udah telat plus jatuh dari tempat tidur lagi, batinku sedih.
Tidak mau terlarut dalam kesakitan dan juga kesialan ini, aku bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap.
Setelah semua beres, aku lekas ke gedung Sekolah yang letaknya berada di depan gedung asrama.
Aku berusaha jalan pelan dengan mengendap-endap keluar dari kamar asrama. Tujuannya supaya tidak bertemu dengan Ustadzah Rara yang menjaga asrama, karena jika ketahuan sudah pasti ustadzah akan mengomeliku habis-habisan.
Aku sedikit mengintip area dapur asrama, dan ternyata para ustadzah sedang asyik membersihkan menu sarapan tadi dan tidak memedulikan sekitar.
Yes, kesempatan. Batinku girang.
Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Aku bergegas lari menuju sekolah.
Sampai di sana, sudah terlihat Ustadzah Ika yang menyambutku dengan hukuman di depan gerbang sekolah.
Aku menghela napas lelah.
Inilah awal mula perjalanan menuju mimpi-mimpiku.
...
Hello! If you like with this story', don't forget to vote and follow. Thank you guys!
-h
Instagram : @hello.reads / @hal.waa
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Pejuang Mimpi
Teen FictionMenjadi seorang santri di pondok pesantren membuat kehidupan Ayana berubah seratus delapan puluh derajat. Awalnya Ayana atau yang kerap disapa Aya itu merasa khawatir tidak dapat menggapai mimpi mimpinya yang terlampau besar dan jauh untuk digapai...