Zennita 07 - Kecewa

27 20 6
                                    

Di sebuah ruang tamu pria paruh baya tengah membaca koran, sambil di temani dengan teh hangat buatan sang istri tercintanya, ia adalah Hardi pradana, pria itu mengajak sang istri untuk berbincang-bincang pada sore ini.

"Mah? Papah mau ngomong sini deh mamah duduk," Hardi membuka percakapan

"Iya kenapa sayang," balas Laura istri Hardi

"Untuk beberapa bulan ini mungkin papah akan jarang ada di rumah mah, karna papah harus mengurus bisnis papah yang sekarang sedang goyang," Tutur Hardi serius pada sang istri

"yahh, gitu ya pah? padahal papah pulang malem aja mamah udah kangen banget, apalagi kalo papah ga pulang," Laura memegang tangan sang suami sambil memasang wajah melasnya

"Iya mah, karna papah kan juga harus mentingin bisnis papah itu, apalagi yoland punya keinginan untuk berkuliah di luar negri kan? Yang pasti biayanya pun ga cukup sedikit mah," Ucap Hardi yang terus meyakinkan istrinya.

"yauda deh, tapi sebelum itu papah harus temuin dulu anaknya, supaya nanti yoland ga kaget pas papah ga pulang pulang," Balas Laura pada Hardi

"Iya mah, nanti sekalian pas papah jemput yoland di sekolah ya," ucap hardi

****

Suasana di sekolah..

Pukul 14:15 dimana seluruh murid SMA BINA NUSANTARA memasuki jam pulangnya, tak lama bel pun berbunyi menandakan waktu pulang telah tiba.
Terlihatlah Zennita, via dan Tasya yang baru keluar dari kelasnya

"eh Zen sumpah tadi waktu Lo di gangguin sama si nenek sihir itu banyak banget yang liatin tau," ujar via pada Zennita

"Nenek sihir? Siapa?" Tanya Zennita

"Siapa lagi kalo bukan yoland si nenek kebayan jelek," Sahut via

"Loh tadi nenek sihir, sekarang nenek kebayan maksudnya apa si?" Celetuk Tasya dengan wajah bingung

"Apasiiii ih, Lo mending diem aja deh tas, gue kan lagi ngomong sama Zennita," Ujar Via geram

"Udah-udah Gausa berantem, ya lagian biarin aja mau di liatin kaya gimana juga toh dia emang hits kan di sekolah ini, jadi ya gimana lagi," balas Zennita pasrah

"Gue yakin banget Zen Lo abis ini bakal di incer sama yoland, jadi Lo harus bisa jaga diri ya?" Ujar via yang seketika menghentikan langkahnya.

"iyaa, Lo tenang aja vi, makasih ya udah care sama gue? Yuk lanjut jalan," Ajak Zennita.

Back to the Hardi

Kini mobil berjenis mercy telah terparkir sempurna di depan gerbang sekolah, yang dimana ingin menjemput putri tercintanya, siapa lagi kalau bukan Hardi Pradana, pria gagah dengan jas hitam yang di kenakan membuat tampilannya terlihat elegan.

"Papahhh," panggil wanita berkulit sawo matang

"Hei nak," Sahut Hardi sambil mencium kepala sang putri.

"Ih papah ko tumben si jemput yoland, biasanya papah bakal nyuruh supir papah yang jemput," tanya yoland sambil bersandar pada sang ayah.

"Iya sayang, papah jemput kamu karna papah mau ngobrol sama kamu, tapi papah mau ngobrol sekalian makan mau?," Tanya Hardi

"Mau pah mau, eh tapi mau ngobrolin apa pah?," Ucap Yoland

"Udah ayo masuk aja dulu," balas Hardi

Merekapun memasuki mobil dan melajukan mobilnya untuk sampai tujuan.

Di sisi lain

"Sakit banget dada aku waktu denger dia manggil papah, jadi selama ini dia anaknya papah,"

Zennita sedari tadi melihat dan mendengar percakapan Hardi dan yoland, ia tidak menyangka bahwa Hardi telah kembali berkeluarga, dan bagaimana bisa anaknya seusia dengan Zennita bahkan lebih tua setahun,

"Aku rasa ka yoland itu anak tiri papah." Tutur Zennita

"apa aku ikutin mereka aja ya? ah iya deh aku ikutin aja."

Zennita pun berencana mengikuti sang ayah, dengan memasuki taksi online yang sudah Zennita pesan beberapa hari waktu lalu.

"Pak, ikutin mobil putih itu ya? Saya mau ada perlu." ucap Zennita pada supir taksi online

"Oke, baik neng." jawab pak supir

Zennita pun mengikuti mobil Hardi yang mulai memasuki pekarangan restoran yang ada di samping jalan.

"Udah pak berhenti di sini aja, ini uang ongkosnya, kembaliannya buat bapa aja ya." Tutur Zennita seraya memberikan uang kepada supir taksi

"Oh iya, terimakasih banyak ya neng, hati- hati di jalan." Ucap sang supir dan di balas senyuman oleh Zennita

Hardi dan yoland mulai memasuki restoran yang mereka kunjungi seraya mencari tempat untuk duduk, mereka pun mulai memesan makanan, Sementara di belakang, Zennita bersembunyi supaya tidak ketahuan jika ia mengikuti mereka.

"Pah, papah mau ngomong apa sih sampe yoland di ajak makan segala." Tanya yoland pada Hardi

"iya jadi gini nak, untuk beberapa bulan kedepan papah akan lebih fokus lagi sama kerjaan papah, karna kan tahun besok kamu harus kuliah perguruan tinggi di luar negri, makanya papah harus lebih extra lagi mencari uangnya nak." ucap hardi sambil tersenyum.

"Yah, papah jadi jarang pulang dong? Tapi uang saku yoland bakal lancar kan pah? Dan ga akan berkurang kan?." Tanya yoland khawatir

"ya engga dong sayang, uang kamu sudah papah jatah tiap bulannya, jadi kamu gausa khawatir soal itu, okey?"

Hardi pun meyakinkan anaknya supaya ia tidak curiga bahwa sebenarnya perusahaan yang Hardi pimpin saat ini penghasilannya mulai menyusut, karna adanya kerugian besar yang di alami perusahaan Hardi tersebut.

Zennita pun Masi menguping pembicaraan Hardi dan yoland, sebenernya Zennita pun masih belum paham apa yang terjadi di antara mereka.

"Pokonya aku harus samperin papah, sebelum aku kehilangan jejak mereka." Ucap Zennita

Hardi dan yoland pun sedang menikmati hidangan yang disajikan, beberapa lama kemudian yoland merasakan sakit pada perutnya dan ia pun memutuskan untuk pergi ke toilet.

"Pah sebentar ya aku ke toilet dulu." Ujar yoland sambil memegang perut nya yang sakit.

"Ah iya sana." Jawab Hardi sembari mengunyah makanannya

Belum ada 1 menit Yoland pergi, yoland pun kembali duduk di kursi tepat di depan Hardi.

"Loh sudah ga jadi ke toilet nak? Katanya tadi mau ke toilet." Ucap hardi sambil fokus memainkan handphone nya

"Gimana dengan hidup anda pak? Bahagia dengan keluarga baru anda?"

Ternyata yang duduk di depan Hardi adalah Zennita, Zennita Aliyana Pradana.

"Kamu siapa?" tanya Hardi pada gadis itu, sebenarnya Hardi tau anak ini siapa, Karna Zennita memiliki wajah yang mirip dengan hardi, tapi Hardi berharap dugaannya salah.

"Zennita Aliyana Pradana mungkin?" Ucap Zennita tegas

"Ga usah kaget gitu pak, saya juga ga akan ganggu makan siang anda bersama anak kesayangan anda itu."

"Temuin aku malam ini ke alamat ini, kalau ga Dateng biar aku yang datang kerumah keluarga papah,"

Zennita mengeluarkan selembar kertas kecil yang berisikan alamat taman di dekat rumahnya, setelah memberikan itu pada Hardi, Zennita pun beranjak dan pulang kerumahnya.

"Sial harusnya dulu saya bunuh kamu juga, seperti ibu kamu." Ucap hardi sambil melihat kearah Zennita yang mulai menjauh.

To be continued

***
Hai-hai semua, maaf banget ya baru update lagi, maaf juga kalo kata-kata nya masih berantakan, aku harap di chapter ini kalian semua sukaa

***
Jangan lupa Follow, Vote, serta komen ya all

ZENNITA || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang