Ruangan putih.
Kelvin masuk kedalam ruangan itu, Ferdinand mengikutinya dari belakang. Andrea terlelap, wajahnya sungguh pucat, seperti kapas yang begitu rapuh dan begitu membuat Kelvin cemas.
"Andrea pendarahan hebat, hari ini puncaknya..."
"Bagaimana bisa ? kau tidak menjaganya ?" bentak Kelvin dengan wajah kesal bercampur khawatir namun ia berusaha menahannya. Ferdinand mengerjap, ia menatap Kelvin dengan wajah menyesal "Aku... aku ada rapat penting dan..."
"Kau tidak mencintainya ? Brengsek !" Kelvin hampir saja meninjunya jika ia lupa bahwa saat ini mereka sedang berada di rumah sakit. "Aku mencintainya namun kehadiranmu sering menjadi pengganggu" ucap Ferdinand putus asa.
"Aku tidak akan ada dan dia tidak akan mencariku seandainya saja kau lebih mempedulikannya!" desis Kelvin dengan wajah mengerikan. Ferdinand tertunduk, memang benar apa yang dikatakan Kelvin.
Sebenarnya ia selalu datang hanya jika Andrea menghubunginya, Kelvin tahu Andrea hanya akan mencarinya disaat membutuhkan.
Kelvin layaknya sebuah cadangan bagi Andrea. Seperti saat ia kesepian tanpa Ferdinand contohnya.
"Aku sepakat tidak akan menemuinya lagi..." Kelvin berusaha mengucapkannya dengan mantap. Ferdinand menoleh, memastikan apa Kelvin serius dengan ucapannya. "Seandainya saja kau mau berjanji untuk menikahi Andrea secepatnya" lanjut Kelvin lagi.
"Aku setuju..."
"Tapi jika hal ini terulang, kau tidak akan pernah punya kesempatan untuk mendekatinya!" ujar Kelvin penuh peringatan.
**
Kelvin sudah melihatnya, senyum yang begitu memikat dan pasti sudah membuat siapapun menatap dua kali kearahnya.
Kelvin sendiri pernah jatuh cinta padanya sebelum kenyataan bahwa mereka bersaudara membuat Kelvin mengurungkan niat untuk menggapainya.
"Kau datang ?" Riana menatap Kelvin dari ujung kaki sampai kepala dan pria itu membuka tangannya lebar-lebar lalu Riana memeluknya dengan begitu erat.
Sejak Riana menikah dengan Josh, mereka hanya berbicara lewat telpon karena Kelvin juga memiliki jadwal yang begitu padat. Dan kini Kelvin berada di Birmingham menghadiri ulang tahun nenek.
"Tentu saja, aku merindukan nenek dan kau..." Kelvin memeluk Riana dengan erat, Riana balas memeluknya dengan sayang. Tiba-tiba sosok tinggi dan begitu dingin itu sudah berada disitu.
"Ehm..." Joshua berdehem, menyadarkan mereka berdua bahwa Josh memang tidak pernah mengijinkan pria manapun memeluk istrinya, Riana.
"Baiklah, aku tidak akan memeluk istrimu. Kau takut aku merebutnya darimu kah kak ?" lalu Kelvin terkekeh, Josh menyunggingkan senyumnya "Tentu saja, kau sudah dewasa dan sudah pintar membuat wanita tergila-gila"
Riana menoleh kearah Josh dengan tatapan meremehkan, lalu menoleh lagi kearah Kelvin "Namun kau tidak boleh seperti dia" ujarnya sambil menunjuk kearah Josh.
Kelvin terbelalak "Aku masih perjaka, Riana! Tenang saja" ujar Kelvin santai, membuat Josh melotot kearahnya dengan ganas. Riana terkekeh melihat wajah Josh yang begitu lucu.
Kelvin juga ikut tertawa. "Apakah harus membicarakan keperjakaan disini ?!" dengus Josh sedikit kesal.
Diana menggelengkan kepalanya kearah mereka berdua, dua pria kakak beradik yang terlihat seperti anak kecil. Lalu Riana menoleh kearah Kelvin dengan antusias.
"Dan kau tahu kami memiliki kabar apa ?" ujar Riana dengan penuh semangat. Kelvin melebarkan senyumnya "Kabar baik ?" tanyanya dengan semangat. "Tentu saja, kau akan segera memiliki keponakan!" sahut Josh kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAP 2 (The Second Journey Of 'My Adult Partner')
RomanceMy Adult Partner 1 & 2 akan ditulis ulang secara lengkap (tanpa pemotongan) di akun https://rstnwrstories.blogspot.com See you guys ^^