P r o l o g u e | Jun

58 17 0
                                    

Memories, stuck inside ; for those who love a bad girl like idiot


            SUAMI wanita yang dikasihinya―Jeon Jungkook telah pergi dan Jun masih terdiam layaknya orang bodoh memandangi Kim Sana yang tak lebihnya wanita kurang sehat―semakin hari ia semakin terlihat kurus. Mata Sana tak menatap parasnya sama sekali pun untuk sekadar mengetahui keberadaannya dan suara Sana yang benar-benar menawan kembali memenjarakan Jun pada ketidakpastian semu yang tak pernah berakhir.

"Ayo kita lanjutkan ke atas." Sana tersenyum sendu padanya, namun pemuda berambut cokelat itu tahu bahwa segala fantasi liarnya tak akan pernah Sana sanggupi, karena sebenarnya Kim Sana terlalu bodoh untuk menjadi jahat.

Sana sebenarnya tak pernah sekalipun mengijinkan Jun untuk menyentuhnya―hanya karena seorang Jeon Jungkook saja ia sengaja melakukannya―menciumnya. Sana mahir bersandiwara, seakan-akan menikmati semua permainan hanya untuk menyakiti dirinya sendiri dan suaminya. Entah untuk apa Jun tak cukup tahu.

Tapi, tentu saja ada satu fakta mengejutkan dari wanita yang dicintainya itu.

Masa lalu Kim Sana begitu suram dan Jun bisa mengerti untuk selalu mengulurkan tangannya. Walaupun mereka sama-sama tak pernah merasakan apa yang orang sebut dengan 'kebahagiaan' atau 'cinta' namun baginya selama Sana bisa bertahan untuk hidup itu sudah cukup, selama Sana tidak mencoba untuk pergi dari dunia ini atau menyerah akan hidupnya dan melakukan segala hal gila demi meninggalkannya. Selama itu, Jun akan tetap bertahan di sisi wanita itu, kendati Jun tahu bahwa sakit hatinya terlalu sulit untuk dirasakan olehnya lagi―ia sudah mati rasa.

"Sudah?" Jun menjauhkan dirinya. "Sudah selesai bermain perannya?" Pemuda itu bertanya dengan membenarkan dasinya yang sedikit berantakan dan menata surai indah milik wanita di hadapannya itu.

Seketika mood Sana berubah drastis, walaupun sejak awal pun Sana sudah muak bersandiwara di depan Jungkook terus-menerus. Dan bagaimanapun Kim Sana mencoba bermain api dengan pria itu, Jun selalu menghargainya. Lelaki itu terlalu baik, sangat baik malah.

"Terimakasih." Sana tersenyum tipis. "Sebaiknya kau pulang, Jun." Sebelum Sana bangkit dengan terhuyung menuju kamarnya yang berada di atas, ia mencium pipi Jun dengan putus asa.

Menyisakan Jun yang masih menatap Sana dengan kosong, melihat wanita itu yang dipapah oleh Bibi Choi menuju kamarnya. Jun terdiam―memikirkan banyak hal dan ia berjanji pada dirinya sendiri, untuk selalu setia membantu Kim Sana untuk tetap bertahan hidup, walaupun perannya ini sudah mengikis dirinya sendiri karena Sana benar-benar mahir sekali membawa setiap serpihan perasaannya kabur dan tak mengembalikannya kembali. Jun memang terlalu idiot untuk mencintai Kim Sana dengan segenap dunianya.

"Kau boleh pergi, Jun." Ucap Sana sekali lagi dari tangga tempatnya berpijak, wanita itu tersenyum lemah berusaha menutup perasaannya untuk Jun ketahui lebih dalam. []

Ending Scene [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang