BAB 1

5 2 0
                                    

Harusnya aku ikut Salsa aja tadi. Ratapku dalam hati.

Aku meringis sebal mengingat bahwa tadi seharusnya aku tidak tertidur kembali setelah selesai mandi dan bersiap-siap. Aku terlalu percaya diri dapat bangun kembali setelah tertidur lagi, namun naasnya aku malah terbangun oleh bel masuk sekolah.

Penyesalanku tak sampai disitu saja, saat aku asik tertidur, Salsa (sahabat satu asrama dan sekolahku) mengajakku berangkat sekolah bareng setelah lama tidak bertemu dan sekolah akibat libur lebaran. Namun lagi lagi aku menolaknya karena rasa mataku yang masih nyaman menutup rapat.

"Aya, tulis satu surat ini dan berikan kepada saya jika sudah selesai!"

Aku hanya dapat mengangguk pasrah pada hukuman yang diberikan oleh Ustadzah Ika.

Yang membuatku sebal, ternyata aku satu-satunya murid yang terlambat hari ini. Membuatku lebih banyak mendapat ceramah sendiri.

Aku memutuskan mengerjakan hukuman itu nanti, dan sekarang bergegas menuju kelasku yang berada di lantai dua sekolah.

Hah, cape juga, batinku lelah. Aku melihat tulisan XI IPA 1 yang terlihat sedikit pudar di depan pintu kelas.

Aku melihat sebentar keadaan kelas yang hening akibat ustadzah Dina (guru bahasa) sedang menerangkan pelajaran.

Aku mengetuk pintu dengan ragu-ragu, tanganku sedikit gemetar saat menekan engsel pintu yang membuat aku menjadi pusat perhatian di kelas.

"Maaf ustadzah, saya telat," aku berusaha tersenyum yang pasti akan terlihat canggung

Ustadzah Dina nampak menghela nafas, "Baik, karena baru pertama kali *ana lihat *anti telat, jadi silahkan masuk dan cari tempat duduk."

Aku melihat tempat duduk di sebelah Salsa yang memang sengaja kosong untuk aku tempati. Dan saat aku berjalan ke arahnya, tak luput dari tatapan murid lain yang terlihat heran bahwa aku terlambat.

Oke, siapa pun pasti pernah terlambat kan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Para Pejuang MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang